Kolom Dr. H. M. Amir Uskara
Bagi fans sepak bola dunia, Messi adalah manusia setengah dewa. Seluruh manusia di bumi — bukan hanya warga Aregentina yang katarsis setelah “La Albiceleste” menjadi juara World Cup Qatar, 18 Desember 2022 — tapi juga seluruh pecinta bola di dunia memandang takjub kepadanya.
Harian Kompas menulis: Karier Leonel Messi sudah sempurna. Gelar Piala Dunia 2022 membawa Messi berada di puncak dunia dan abadi sebagai salah satu pesepak bola terbaik dalam sejarah. Messi — pinjam kolumnis Denny JA — lebih hebat dari Pele dan Maradona. Peraih Ballon D’or — gelar pesepakbola terbaik di Liga Eropa — 7 kali tersebut, belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah olah raga di Benua Biru.
Itulah sebabnya, pengamat bola Elza Peldi Taher menganggap Messi adalah malaikat yang turun ke bumi. Bagi fans Messi, sebutan Buya Elza untuk Messi tersebut, niscaya diaminkan belaka.
Lalu, berapa uang yang masuk rekening Messi selama karirnya di lapangan hijau. Niscaya sudah milyaran dolar. Sulit menghitungnya. Dari kontrak di klub-klub elit Eropa sejak remaja, dari iklan berbagai macam produk, dari hadiah negara Argentina, bonus gol plus kemenangan dari klub-klub Eropa yang mengontraknya, dan lain-lain. Jumlahnya niscaya fantastik.
Tapi Messi adalah pribadi yang baik. Ia berasal dari keluarga biasa, tidak kaya, dan sakit-sakitan sejak kecil. Meski sejak umur 9 tahun terlihat sangat pinter main bola, hormon pertumbuhan badannya terganggu.
Beruntung klub raksasa Barcelona membawa Membawa Messi kecil untuk berobat ke Spanyol dengan biaya penuh dari klub kaya asal Catalan itu. Dewa kecil kelahiran 1987 itu pun sembuh dan kemudian bermain bola untuk Barca. Pengalaman hidupnya Itulah yang menjadikan Messi tumbuh jadi orang baik. Dekat dengan rakyat miskin.
Messi berjasa bagi rakyat Argentina. Sebagian kekayaanya dihibahkan untuk mengatasi kemiskinan dan membiayai pendidikan orang-orang papa di negerinya. Bahkan Paris Saint-Gemain — klub milik Qatar di Prancis yang mengontrak Messi — ikut menghibahkan uang kepada rakyat miskin Argentina. Demi menyenangkan “Sang Dewa” .
Ya. Messi adalah “messias” bagi Argentina. Sekujur tubuh Messi adalah “sumber uang” untuk dirinya dan orang miskin di negaranya. Messi adalah icon dan “malaikat pembawa rejeki” untuk Argentina dan penduduknya.
Tapi, mampukan Messi mengangkat ekonomi Argentina yang “sedang tidak baik-baik saja” saat ini? No.
Ekonomi “negeri bola” itu kini amat sangat terpuruk. Bahkan ketika Messi sedang berada di puncak karirnya, memasukkan 7 gol selama World Cup Qatar, ekonomi Argentina terjerembab. Jatuh tenggelam amat dalam.
Bayangkan! Bumi kelahiran “Evita Peron” ini punya utang 34.300 Milyar USD atau 515.000 Trilyun Rupiah (asumsi dolar Rp 15.000) — utang yang sangat besar untuk sebuah negeri berpenduduk 46 juta jiwa. Celakanya negeri yang tingkat kemiskinan ekstrimnya (hidup dengan mengemis dan mengais sampah) nyaris mencapai 10 persen ini, kini kantongnya hampir kempes. Sisa anggarannya di tahun 2022 tinggal Rp 32,5 Trilyun.
Mirisnya, dari sisa anggaran negara yang cekak itu, akan digelontorkan pula kepada Messi dan kawan-kawannya di Tim Tango sebesar Rp 651 Milyar. Itu hadiah negara untuk pemenang World Cup.
Begitulah keanehan sebuah negeri yang gila bola untuk “pesta pora” juara World Cup. Negara memberikan hadiah sangat besar kepada para pemain bola yang “merumput” di Eropa dan sudah kaya raya itu.
Jika Messi dan teman-temannya menerima hadiah negara tersebut, lalu masuk ke kantong pribadi masing-masing — betapa ironisnya gaya hidup para selebretis bola di negeri kelahiran Maradona tersebut. Kita berharap Messi dan timnya makin banyak sedekah untuk rakyat miskin di negaranya.
Dari gambaran itu, Messi dan Tim Tango yang membawa tropi World Cup ke Boenos Aires sesungguhnya menggiring dilema bagi rakyat Argentina. Betul trofi World Cup menghibur rakyat Negeri Tango yang sedang duka lara. Tapi hanya sesaat. Selanjutnya, sengsara kembali mendera pasca kebangkrutan ekonomi negara akibat pandemi corona.
Diego Schwartzstein, dokter yang pernah merawat Messi — seperti dikutip media online Sportskeeda — menyatakan, dirinya bangga dengan kemenangan Argentina. Tapi melihat realitas ekonomi dan derita rakyat Argentina, menjadikan Diego lebih memilih tim Tango kalah. Ia prihatin menghitung hadiah untuk Messi dan kawan-kawannya yang akan makin menenggelamkan ekonomi Negeri Tango. Apalagi jika Presiden Alberto Fernandez akan mendevaluasi nilai mata uang pesonya terhadap dolar untuk mengatasi krisis ekonomi. Argentina akan bangkrut. Ujarnya!
So, Don’t Cry for Me Argentina! Don’t Cry for Messi!
Penulis, Anggota DPR RI/Ketua Fraksi PPP/ Ekonom