Menimbang Tiga Paslon Presiden RI (In-Depth Philosopy Essay)

0
516
- Advertisement -

Kolom Fikar Rizky Mohammad

Seluruh ideologi berhimpun; Berbangsa dan bernegara yang ada di muka bumi, bertujuan akhir yang sama. Begitu pula akhir dari rangkuman seluruh keilmuan- keilmuan, pun dari masa ke masa. Menghilangkan kemiskinan dan kelaparan. Ini tujuan dari rantai seluruh kerjasama manusia.

Maka hampir di seluruh ideologi kepercayaan, memberi makan orang lain adalah kebaikan utama dan bekerjasama adalah sebuah amalan yang sangat baik.

Sampai Tahun 2023 Masehi, setelah ratusan ribu tahun mencoba, manusia belum berhasil. Secara global, maupun domestik; Di Indonesia. Walaupun setidaknya semuanya, termasuk kita berusaha berjuang setiap hari dengan pekerjaan masing -masing. Manusia- manusia sosial menuju ke arah yang sama. Namun memang porsi pengaruh kita terhadap hasil akhir tak sebesar pemegang kekuasaan yang memerintah.

Kemerdekaan, proklamasi, pergulatan demokasi, reformasi disadari atau tidak adalah bagian dari tujuan tersebut. Namun di Indonesia , syarat utama menghilangkan kemiskinan dan kelaparan; “Jangan Curang” di Tahun 2023 Masehi ditabrak dengan keras sambil telanjang. Ketua lembaga yang bertugas menangkap orang- orang yang mencuri uang negara, memeras orang lain. Sangat jauh dari Sang Muara. Ini ingin memperkaya diri, sedangkan tujuan kita bersama; menghilangkan kemiskinan dan kelaparan.

- Advertisement -

Tujuan kita memang terdengar sukar, susah sekali, atau hampir mustahil. Sampai pendapat: “Kemiskinan, hal yang tidak mungkin dihapus” bergema dari 1 pendapat menjadi sebuah pengetahuan yang di tularkan dan diajarkan.

Namun hitungannya bisa! Dengan Science, dibuktikan bisa diselesaikan dan bisa jabarkan berapa lama prosesnya.

Dari satu contoh di atas, ternyata, tujuan hidup bersama umat manusia ini tidak tercapai bukan karena ada kesukaran yang tidak bisa kita atasi selama ratusan ribu tahun. Tapi adanya keserakahan. Seperti Firli.

Kini kita masukan tujuan hidup umat tersebut kedalam konteks pemilihan pemimpin kita di Tahun 2024 mendatang.

Pemimpin kita sekarang: Presiden Joko memilih pembangunan infrastruktur perhubungan sebagai gagasan besarnya untuk mencapai tujuan kita tersebut. Simpelnya, transportasi yang mudah, membuat jual beli semakin tinggi, sehingga mengurangi kemiskinan. Perlu diapresiasi, karena nyatanya memang pembangunannya jalan, tapi biasa saja. Karena diikuti banyak masalah. Membuat kita mundur lagi mencapai tujuan hidup umat manusia. Contoh satu, hutang yang ugal- ugalan. Pembangunan infrastruktur perhubungan sangat text book. Sudah ada rumusannya, kalau melakukan ini akan dikenang. Asal engineering finansial-nya bagus. Atau pakai uang sendiri.

Sebelumnya, Presiden SBY memang terlihat dan terasa tidak melakukan apapun terhadap tujuan kita.Tetapi, jika dilihat lebih dekat dan dengan waktu berkuasanya, yaitu transformasi reformasi. SBY melakukan banyak kompromi politik demi stabilitas negara di indikator keuangan dan keamanan. Kompromi kompromi inilah yang menyita waktu sehingga legacy yang bisa dilihat dirasakan, terasa tidak ada. Walau begitu keadaan ini tidak membuat kita mundur untuk mencapai tujuan kemanusiaan kita, malah sebaliknya, kita maju sedikit.

MK kemarin membuat keputusan yang baik. Mengenai batas umur Presiden. Memang, pendidikan dan umur sudah usang untuk dijadikan patokan kepantasan seseorang memimpin. Anak muda memang memiliki kelebihannya sendiri. Usia 20an adalah masa manusia berani bermimpi tanpa diganggu rasa takut. Umur 30an biasanya manusia sudah kena tampar oleh hidup, sehingga mimpinya sudah bernegosiasi dengan keadaan dan pengalaman. Usia 40an keatas biasanya sudah dibanting oleh hidup. Mereka tak lagi bermimpi, lebih bangga disebut bijaksana, dan melakukan segalanya diiringi rasa takut, juga penuh kehati hatian.

