Catatan Ilham Bintang
Sesaat setelah meresmikan pembukaan Jambore Kedirgantaraan, “Susi Air Jambore Aviation” (SAJA), Jumat (17/6) siang, Susi Pudjiastuti mengundang 24 warga Pangandaraan, Jawa Barat, menikmati penerbangan keliling kawasan pantai.
Ini di luar skenario acara. Undangan itu disampaikan oleh mantan Menteri KKP spontan. Saat berpidato, kebetulan matanya menyapu kerumunan warga di balik pagar pembatas dengan lokasi acara di area Susi’s International Beach Strip.
“Ayo ikut senang-senang naik pesawat. Joy flight ini untuk 24 orang. Ayo silahkan mendaftar,”ajak Susi melalui pengeras suara dari Sky Deck di tempat acara pembukaan.
Dua pesawat Susi Air berkapasitas masing – masing 12 penumpang pun langsung disiapkan di runway. Tidak lama kemudian take off membawa 24 penumpang warga setempat.
“Acara SAJA juga didedikasikan untuk menjadi hiburan bagi warga Pangandaran supaya mereka ikut gembira dan semangat. Lebih dua tahun terkurung di rumah selama pandemi Covid-19,” cerita Susi dalam perjalanan ke rumahnya sambil menyetir mobil pick upnya.
Susi adalah generasi keenam dari keluarganya yang tinggal di Pangandaran. Maka itu ia menganggap warga itu seperti layaknya keluarga. Melalui SAJA Susi berharap kehidupan ekonomi masyarakat Kabupaten Pangandaran yang berpenduduk 423.663 jiwa (sensus 2020) kembali bergairah seperti sediakala.
Kabupaten Pangandaran sohor dengan pantainya yang merupakan sebuah objek wisata andalan yang terletak di sebelah tenggara Jawa Barat. Lokasinya di Desa Pangandaran dan Pananjung, sekitar 222 km dari selatan Bandung. Pantai ini terkenal karena keindahan pasir hitam dan pasir putihnya yang berada di sekitar area Cagar Alam Pananjung.
Pantai Pangandaran pernah dinobatkan oleh AsiaRooms sebagai pantai terbaik di Provinsi Jawa Barat. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat sebagai nelayan. Oleh karena itu, dulu pantai ini juga dijuluki sebagai Kota Nelayan Kecil. Pantainya memiliki bentangan yang luas. Sejak 2012 telah resmi menjadi objek wisata di Jawa Barat. Di kawasan itulah induk pelbagai usaha Susi Pujiastuti beroperasi termasuk perusahaan penerbangan Susi Air. Rumah tinggal maupun kawasan Taman Dirgantara Susi’s International Beach Street yang luasnya mencapai 5 ha di kawasan utama Pangandaran.
Seandainya tidak diundang Susi dan diwanti-wanti datang, saya tidak pernah tahu Pangandaran telah menjelma menjadi Kota Kabupaten dengan pesona pantai yang menjadi andalan wisata Jawa Barat.
Saya pernah sekali ke Pangandaran. Tapi itu di awal tahun 1970, lebih setengah abad lalu. Saat liburan sekolah pada usia SMA. Untuk ke sana dengan kendaraan umum memerlukan waktu tempuh sekitar 15 jam karena berganti-ganti moda transportasi. Pada kunjungan kedua, hari Jumat ini, penerbangan Jakarta – Pangandaran hanya menelan waktu 50 menit. Sejak 2005 Susi Air sudah melayani penerbangan Jakarta -Pangandaran beberapa kali dalam sehari. Kemudian datang pandemi Covid-19 menyerang dunia dan menghantam hampir seluruh sektor ekonomi. Yang paling menderita adalah sektor pariwisata dan penerbangan. Di masa pandemi, Pangandaran sepi, Susi Air pun paling banyak terbang dua kali seminggu. Padahal, sebelumnya setiap hari dengan beberapa penerbangan mengangkut wisatawan.
” Alhamdulillah sekarang sudah berangsur pulih, sudah empat kali penerbangan seminggu. Mudah-mudahan satu dua bulan ke depan kehidupan normal kembali. Acara SAJA diselenggarakan untuk itu. Mensyukuri keadaan yang mulai pulih. Sekaligus untuk mendorong dan menyemangati seluruh masyarakat kembali bergairah bekerja,” papar Susi.
Acara pembukaan SAJA berlangsung sederhana namun tidak mengurangi kemeriahan pesta insan dirgantara itu. Sekitar seratus tamu undangan hadir. Beberapa tamu asing, antaranya Dubes Maroco, Tunisia, Jordan, dan Emirate. Hadir juga Mantan Dubes RI untuk China Mayjen TNI (Purn) Sudrajat, Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Kiki Syahnakri, Mantan Wakapolri Nanan Soekarna, Samudera Sukardi, Ketua Umum PWI Pusat Atal Depari, Ekonom Faisal Basri, mantan juru bicara KPK Febri Diansyah serta tokoh dan praktisi kedirgantaraan.
Pesawat Rakit Sendiri
Acara SAJA berlangsung 17-19 Juni, diikuti oleh 5 flying club dari Bandung, Yogya dan Bogor dengan total 40 pesawat ringan. Di hari pembukaan selain penerbangan joy flight, juga pembukaan pameran Basarnas, upacara pembersihan laut, dan jamuan santap malam semua peserta dan tamu.
Puncak acara akan dilangsungkan Sabtu dengan atraksi Joy Flight untuk para tamu keliling Pantai Pangandaran. Juga ada agenda demo “medical evacuation” dengan helikopter, sky diving, serta penerbangan akrobatik. Sebagai penutup dilakukan penanaman Mangrove di pesisir pantai Barat Pangandaran.
Kegiatan SAJA seperti disebut di awal, Susi berharap momentum itu dapat membangkitkan kembali gairah dunia kedirgantaraan setelah lebih dua tahun terpuruk. Menurut catatan, banyak flying club yang terpaksa tutup akibat pembatasan kegiatan di masa pandemi.
Melihat respons insan dirgantara menyambut penyelenggaraan SAJA, Susi Pudjiastuti mengaku sangat bahagia. Sejak pagi, dia sudah berada di area Susi International Beach Strip menyambut tamu yang berdatangan dari Jakarta dan Bogor menumpang pesawat ringan. Ka Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi paling atraktif. Ia menerbangkan pesawat hasil rakitannya sendiri dari Bogor ke Pangandaran dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 10 menit.
Henri bercerita, ia memerlukan waktu dua tahun untuk merakit pesawat berpenumpang dua orang sampai layak untuk diterbangkan. Berapa biaya total untuk membuat pesawat seperti itu? ” Ya, sekitar 600 juta rupiah,” sahutnya.
Menurut Susi Pujiastuti kegiatan jambore kedirgantaraan dengan atraksi pesawat ringan bukan pertama yang dia selenggarakan. Ia menyelenggarakan pertama kali tahun 2004. Namun sempat terhenti beberapa lama, karena Susi tenggelam dengan kesibukan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (2014-2019). Setelah pandemi reda, sekitar bulan Februari Susi mulai ujicoba bikin kegiatan atraksi pesawat ringan. Kemudian dia memutuskan menyelenggarakan SAJA.
“Kami merencanakan kegiatan ini diselenggarakan rutin setiap setahun sekali,” janji Susi.
Setiap bulan Juni?
“Iya. Pertimbangannya karena masa libur sekolah dan tidak musim hujan lagi. Pokoknya saya kepengin kegiatan SAJA bisa dinikmati dan menghibur masyarakat, ” sambung Susi mengunci keterangan sore itu.