Mengenal Fasilitator Nasional Muhammad Yusran, Pemateri Pembelajaran AI di SMPN 16 Bulukumba

0
56
- Advertisement -

PINISI.co.id- Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Bulukumba menggelar kegiatan Pengimbasan Pembelajaran Mendalam, Koding, dan Kecerdasan Artifisial (KKA) selama dua hari, 18-19 November 2025.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi digital tenaga pendidik dan siswa dalam menghadapi perkembangan teknologi.

Dalam pelatihan tersebut, pihak sekolah menghadirkan Dr. Muhammad Yusran, S.Kom., M.Kom., Gr., sebagai narasumber utama.

Yusran, yang saat ini tercatat sebagai guru di SMAN 15 Bulukumba, memberikan materi dengan pendekatan praktis, mencakup pembuatan aplikasi absensi, desain infografis, hingga pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT, Gemini, dan Canva AI.

“Komposisi pelatihan ini 20 persen teori dan 80 persen praktik. Tujuannya agar guru dan siswa tidak sekadar mendengar, tetapi mampu menciptakan produk teknologi sederhana,” ujar Yusran di sela-sela kegiatan, Selasa, 19 November 2025.

Kehadiran Yusran dalam kegiatan ini tidak lepas dari pengalaman panjangnya di bidang teknologi informasi, baik di jalur formal maupun informal.Yusran mengawali kariernya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan menjadi guru TIK di SMAN 2 Bulukumba. Di sekolah inilah ia pertama kali diangkat dan mulai membangun dasar pengajaran teknologi bagi siswa SMA.

Kiprahnya berlanjut ke pendidikan vokasi. Ia tercatat pernah mengajar di SMKN 3 Bulukumba dan SMK DH Pepabri Bulukumba. Di kedua sekolah kejuruan tersebut, Yusran memegang posisi strategis sebagai Kepala Program Keahlian (Kaprog) Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) serta Kepala Laboratorium Komputer.

Selain aktif di lingkungan sekolah, Yusran juga dikenal sebagai pegiat komunitas teknologi. Ia merupakan pendiri (founder) sekaligus pembina IT Hacker-82 Community, sebuah komunitas yang mewadahi para pegiat IT di wilayah tersebut.

Pendekatan humanis yang ditunjukkan Yusran, saat memberikan pelatihan di SMPN 16 Bulukumba rupanya berakar dari perjalanan akademiknya yang unik. Di balik penguasaan teknisnya yang mendalam, Yusran memiliki rekam jejak pendidikan yang menggabungkan sains eksakta dengan nilai-nilai spiritual.

​Secara akademik, Yusran memiliki fondasi keilmuan komputer yang kuat dan linier. Ia menuntaskan pendidikan Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2) murni di bidang informatika, yang memberinya gelar Sarjana Komputer (S.Kom) dan Magister Komputer (M.Kom).

Bekal inilah yang membawanya sukses mengelola berbagai laboratorium komputer dan memimpin program keahlian di sekolah-sekolah kejuruan sebelumnya.

​Namun, titik balik pemikiran pendidikannya terjadi saat ia menempuh program doktoral. Berbeda dengan jenjang sebelumnya yang berfokus pada teknis perangkat keras dan lunak, Yusran memilih memperdalam ilmunya di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

​Di kampus peradaban tersebut, Yusran berhasil mempertahankan disertasi yang dinilai berani dan progresif. Penelitian doktoralnya tidak lagi sekadar bicara soal koding, melainkan sebuah kajian multidisipliner yang memadukan tiga pilar utama : Teknologi, Pendidikan, dan Agama.

​”Teknologi harus memiliki ruh. Tanpa nilai pendidikan dan agama, teknologi hanya akan menjadi alat yang kering, bahkan bisa merusak jika tidak dikendalikan oleh karakter penggunanya,” ungkap Yusran merujuk pada intisari riset doktoralnya.

​Disertasi ini menjadi landasan filosofis bagi Yusran dalam setiap aktivitasnya, baik sebagai guru di SMAN 15 Bulukumba maupun sebagai pembina komunitas. Kombinasi latar belakang S1 dan S2 yang teknis, disempurnakan dengan S3 yang filosofis-religius, melahirkan metode pengajaran yang khas : menguasai tools AI tercanggih, namun tetap menempatkan adab dan peran guru di atas segalanya.

​Pemikiran integratif ini pula yang ia tanamkan kepada anggota IT Hacker-82 Community. Sebagai founder, ia tidak hanya mencetak teknisi handal, tetapi juga membentuk karakter pegiat IT yang memahami etika digital berbasis nilai-nilai ketimuran dan agama.

​Kini, dengan gelar doktor di tangan dan pengalaman panjang mengajar di berbagai jenjang sekolah menengah, Yusran terus bergerak menyebarkan “virus” literasi digital yang beretika di Sulawesi Selatan, membuktikan bahwa kemajuan algoritma dapat berjalan beriringan dengan keluhuran nilai kemanusiaan.

Kepala SMPN 16 Bulukumba, Suarni Azis, S.Pd., menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis sekolah untuk beradaptasi dengan kurikulum digital. Menurutnya, kehadiran praktisi seperti Yusran memberikan perspektif baru bagi para guru.

Meski menekankan pentingnya adopsi teknologi, dalam sesi penutupnya, Yusran mengingatkan bahwa peran pendidik tidak dapat digantikan oleh mesin.(Muh. Arief)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here