Tapi MK pengeluaran keputusannya disaat yang salah! Jelek ini timing- nya. Buruk rupa. Sebuah Kemunduran. Dan detilnya juga salah! “Asal pernah terpilih” membuang lagi relevansi tadi bahwa siapa saja bisa memimpin apabila sudah dewasa.

Untuk referensi memilih 3 calon yang ada, mari lihat apa gagasan utama atau garis besar arah ke mana Indonesia mau dibawa, untuk mendekati tujuan besar kemanusiaan kita.

Tanpa perlu bicara vulgar atau sebaliknya. Anies adalah simbol kemarahan atas segala arah kebijakan Si Joko. Dirangkum dalam satu frasa “Kepastian Hukum”. Kunci dalam deretan pintu menuju dunia tanpa kemiskinan dan kelaparan. Karena ada sirkus pencalonan Gibran, belakangan Anies mengulang-ulang “Perbaikan Demokrasi”. Kepastian hukum yang membuat Singapura negara yang berhasil mengentaskan kemiskinan dan kelaparan. Kini dalam fluktuatif normal indikator indikator kehidupan, Singapura menuju masalah yang juga harapan terakhir manusia; Immortality. Hidup dalam keabadian.

Lebih dari 90 persen Startup Singapura bergerak di dalam sektor Hightech; Kesehatan, Biomedical Science, solusi urban, keberlanjutan lingkungan, dengan balutan digital economy. Dalam STEM, hidup adalah existential error, kematian adalah sebuah tantangan yang dalam teori bisa hindari. Kurangnya kepastian hukum juga yang membuat Amerika Serikat bukan lagi dilihat sebagai kiblat peradaban.

Dengan gaya kampanye yang santai, namun tidak merendahkan diri di media sosial dan aktivitas kampanyenya, Anies dan Cak Imin mengulang-ulang dengan lantang arah kepemimpinannya dengan santai dengan bahan-bahan terupdate dalam pembuka monolognya. Ia memakai teori bicara Tautology, bicara berulang ulang, dengan tingkat kerumitan bahasa yang berbeda, dan dalam beragam topik, memastikan isi yang ingin disampaikan bisa diterima oleh sebanyak banyaknya calon pemilih.

Anies dan timnya seperti tahu benar, kehadiran dalam ruang media sosial tidak mesti diikuti dengan rendahnya konten yang sedang menjadi tren. Kehadirannya, diperlukan untuk menjangkau grup generasi pemilih dengan bahasanya sendiri.

Tim media dan media sosialnya mengerti, milenial yang menjadi kelompok dengan pengaruh besar pada pilpres kali ini, bukan generasi yang hanya terbuka dengan teknologi saja namun acuh terhadap politik. Justru milenial adalah kelompok yang paling mengkilap pikirannya dalam memilih pemimpinnya. Mereka peduli, kritis tapi tidak berisik dan diam diam dalam mencari informasi.

Resiko kestabilan bila Anies terpilih terbilang rendah, ia bukan Pendendam seperti Si Joko. Ia tidak akan membalas pencopotannya sebagai Menteri Pendidikan yang menurut sumber terpercaya, alasannya adalah Anies adalah ancaman bagi Si Joko pada pemilu di 2019. Sehingga ia perlu dihinakan.

Anies akan menjaga tradisi legacy kehormatan peradaban di Indonesia yang menghormati pemimpin Indonesia sebelumnya. Risiko terbuka yang harus diwaspadai namun tidak besar, adalah timbulnya Islam Supremacy seperti suburnya White Supremacy ketika Trump terpilih menjadi Presiden Amerika. Resiko ini terbilang kecil, karena arah kepastian hukum yang ia genggam bersama Cak Imin bisa melindungi terjadinya pelanggaran hukum oleh Islam Supremacy tersebut.

Sebagai capres, Anies juga yang pertama maju ke belakang podium mengalamatkan pidatonya ke seluruh rakyat indonesia, mengumumkan bahwa dirinya akan melamar menjadi pemimpin Indonesia, serta mengumumkan arah yang akan Indonesia tuju apabila terpilih. Hal yang tidak pernah dilakukan Si Joko seumur hidupnya. Di tingkat kontestasi manapun.

