Kolom Fiam Mustamin
Siapakah itu warga KKSS, organisasi kemasyarakatan paguyuban kekerabatan/kekeluargaan ini telah berkembang begitu besar dengan wilayahnya di seluruh pelosok provinsi, kabupaten/kota dan beberapa perwakilan luar negeri, organisasi dari komunitas daerah se asal kabupaten/kota serta organisasi dengan ikatan profesi, ikatan alumni dan kesamaan minat olahraga budaya dan kesenian.
Mereka-mereka itu terikat oleh se asal kelahiran turunan genetik leluhur, karena ikatan perkawinan, pernah bermukim belajar bekerja atau telah menyerap perilaku nilai-nilai budaya dan adat Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja ).
Dengan ikatan emosional dan kultural inilah menjadikan KKSS ini begitu terbuka dan demokratis yang menganut filosofi dari leluhurnya yang perantau; di mana perahunya terdampar dan membuang jangkar maka di situlah mereka membuka kehidupan baru, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Mengabdi untuk kehidupan dunia dan akhiratnya tidak ada pikiran untuk kembali ke negeri asal leluhurnya.
Merantau bagi mereka seperti yang orang Bugis mengatakan malleke dapureng yang artinya memindahkan dan membawa seluruh perangkat untuk memulai dan membangun kehidupan baru yang mana kemudian mereka terdampar untuk kehidupan barunya.
KKSS dan Tantangannya
Empat suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja menghayati pesan pesan leluhurnya yaitu ada tongeng/kebenaran, lempuk/kejujuran, getteng/keteguhan, sipakatau/saling menghargai dan mappesona/berserah diri yang bisa dipadatkan menjadi dua kata yaitu kecerdasan/kecendekiaan, kepanritaan dan keberanian.
Dua hal ini telah menyatu dalam darah genetik yang positif diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kepeloporan dalam kehidupan ekonomi bagi warga KKSS sering menjadi sasaran kecemburuan sosial yang berujung ke aksi-aksi kerusuhan/konflik sosial antarsuku dan etnik tempatan dengan suku pendatang seperti yang baru-baru ini terjadi di Wamena Papua, Penajam Kaltim dan beberapa daerah sebelumnya yang perlu lebih dicermati sebab muasal pemicunya.
Dialog Budaya Lintas Etnis
Begitu penting tercipta hubungan yang interaktif dan berkesinambungan tercipta dialog antarsuku di suatu daerah yang menyatukan karena budaya Kesatuan Kebangsaan yang bhineka untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, KKSS yang diharapkan sebagai ‘perekat kebangsaan’ yang memiliki jaringan cukup luas di seluruh daerah dan telah memiliki hubungan kesejarahan dan budaya yang cukup lama baiknya dilakukan penulisan buku untuk mengenal jejak dan hubungan genetik antarsuku Bugis Makassar dengan suku tempatan di mana KKSS berada untuk menjadi referensi bacaan bagi generasi dalam upaya membangun kepercayaan bahwa Kita Orang Bersaudara: tak ada jalan untuk saling memusuhi saudara sendiri
Penulis, mantan Sekretaris Eksekutif KKSS