Kolom Fiam Mustamin
PASANG surut Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) dari pertama digelar di Balai Manunggal ABRI Makassar tahun 1994. Terselenggara kontinu sampai empat kali berturut setiap tahun sampai 1997. PSBM vakum di masa krisis tahun 1998 sampai dengan tahun 2003
Adapun peran KKSS menghidupkan PSBM sampai masa kepemimpinan Beddu Amang dan Sekjen Pawennei, Anwar Hafid dan pengurus lainnya yaitu Ulla Nuchrawati, Muhammad Taha, Bahtiar Sahabuddin, Anwar Satta, Arifuddin Pangka, Arief Jamaluddin dan Hasbullah Ismail.
Di awal PSBM sudah muncul pertanyaan yang mengidentifikasi diri mengenai apa itu saudagar dan Bugis Makassar.
Karena itu pada PSBM kedua pada l995 materi utama yang dibahas mengenai diskripsi tema Saudagar dan Bugis Makassar.
Saudagar diorentasikan kepada pelaku ekonomi, perdagangan barang dan jasa serta pelaku penentu kebijakan dalam tata kelola kebijakan perekonomian bangsa dalam skala mini mikro dan makro untuk kesejahteraan rakyat/pelaku ekonomi di manapun warga itu berada.
Dengan pemahaman itulah yang memandu PSBM sampai saat ini.
Sementara penyebutan Bugis Makassar lebih dimaksudkan sebagai satu kesatuan yang disimbolkan dalam kesatuan 4 suku dan etnis yaitu Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja yang oleh budayawan Andi Baso Amier menyebutnya yang disingkat dengan Gismadarto.
Kata Bugis Makassar dipahami dalam literatur antropologi budaya/Latoa Mattulada bahwa tiga sub etnis itu dasarnya adalah etnis Bugis.
Sekalipun kemudian etnis Mandar terpisahkan secara geo politik jadi provinsi Sulawesi Barat, tetap terikat dalam ikatan kultural satu akar budaya yang tak terpisahkan.
Peran Birokrat, Politisi dan Militer
Mereka adalah pembuat kebijakan yang mengayomi dan melindungi rakyat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Demikian halnya dengan cendekiawan dan para pemikir inovator dari perguruan tinggi, pemuka agama, seniman, budayawan dan wartawan penulis yang melahirkan renungan dan konsepsi konsepsi untuk diimplementasikan bagi kehidupan rakyat, bangsa dan negara.
Kita berharap kepada para pelaku ekonomi saudagar di masa new normal pandemi Covid-19 tetap survive bersinergi membangun jaringan yang saling menghidupi dimanapun tempat domisilinya.
Penulis adalah Sekretaris Eksekutif BPP KKSS era Ketua Umum Beddu Amang.