Memajukan KKSS, Memajukan Bangsa

0
5132
- Advertisement -

Oleh Rudy Mas’ud

Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) sejatinya bukan sekadar perkumpulan warga asal Sulawesi Selatan. Dalam banyak hal, KKSS adalah pilar bangsa, penopang pembangunan dan penjahit kerukunan negeri.

Dalam perspektif itu, tidaklah sulit menemukan jejak KKSS pada diorama-sejarah perjalanan bangsa. Sebutlah yang terdekat saja, saat terjadinya gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, beberapa waktu lalu.

Ketua Umum BPP KKSS H. Muchlis Patahna bersama jajaran pengurus terpanggil ke sana menemui Gubernur Sulawesi Barat guna menyerahkan bantuan 35 ton beras, 3.000 rak telur, dan paket sembako lainnya.

Yang menarik, selain berasal dari BPP KKSS, donasi tersebut juga diperoleh dari pengurus KKSS Kanada, Amerika Serikat (New York), dan Australia.

- Advertisement -

Warga KKSS di Kaltim, khususnya yang berdomisili di Samarinda, juga mengirimkan bantuan ke Sulawesi Barat dan ke Kalimantan Selatan. Begitu juga dengan pengurus KKSS dari sejumlah wilayah di Indonesia. Termasuk grup usaha kami, yang hadir ke sana sebagai tanda bahwa kesulitan yang dialami oleh saudara-saudara kita di dua daerah terdampak bencana itu adalah bagian dari kesulitan kita semua sebagai anak bangsa.

Jejak KKSS juga dapat kita temukan di sejumlah upaya penyelesaian konflik sosial di berbagai daerah di tanah air. Yang menggembirakan, keterlibatan KKSS tersebut terjadi pada semua tingkatan kepengurusan (BPD, BPW, BPP) dan bahkan hingga pengurus perwakilan KKSS di luar negeri. Ini tentu menunjukkan kuatnya komitmen dan keseriusan KKSS dalam mengawal kerukunan bangsa.

Kita tahu, warga Sulawesi Selatan tersebar di seluruh pelosok negeri hingga ke manca negara. Aktivitas utamanya kebanyakan di bidang perdagangan, pelayaran, pertanian, dan pekerjaan lain sesuai kondisi ruang dan waktu tempatnya merantau. Tak jarang, warga Sulawesi Selatan menjadi pelopor dalam terbentuknya sebuah wilayah hunian baru.

Di semua wilayah itu, KKSS tumbuh menjadi organisasi yang menjahit komunikasi antarwarga. Peran KKSS sebagai wadah komunikasi sangatlah penting, karena mengonsolidasi komunikasi antaranggota menjadi konstruktif dan terarah.

Maka negara sesungguhnya membutuhkan organisasi paguyuban semacam KKSS. Sebab tanpa peran serta masyarakat, pemerintah akan kesulitan menangani permasalahan sosial yang nyatanya berkembang begitu kompleks belakangan ini.

Organisasi paguyuban adalah cara baik memupuk kesadaran masyarakat untuk saling menjaga, membangun toleransi, kedamaian, hingga mendukung langkah-langkah pembangunan di samping menjalin silaturahim antar-anggota.

Secara prinsip, setidaknya ada tiga pilar pendukung suksesnya pembangunan, yakni: state (negara atau pemerintah), private sector (sektor swasta) dan civil society (perkumpulan masyarakat sipil).

Civil society tumbuh dan berkembang dalam banyak varian. Namun, sejak didirikan 12 Nopember 1976, sifat organisasi KKSS tidak pernah berubah. KKSS tetap setia menjunjung asas kerukunan-kekeluargaan dan kokoh menolak berafiliasi dengan partai politik atau organisasi politik mana pun.

KKSS murni adalah wadah silaturahim. Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan: dua kata pertama agaknya telah cukup tegas menjelaskan arah organisasi ini.

Keunikan KKSS

Namun, ada yang unik dari KKSS. Sejatinya organisasi ini memang murni sebagai civil society. Tetapi, melihat kemajemukan anggotanya, KKSS juga punya kualifikasi dalam private sector. Kita tahu, sebagian besar warga KKSS adalah pedagang. Sejumlah besar di antaranya bahkan dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang akrab di telinga publik tanah air.

