Kolom Fiam Mustamin
KE MAKASSAR akan menyaksikan apa.
Makassar, kota berjuluk Anging Mammiri, Kota Daeng yang saat ini jauh berbeda dengan lima belas tahunan lalu.
Tidak jauh beda dengan kota-kota metropolitan lain dengan pembangunan infrastruktur jalan layang, tol, perkantoran, perhotelan, rumah tinggal, mal, kafe dan restoran.
Kali ini kami berempat: adik Ical, ponakan Mun Rafi Wijaya, mahasiswa UNEM dan Azman Rahman, pegawai Perhutanan Sosial Wilayah 5 Sulawesi menuju ke Pantai Losari.
Kami duduk dipertengahan kafe yang dapat memandang langsung ke seberang teluk sebuah bangunan masjid yang berkubah 99.
Kafe yang berjejer sepanjang pantai itu menjajakan aneka makanan antara lain nasi goreng, pisang epe, jagung rebus/ bakar, panganan roti, sarabba dan jus buah. Saya sendiri memilih pisang epe dan sarabba.
Arsitektur Unik dan Termegah
KEHADIRAN masjid kubah 99 itu menjadi sorotan dunia. Karena itu telah menjadi perbincangan para pakar di negara Arab Saudi. Melalui siaran media online dilansir bahwa ini bangunan terunik arsitekturnya dibangun di tepi pantai dan begitu mengagumkan.
Sebagian menafsirkan bahwa inilah bangunan masjid unik, ikonik dan termegah di jagad ini, adanya di kota Makassar.
Dengan itu dapat dikatakan bahwa saat ini, Makassar memiliki ikon berskala global yaitu masjid berkubah 99 dan Monumen Centre Poin Indonesia (CPI) titik central wilayah Nusantara Indonesia.
Ke Pantai Losari sebelumnya adalah pusat tempat rekreasi terutama di saat matahari akan terbenam berlindung ke dalam bumi.
Pantai Losari saat ini telah melebar dengan reklamasi beberapa meter dari tepi laut.
Di pantai itu menjadi pusat pertemuan keramaian di musim menjelang Tahun Baru, Hari Raya Lebaran, Natal, Imlek/ Tahun Baru China dan Ulang Tahun kota Makassar.
Tanjung Bunga yang Menawan
MENJADI kawasan elit perumahan view/pandang ke pantai dan laut, bangunan pertokoan, perkantoran, restoran dan sarana hiburan.
Masjid kubah 99 pun satu gugusan dengan pantai Tanjung Bunga. Di pantai Losari sendiri telah melahirkan berbagai inspirasi karya seni seperti puisi Aspar Paturusi, cerpen dan film.
Cinta di Pantai Losari telah menjadi sebuah karya film layar lebar pada tahun 1970 an diproduksi oleh produser putra daerah, Latif Makka Alam Raya Film Makassar. Film ini dibintangi oleh aktor Deddy Sutomo, aktris Emilia Contessa, Sofia WD dan bintang cilik Erwin Kallo yang saat ini menjadi Ketua Dewan Kesenian Makassar dua periode dan pengacara kondang spesialis properti.
Mengingat Pantai Losari di tahun 1970-an dan lagu Anging Mammiri yang sering dilantunkan oleh Andi Meriem Mattalatta, mutiara dari timur menjadi kenangan, bersahabat baik dengan almarhumah sejak di paguyuban Kerukunan keluarga Sulawesi Selatan Jakarta tahun 1990-an.
Cave Pantai Losari 3 Pebruari 2022