PINISI.co.id- Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP-KKSS) Muchlis Patahna mengecam dan mengutuk keras Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyerang sejumlah pekerja proyek Jalan Trans Papua di Teluk Bintuni, Papua Barat, Kamis (29/9/2022) lalu.
Akibat penembakan itu, warga KKSS menjadi korban. Pembantaian ini, menurut Muchlis, adalah pelanggaran HAM berat, sehingga negara harus hadir melalui Presiden, TNI dan Polri.
“Segera usut tuntas dan tidak boleh terulang lagi. Negara harus hadir dan wajib memberi rasa aman kepada seluruh masyarakat,” tegas Muchlis yang menyampaikan belasungkawa atas anggota KKSS yang menjadi korban kebiadaban KKB di Papua Barat.
Karenanya Muchlis meminta TNI dan Polri mengerahkan operasi masif untuk memberantas KKB.
Seperti diketahui sebanyak 14 pekerja dilaporkan menjadi korban serangan KKB di Teluk Bintuni. Di antara 14 korban tersebut, empat tewas, sembilan selamat, dan satu korban hilang.
Sebelumnya Ketua KKSS Provinsi Papua Barat H. Nurjaya dalam keterangan pers di GSG Bintuni, Sabtu (1/10/2022), meminta kepada aparat hukum untuk segera mengusut tuntas, menangkap dan menghukum para pelaku atas perbuatannya yang keji. Dia juga mengungkapkan bahwa warganya sering menerima perlakuan yang tidak selayaknya diterima.
Terkait hal itu, Nurjaya menyampaikan bela sungkawa atas peristiwa tersebut.
“Atas nama Ketua KKSS Provinsi Papua Barat, kami mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka cita atas meninggalnya warga KKSS,” tuturnya.
Menurut Nurjaya, warga KKSS sering menerima perlakuan seperti ini, dan kami berharap aparat keamanan bersikap tegas terhadap pelakunya.
“Berdasarkan informasi yang saya terima, ada tiga korban yang berasal dari Bugis dan Makassar, serta satu dari Manado,” kata Nurjaya menambahkan.
Dalam kesempatan tersebut, Nurjaya mengimbau kepada warga masyarakat KKSS di seluruh Provinsi Papua Barat agar dapat menahan diri, tetap tenang dan menunggu hasil kerja dari aparat keamanan.
“Mari kita serahkan kepada penegak hukum, jangan kita ikut campur. Kalau kita ikut campur nanti masalahnya semakin panjang,” imbau Nurjaya. (Lip)