Hasil survei yang menyatakan elektabilitas Prabowo malah turun begitu dirinya resmi berpasangan dengan Gibran, adalah rangkuman dari perjalanan Prabowo yang selalu kurang piawai memilih wakil.

Sebelum ada nama Gibran. Prabowo adalah sebuah kisah yang akan menjadi Legenda. Sebuah pelajaran hidup yang akan masuk ke setiap rumah rumah di Indonesia dan dunia. Cerita dongeng penuh nilai luhur. Calon film Heroik. Dreams Do Come True. Perjuangan sampai mati.

Dengan beragam survei dan juga kondisi di lapangan yang menunjukan indikator ia adalah calon terkuat pemenang Pemilu 2024, kemenangannya akan menjadi kolosal. Kisah orang yang bersungguh sungguh. Pelajaran yang diwariskan orang tua ke anak anaknya, bahwa kegagalan hari ini bukan kegagalan kekal. Kisah jangan menyerah. Kemenangannya akan lebih besar dari cerita Abraham Lincoln.

Prabowo berangkat dari seorang tentara dengan rentetan kesaksian Act of Valor bagi negara, kemudian menjadi pribadi dengan berbagai tuduhan, menjadi seorang stateless, kembali pulang, bangkit dengan ikut proses demokrasi dalam konvensi presiden Partai Golkar yang menjadi kekalahan pertamanya, kemudian maju dalam Pilpres menjadi Cawapres Megawati Soekarnoputri yang menjadi kekalahan keduanya, dikhianati PDIP dan Megawati dalam perjanjian Batu Tulis, maju kembali dalam Pilpres bersama Hatta Rajasa, yang menjadi kekalahan ketiganya oleh Si Joko, seorang walikota Solo yang dibesarkan olehnya untuk menjadi Gubernur Jakarta. Kalah keempat kali bersama Sandiaga Uno pada 2019, tapi rela merendahkan egonya untuk konsolidasi dengan Joko dengan menjadi menterinya demi menghindari bentrok antar pendukungnya di jalan; akan menjadikan kemenangannya di 2024 menjadi sungguh meriah.

Terlebih, arah Prabowo membawa Indonesia mau kemana bukan lagi hanya sekedar kata-kata. Tetapi menjadi hal yang bisa dirasakan karena sudah 15 tahun mendidih yang uapnya bisa tercium kelompok pemilih apapun.

“The Nation Pride”. Gagasan yang membuat Ottoman berjaya raya. Gagasan yang membuat Amerika menang terhadap Uni Soviet. Gagasan yang membuat Jepang menang dalam dunia perdagangan. Gagasan yang juga membuat Korea Selatan mengalahkan Jepang dalam 10 tahun terakhir. Nation Pride adalah gagasan tersulit untuk diterapkan, tetapi datang dengan balasan yang besar. Bisa membuka sekaligus banyak pintu dalam tujuan kemanusiaan kita.

Contoh kecil, berupa gambar serta cerita dari Paskibra di Hambalang serta kaderisasi Gerindra, serta Komcad yang terakhir, adalah bagaimana bangsa ini akan terlukis bila ia menjadi presiden.

Meningkatkan soft power Indonesia yang kini hanya berada di urutan 45. Nama kita belum terdengar berwibawa bagi warga global. Soft power adalah salah satu faktor utama dalam Commerce and Trade bagi negara.

Sementara waktu, hanya sektor sektor swasta yang bekerja keras meningkatkannya. Negara Absen dalam urusan ini. Padahal, misi ekonomi kreatif yang membuat Joko menang dalam Pilpres 2014 kini masih bongkrek. Menteri Sandiaga, Triawan Munaf, Wishnutama, jauh dari hebat. Mungkin peran ketiganya bila digabungkan, masih kalah dengan Jasa Peter Gontha.

Contoh soft power adalah keputusan yang membuat perusahaan asli Indonesia, PT. Mayora membuat air minum dengan merk Perancis ‘Le Minerale’. Hasil dari menggunakan soft power Perancis tersebut membuat air minum kemasan Mayora bertahta berdua bersama Aqua di dalam Indikator pangsa pasar, dan Top of mind dalam waktu cepat. Membuat patah hati Ades, Total, Ron 88 dan lain lain yang sudah punya pengalaman berpuluh tahun dalam bisnis air mineral. Sebesar itulah kekuatan soft power.

