Kolom Fiam Mustamin
KEPULANGAN Hj. Sumarni binti H. Antar, Selasa pagi 20 April 2021/ 8 Ramadhan 1442 H., menyisakan duka kesedihan yang begitu mendalam bagi suami, H. Marzuki Abd. Salam, SH.
Selama 46 tahun pernikahannya, sejak 1975 tak pernah berpisah jauh dan selalu bersama dalam membesarkan 4 orang putra dan 1 putri yaitu 1. H. Muh Ibrahim 2. H. Muh Rosihan 3. H. Muh Imanuddin 4. H. Muh Kahfi dan 5. Hj. Balkis yang telah dibekali pendidikan sarjana dan telah berhaji bersama.
Kedekatan dan kesetiaan Marzuki dengan isterinya tercinta sebagaimana dituturkan oleh H Amin Badawi sahabatnya, saya merasa perlu membuat sebuah catatan khusus untuk dapat diserap makna kebajikannya, paling kurang untuk anak-anak cucu dan kerabat-kerabatnya.
Apa itu ?
Kesetiaan abadi … orang Bugis
menyebutnya pappoji mannenungeng dek pagangkanna/tak berbatas …
Untuk itu, saya kutipkan sebuah syair dari sastrawan Melayu, keturunan darah Bugis, Rida K. Liamsi menulis sbb :
Layang layang bertali benang, putus benang tali belati, Cinta ikhlas dalam hati, Cinta membatin cinta yang kukenang, Cinta sejati kubawa mati, novel Bulang Cahaya, 2007.
Cinta Marzuki adalah cinta khas orang
Bugis yang diabadikan sepenuhnya bagi kehidupan keluarganya. Kepergian isterinya membuka tabir ini bagi sahabat terdekatnya.
Marzuki ini sahabat saya puluhan tahun sejak era Mohammad Taha, Ketua Umum KKSS.
Cintanya itu adalah pribadinya dan filosofi kehidupan orang Bugis dengan keteguhan dan kesetian pada komitmen pilihannya : Toddopuli Temmalara/pilihan keteguhan.
Dalam kehidupan sebagai pengacara di kota besar metropolitan Jakarta ini, sosok Marzuki tak tergoyahkan dengan prinsip-prinsip kehidupan Bugis leluhurnya yang dipanutinya. Ada Tongeng/berkata benar dan lempu/kejujuran.
Dengan haru terisak, Marzuki menuturkan wasiat bersama isterinya kepada anaknya untuk selalu berbuat kebaikan, masing-masing dapat membangun rumah ibadah atau pendidikan agama.
Dalam tulisan ini saya memberi apresiasi sikap kesetian dan keteguhan cinta Marzuki dengan menyebut cinta abadi pasangan legendaris memorial love story klasik : Romeo dan Yuliet di Italia, Leila Majenun di Arab, raja Shah Jahan dan ratu Muntaz Mahal di Taj Mahal Agra India, Datu Museng dan Maipa Deapati di Galesong Makassar.
Beranda Inspirasi Ciliwung 15 Mei 2021