Potensi private sector dikelola dengan apik oleh KKSS. Disebut apik, karena semangat yang menghidupi pertalian itu tetaplah dalam konteks kerukunan. KKSS sendiri menyebut warga pedagang ini dengan nama saudagar.

Atas inisiasi Bapak H.M. Jusuf Kalla bersama sejumlah tokoh KKSS, setiap tahun diadakan Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM). Semangat membangun bangsa dari sektor swasta tergambar jelas dalam semua perhelatan PSBM.

Dalam satu dekade terakhir, saya rutin mengikuti PSBM tersebut. Bahkan merasa mendapat kehormatan karena dua kali diundang sebagai pembicara dalam forum yang cukup strategis itu.

Dalam berbagai kesempatan PSBM, membuncah sebuah tekad bersama, agar para saudagar KKSS di semua belahan dunia saling bersinergi dan memberikan kontribusi dan legasinya bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

Sebagai negara demokrasi, Indonesia tentu membutuhkan peran organisasi masyarakat sipil. Apalagi, persoalan sosial yang berkembang belakangan ini cukup dinamis. Isu suku, agama, dan ras, tak jarang menjadi perdebatan serius, khususnya di media sosial.

Dan sebagai organisasi besar yang organnya ada dan eksis di seluruh pelosok Ibu Pertiwi, peran KKSS tentu sangat dibutuhkan negara. Tudang sipulung misalnya. Ini adalah salah satu event yang sabang waktu diselenggarakan KKSS.

Semangat di belakang tudang sipulung adalah mendiskusikan berbagai persoalan secara musyawarah-mufakat. Semangat ini agaknya tidak hanya diindoktrinasi KKSS kepada warganya, tetapi juga ditularkan kepada masyarakat sekitar tempatnya berada.

KKSS Kaltim

BPW KKSS Kalimantan Timur tentu mengembang semangat yang sama dengan induk organisasinya. KKSS Kaltim hendaknya memberi warna yang lebih kuat kepada masyarakat Kaltim. Kita adalah warga Kaltim yang secara “DNA” berasal dari Sulsel. Maka Kaltim adalah rumah pertama yang harus kita bangun. Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung; begitu orang tua kita kerap menasehati.

KKSS Kaltim mesti menjadi mitra sejati pembangunan daerah. Dalam konteks lain, KKSS Kaltim juga diharapkan menjadi pelopor kerukunan masyarakat Kaltim yang heterogen. Perbedaan harus kita jadikan kekuataan untuk memobilisasi semangat kebersamaan dan saling menghargai: sipakatau, sipakalebbi.

Konsistensi KKSS Kaltim mendukung program pembangunan dan keharmonisan masyarakat harus dipertahankan, ditingkatkan, dan dievaluasi secara terus-menerus.

Barangkali, yang perlu kita lakukan kini adalah memberikan ruang yang lebih luas kepada pemuda KKSS untuk berkiprah. Termasuk juga dengan cara menyalurkan bakat dan minat warga KKSS, sebagai bakti organisasi kepada bumi Kaltim dan NKRI.

Fungsi-fungsi organisasi sebagai wadah silaturahim guna menciptakan kerukunan-kekeluargaan harus kita kelola lebih maksimal. Dalam konteks ini, kita perlu mengembangkan dan merumuskan kegiatan yang fokus dan lebih detail. Salah satunya mengidentifikasi warga KKSS yang memiliki minat, bakat, dan kreativitas tinggi.

Pemuda KKSS Kaltim tentulah beragam asal-usul, minat dan bakat. Barangkali saja ada yang berbakat di bidang olahraga, namun tak terpantau dan belum tersentuh oleh tim pembinaan. Begitu juga di sektor pendidikan dan seni. Perlu dipertimbangkan beasiswa bagi generasi muda yang berprestasi.

Bila ada kemauan, insya Allah akan terbentang jalan terbaik-Nya. Yang terpenting adalah meluruskan niat saja. Sebab segala yang dikemukakan di atas hanyalah teknis-partisipatif organisasi. Substansinya, KKSS adalah ladang-amal, tempat di mana kita menebar benih kebaikan.

H. Rudy Mas’ud, SE., ME.,
Pembina KKSS Kaltim dan
Anggota Komisi III DPR RI.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here