Atau ingat merk sepatu ‘Wakai’ yang laris manis dengan harga diatas rata- rata? Wakai adalah buatan anak- anak kandung Indonesia yang dengan lantang menjawab menggunakan merek Wakai, agar orang mengira produk tersebut berasal dari Jepang.

Soft power adalah bagian dari Nation Pride. Pesan yang dibawa Prabowo kemana mana bertahun tahun. Balasannya memang besar, bisa membuat sudut- sudut Indonesia yang berisi pengrajin mengirim doa terima kasih ke Istana. Kita bisa punya kesempatan sama yang merata.

Kedatangan Gibran di persimpangan, membuat semua di atas hilang. Kemenangan Prabowo tidak akan jadi masuk dalam ruang cerita luhur. Kemenangannya akan masuk dalam ruang kuliah dan buku Ilmu politik tentang titik nila yang harus dihindari untuk terulang.

Agenda Nation Pride Prabowo dan Gerindra pun akan lama tertunda. Karena akan terjadi banyak kompromi yang panjang. Terburuknya ia malah ditelan sejarah bila kalah. Hilang. Seperti Kutipan Wartawan Legenda Ilham bintang: ” Yang tidak akan jadi presiden adalah orang yang tidak mau dan terlalu mau”. Masuknya Gibran membuat Prabowo kena cap “terlalu mau”, sambil lunturnya cap “pantang menyerah”.

Resiko Kestabilan, juga akan berada dalam keadaan pisau bermata dua. Ia bisa menjadikan transisi perpindahan kekuasaan ini berjalan mulus, karena sama seperti perpanjangan masa jabatan Si Joko. Sehingga seluruh aparat bersiaga menjaganya. Tetapi di ruang pembicaraan sosial, baik media atau di jalanan, ini akan menjadi keadaan berisik yang panjang. Menghantui pemerintahannya. Membuat kompromi kompromi terus terjadi.Bagusnya, Prabowo berdamai dengan dirinya, tampil dan meminta maaf memilih Gibran. (Hal yang tidak mungkin, tapi bisa menjadikannya kembali masuk ke ruang yang awal) toh debat cawapres sudah tidak ada bukan, hehe.

Dengan ini, pencalonan Prabowo akan kembali menjadi baik baik saja. Ia harus tahu, pandangan masyarakat terhadap pemimpin di istana sana, sudah tidak baik, level tidak baiknya melebihi semestinya. Joko akan menjadi presiden Indonesia yang paling cepat dilupakan dan kurang dihormati. Ia bertransisi menjadi Su’ul Khatimah dalam memerintah. (Berkeakhiran yang buruk). Keadaan yang disebut untuk orang- orang yang paling merugi dalam ajaran Islam. Ayo Pak Prabowo!

Menabrak segala aturan untuk memaksakan keturunannya berkuasa. Penuh gangguan dalam jiwa. Apalagi kita tahu Gibran tidak berkapasitas sama sekali memimpin kita menuju hidup tanpa kemiskinan dan kelaparan. Berdialog saja tidak mau. Padahal salah satu alasan kuat perang adalah ketika seseorang berhenti berdialog. Melihat fenomena ini benar rasanya netizen menyanyikan lagu Nadin Amizah: “Bun (Bunda), hidup berjalan seperti bajingan”. Saya menjadi malu pernah mengenakan baju Garuda Merah tahun 2014.

Keduanya adalah praktisi pemerintahan yang berpengalaman. Diantara 3 pilihan yang ada, kini Ganjar- Mahfud adalah pilihan moderat. Sementara Anies ke kanan, dan Prabowo ke kiri. Persamaan lainnya, keduanya sama sama pernah kena Prank Si Joko. Prank yang serius.

Bagi Ganjar, prank ini fatal. Sediplomatis apapun Ganjar selalu manjawab “Sampai saat ini, beliau masih sahabat dan mentor saya”, membuat yang mendengar merasa tidak masuk akal. Pertama, tidak mungkin orang dengan karakter seperti Si Joko ini menjadi mentor seseorang. Kedua, Si Joko benar benar meniup api marah Pasangan ini dan juga partainya.

Ia menipu dengan mengeluarkan trailer berpura-pura mengucapkan “Presiden Rambut Putih”. Tegak lurus bersama partai. Kemudian meninggalkan semuanya di akhir.

Sumber valid mengatakan, Gibran untuk Prabowo, Gerindra untuk Joko. Mereka urus negara, seperti menyusun pantun.

