PINISI. co. id-Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel menggelar seminar kearsipan bertema Eksistensi Penyelamatan Arsip/Naskah Lontara Dalam Menjaga Peradaban Sulsel di Hotel Continent Centrepoint, Makassar, Senin (2/11/20).
Kegiatan yang dibuka Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel, Moh Hasan, SH, MH ini menghadirkan dua narasumber, Bachtiar Adnan Kusuma (tokoh literasi) dan Idwar Anwar (budayawan).
Bachtiar Adnan Kusuma (BAK) yang menulis ratusan buku dan Idwar Anwar penulis buku budaya dan novel lontara ini, menggugah puluhan peserta yang merupakan arsiparis (pegawai arsip) dari sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) se-Sulsel untuk berani menulis buku.
Apalagi tugas utama para arsiparis ini bersentuhan langsung dengan arsip atau naskah-naskah penting, yang sesungguhnya menarik untuk dipublikasikan.
BAK menegaskan, untuk menulis buku, maka yang perlu dibudayakan adalah kebiasaan membaca dulu. Dengan membaca, maka dapat menguasai banyak kosa kata yang sangat penting saat menulis.
Sekjend Asosiasi Penulis Profesional Indonesia ini mengutip hasil penelitian di Eropa mengenai manfaat membaca dan menulis. Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang gemar membaca, tidak akan terkena penyakit lupa ingatan meski sudah memasuki usia lanjut.
“Jadi jangan tunda, mulailah menulis. Luangkan waktu sekitar 30 menit untuk menulis apa saja. Misalnya, aktivitas sehari-hari,” kata BAK.
Idwar Anwar juga mengingatkan pentingnya peran arsiparis untuk menjaga kelestarian naskah-naskah kuno, termasuk lontaraq.
Namun, bukan hanya sekadar dijaga dan dilestarikan. Idealnya naskah-naskah lontaraq dipublikasikan, sehingga bermanfaat bagi banyak orang.
Menurutnya, masih sangat banyak naskah lontaraq di tangan masyarakat. Namun, meski naskah-naskah kuno itu sudah susah payah dikumpulkan, tetap tidak banyak manfaatnya jika hanya disimpan sebagai arsip di perpustakaan. (Van)