Kolom Andi Jamaro Dulung
Munculnya hanya sepasang calon dalam PILKADA di Soppeng akan memulihkan konflik sosial yang terbelah akibat Pilkada empat periode sebelumnya.
Tidak bisa dipungkiri pertarungan para tokoh pada pilkada priode sebelumnya membelah warga Soppeng ke dalam dua kubu.
Pertarungan Andi Harta Sanjaya dengan Andi Sutomo. Andi Sutomo dengan Andi Kaswadi. Andi Kaswadi dengan Lutfi Halide. Diakui atau tidak telah meninggalkan residu demokrasi berupa kerusakan kaharmonisan sosial.
Masyarakat Soppeng terbelah menjadi dua bagian besar yang saling berkonflik dan tidak produktif. Akibatnya sangat merugikan masyarakat.
Kelompok masyarakat yang tidak mendukung pemenang cenderung tidak mendapat perhatian berupa program pemerintah. Program pembangunan tidak tepat sasaran.
Akibatnya sampai pada rekruitmen dan penempatan pejabat yang tidak profesional. Meskipun bagus kinerjanya jika masuk pada kelompok yang kalah, tetap tidak dipakai. Sebaliknya meskipun kapabilitas pas-pasan jika itu menjadi bagian dari proses pemenangan. Itulah yang dipasang.
Kali ini dua kubu besar di Soppeng telah menyatu dalam satu pasangan. Meskipun dianggap cacat dari sisi demokrasi, namun dalam rangka menyebuhkan luka sosial yang akut selama 20 tahun, harusnya diapresiasi positif.
Pasca Andi Dulli, Soppeng akan menjadi ring yang menarik bagi petarung politik handal di Soppeng.
Lompulle, 30 Oktober 2020