Tipuan ini berhasil mengaburkan arah utama Ganjar dalam membawa Indonesia ke depan. Awalnya ia santai berkampanye dengan detak jantung meneruskan program Joko, yang kini tak mungkin lagi diucapkan atau elaborasikan. Ganjar seperti orang bingung. Foto kopi hitam panas di Instagram lebih penting baginya dibanding merumuskan kembali arah utama pasangan ini dalam menuju tujuan kemanusiaan kita. Pasangan ini lagi mampet. Seperti sungai tanpa hilir. Terancam surut.

Misi-misi baru pasangan ini apabila dibaca selalu diawali dengan kata “mempercepat”; Mempercepat pembangunan manusia Indonesia, mempercepat pembangunan ekonomi, dst. Diantara 2 calon lainnya di atas, siapa yang tidak mau juga mempercepat semuanya?

Kini Ganjar- Mahfud menjadi satu satunya pasangan dengan tangan kosong tentang ide orisinil dalam menyetir arah Indonesia.

Karena Joko, pasangan ini hanya menjadi kembang api saja, bukan Gunung Agung, yang akan hilang oleh putaran bumi.

Pasangan ini juga tersandera isu energi, dana kampanye PDIP sebagian besar berasal dari kadernya atau donatur yang berbisnis batu bara. Juara nomor satu penyebab pemanasan global, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan. Padahal salah satu misi Ganjar- Mahfud adalah “Mempercepat perwujudan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan melalui Ekonomi Hijau dan Biru”. Kemana Ganjar waktu menjadi Gubernur Jawa Tengah dalam urusan energi bersih?

Isu energi pada pemilihan presiden kali ini akan menjadi topik penting. Karena dampak- dampak yang dibicarakan disetiap debat capres-cawapres 5 tahun sekali dari dahulu, kini sudah terasa dampaknya.

Sebetulnya, ini masalah yang harus diperhatikan oleh ketiga capres-cawapres yang ada. Yang jelas Ganjar akan diperas habis dalam topik ini. Karena ada misi yang bertentangan dengan track record-nya. Atau mungkin juga ini adalah alasan debat cawapres ditiadakan. Karena Gibran buta total soal ini.

Mengenai energi bersih (baru terbarukan), Anies sudah punya tabungan tameng yang kuat, selama menjadi Gubernur Jakarta yang hanya 1 periode, ia mengintegrasikan sekolah- sekolah negeri dalam kuasa Pemprov DKI menjadi pembangkit listrik dengan panel surya di atapnya. Ratusan sekolah di DKI terhubung dalam sistim ini. Ada juga di atas JIS, dan pesan dalam Formula E. Sedangkan Prabowo tidak punya kapasitas dalam jabatannya di Kementerian Pertahanan.

Resiko kestabilan juga paling besar apabila Ganjar menang. Retaliasi besar akan terjadi. Membuat adu massa di jalanan akan terjadi ber-seri.

Februari satu jengkal lagi. Mari jernih dalam memilih, yang mendekatkan kita dengan tujuan kemanusian kita. Tujuan kita diciptakan. Bukan hanya ketiga pasangan calon ini, kita pun kelak akan bertanggung jawab, dan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat nanti.

Tahun 1998 umur saya 9 tahun, seusia ringkih itu saya ikut ayah dan tetangga jaga malam dan siang, menghindari kerusuhan masuk ke lingkungan rumah kami. Menyaksikan Indonesia terbakar dari TV. Kemudian menyaksikan uang tabungan rupiah tidak bernilai. Menyaksikan kita melakukan pengorbanan besar atas waktu ( sesuatu yang tidak bisa kembali lagi). Cukup hanya sekali.

Mencintai negara ini, tidak harus disertai dengan mencintai pemerintahannya. Itulah alasan saya tidak menyebut nama lengkap presiden kita sekarang. Tindakan ingkarnya terhadap kitab suci ketika disumpah, terhadap kita rakyatnya, dan terhadap reformasi 1998 membuat ia sudah tidak pantas mendapatkan hormat selayaknya. Waktu memang berjalan sangat lamban, namun berlalu begitu cepat.

Enough is enough. Sehebat apapun Mas Joko atur perangkat negara ini. Saya yakin banyak polisi, tentara, dan kepala daerah, yang juga muak dengan warna gelap ini. Dan hati nuraninya berguncang secara berkelanjutan. Mereka akan jujur. Kembali ke pribadi yang ada di doa ibunya masing-masing.

Robbana, mata hati kami.

Hiduplah Indonesia Raya.

Selamat Memilih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here