PINISI.co.id- Segenap pengurus KKSS Aceh harus berlari kencang, bergerak dan menggerakkan organisasi, hidup dan memperjuangkan serta hidup dan saling menghidupi.
Filosofi ini kerap diserukan Muchlis saat mengukuhkan badan pengurus wilayah KKSS. Kali ini kembali diingatkan Muchlis tatkala melantik Muhammad Rijal sebagai Ketua BPW KKSS Aceh, di Aula Arafah, Gedung Asrama Haji, Peurada, Banda Aceh, Jumat (28/10) malam.
Muchlis menuturkan, untuk menjalankan roda organisasi, maka harmoni harus dilanjutkan, sebagaimana yang telah dibangun oleh pendahulu. Seperti diketahui hubungan sejarah antara Aceh dan Bugis sudah terjalin sejak ratusan tahun lampau.
Paling tidak, menurut hemat Muchlis, ada empat Raja Aceh berketurunan Bugis dan itu dirawat dengan makam-raja-raja Aceh turunan Bugis sebagai cagar budaya.
Dalam kesempatan itu, Muchlis juga mengimbau agar KKSS Aceh ikut menyemarakkan HUT Ke 46 KKSS yang jatuh pada 12 November.
Sementara itu, Muhammad Rijal berharap kehadiran seluruh undangan pada pengukuhan untuk menyatukan kebersamaan di Tanah Rencong. Apalagi digabung dengan pengukuhan Pengurus Wilayah Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (PW-IWSS) Aceh. “Jumlah pengurus yang dikukuhkan dan dilantik untuk periode 2022-2027 sekitar 200 orang,” kata Rijal.
Rijal menceritakan keberadaan masyarakat perantau Bugis-Makassar di Aceh sangat banyak bahkan sudah sejak zaman dahulu sebelum Indonesia merdeka. “Mulai dari kalangan masyarakat biasa, seperti pelaut maupun dari kalangan raja dan para perantau itu diterima serta mendapat tempat yang baik di hati masyarakat Aceh,” ucap Rijal.
Tidak sedikit, lanjut Rijal, warga KKSS berkeluarga dengan orang Aceh termasuk dengan kalangan keluarga bangsawan Aceh.
“Bukti tentang keterikatan atau persaudaraan antara masyarakat Bugis dengan Aceh ini bisa dilihat dari peninggalan sejarah yang ada. Diantaranya salah seorang wanita Bugis menjadi istri raja ternama di Aceh, makamnya di Taman Makam Pahlawan Aceh di Koetaradja,” imbuh Rijal. (Aco)