Jadilah “Rabbaaniyyuun” bukan “Ramadhaaniyyuun”.
Ramadhan telah menggembleng kepribadian kita masing masing, mendidik kita menjadi orang yang baik, lebih Soleh, lebih Sabar, dan lebih Taqwa, dan semoga lebih
rajin berpuasa, lebih
rajin Tadaarus Al Quran, lebih
rajin Shalat, Qiyaamullail, berTahajjud dan lebih rajin bersedekah.
Jangan sampai, S
Setelah Ramadhan pergi, kesolehan yang sudah kita raih ikut pula pergi meninggalkan kita.
Mestinya, setelah Ramadhan, kesolehan tetap dipertahankan, dan mestinya ditingkatkan agar lebih baik lagi.
TRUE STORY:
1. Allaah SWT Berfirman Mengingatkan agar jangan merusak keberhasilan yang sudah dicapai:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَىٰ مِنْ أُمَّةٍ ۚ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ ۚ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ.
سورة النحل ١٦ الاية ٩٢
Maknanya:
“Janganlah kamu seperti seorang Perempuan yang mengurai dan mengacak acak tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi bercerai-berai berantakan lagi.
Kamu menjadikan sumpahmu sebagai tipuan di antara kamu karena ada kecenderungan memihak kepada satu golongan yang lebih banyak kelebihannya dalam jumlah, harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya, dari pada golongan yang lain.
Sungguh, Allaah menguji kamu dengan hal itu dan pasti pada hari Kiamat Allaah akan menjelaskan kepadamu apa yang selalu kamu perselisihkan”.
(QS An Nahal, surah ke 16, ayat 92, halaman 277 ).
2. Harus menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya:
من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح.
ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون.
ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون.
“Siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemaren maka dia adalah orang yang beruntung.
Siapa yang hari ini sama saja dengan hari kemaren, maka dia adalah orang yang merugi.
Siapa yang hari ini keadaannya lebih buruk dari hari kemaren maka dia adalah orang yang terlaknat dan terkutuk.”
(Ali Bin Abi Thalib RA).
POINTERS:
1. Agar lebih baik lagi, maka perbanyaklah TAUBAT dan ISTIGHFAR setiap hari.
Rasuulullaah SAW bersabda menegaskan agar setiap hari kita perbanyak beristighfar memohon ampunan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
يا أيها الناس توبوا الى الله واستغفروه فانى أتوب فى اليوم مائة مرة.
رواه مسلم.
“Wahai Manusia, bertaubatlah kepada Allaah, dan mohon ampunan lah pada Nya.
Sungguh saya bertaubat minimal seratus kali setiap harinya”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Muslim).
2. Agar tidak tercemar oleh hal hal yang merusak, maka hati hati dalam memilih teman gaul. Utamakanlah akhlak dan etika yang mulia:
لأَنْ يَصْحَبني فاجرٌ حَسَنُ الخُلُقِ، أَحَبُّ إليَّ من أن يَصْحَبَني عابدٌ سَيء الخُلُقِ.
(Lebih baik ditemani oleh orang “Faajir” PENDOSA yang punya etika mulia, akhlak baik dari pada ditemani oleh ‘Aabid orang yang RAJIN BERIBADAH tapi berakhlak buruk, punya sifat jelek; pembohong, namiimah, ghiibah dan khianat janji).
3. Pilihlah lingkungan yang mendukung untuk selalu berbuat kesolehan:
لا تفرض على نفسك البقاء فى مكان لا يناسبك
(Jangan paksakan dirimu berada di suatu tempat yang TIDAK cocok dengan dirimu).
4. Rajin bersilatur Rahim, saling mendoakan dan saling memaafkan. Jika tidak bisa bertemu langsung secara fisik, ya minimal melalui on line di medsos.
5. Segera selesaikan puasa Sunnah 6 hari di bulan Syawal, agar dinilai Allaah berpuasa sepanjang tahun penuh.
6.Jadilah RABBAANIYYUUN,
bukan
RAMADHANIYYUUN;
Agar menjadi orang yang lebih baik setelah Ramadhan, maka jadilah:
ربانيون ليس رمضانيون
“Rabbaaniyyuun,
Jangan menjadi Ramadhaaniyyuun”,
Rabbaaniyyuun, adalah; orang yang semangat beribadahnya luar biasa di bulan Ramadhan, dan ia terus tetap lebih semangat lagi beribadah meski bulan Ramadhan telah berakhir.
Ramadhaaniyyuun adalah orang yang semangat beribadahnya hanya di bulan Ramadhan saja, ketika Ramadhan selesai, dia kembali malas beribadah, bahkan kembali pada kebiasaan meninggalkan Shalat dan Al Quran.
Seperti yang digambarkan oleh
Al Imam Basyar Al-Haafi :
قيل لبشر الحافي أن قومًا يتعبدون في رمضان ويجتهدون في الأعمال، فإذا انسلخ تركوا. قال:
“بئس القوم قوم لا يعرفون الله إلا في رمضان.”
“Ada sebagian orang yang beribadah dan bersungguh-sungguh melakukan amalan amalan di bulan Ramadhan, akan tetapi ketika Ramadhan berakhir, mereka pun meninggalkan amalan ibadah nya.
“Seburuk buruk orang, adalah mereka yang hanya mengenal Allaah Ta’ala di bulan Ramadhan saja.”
(Kitab; Miftaahul Afkaar li ta`ahhub li-daaril Qaraar 2/23)
Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian setelah Ramadhan selesai, ia berbuat maksiat lagi, dikhawatirkan puasa dan ibadah ibadah Ramadhannya tidak diterima.
Al Imam Ka’ab Bin Maalik RA menuturkan:
من صام رمضان و هو يحدث نفسه أنه إذا خرج رمضان عصى ربه، فصيامه عليه مردود
“Siapa yang berpuasa Ramadhan dan setelah Ramadhan kembali berbuat maksiat ; maka puasanya dikhawatirkan tidak diterima.”
(Kitab; Lathaaiful Ma’aarif hal. 378)
Penutup;
Mari kita berdoa,
Yaa Allaah anugerahi kami kemampuan untuk selalu meningkatkan ketaqwaan dan kesalehan, menjadi orang yang lebih Taqwa dan lebih Soleh lagi.
Yaa Allaah, senantiasa bimbing kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya;
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك .
Oleh:
Abdul Hamid Husain
Alumnus:
-Ummul Qura University, Makkah.
-King Abdulaziz University, Jeddah.
-PM Gontor, Ponorogo.
Pengasuh: “Alhusniyah Islamic School”.
(PAUD, TK, SD, SMP, SMA, TPQ & MDTA).
Alfaatihah.
Aamiin,