Moh.Hasan Kukuhkan TLS, Perkuat Literasi Numerasi dan Literasi Baca Tulis Al-Quran di Hari Santri

0
474
- Advertisement -

PINISI.co.id- Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Moh. Hasan Sijaya selaku Ketua II Tim Pendamping Literasi Daerah (TPLD) Provinsi Sulawesi Selatan yang ditetapkan melalui SK Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, melaunching dan mengukuhkan Tim Literasi Sekolah (TLS) Pondok Pesantren Ulul Albab Kota Makassar. 

TLS Ulul Albab ini adalah TLS pertama yang dilaunching dan dikukuhkan oleh Ketua TPLD Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan pengukuhan TLS ini berlangsung dalam rangkaian acara pembukaan Workshop Hari Santri Nasional 2021 dan Deklarasi Santri Membaca dan Menulis Makassar, dengan Tema Kolaborasi Santri Membangun Negeri yang berlangsung di Pondok Pesantren Ulul Albab Makassar, Kamis (21/10/2021).

Kegiatan Workshop Hari Santri ini dibuka Walikota Makassar yang diwakili Kepala Bagian Kesra Muhammad Syarifuddin, di hadiri para Narasumber Tokoh Literasi Sulsel Bachtiar Adnan Kusuma, dan Prof Dr. Syamsuddin Hasan.

Hadir juga Kepala KUA Kecamatan Biringkanaya, Ketua MUI Kecamatan Biringkanaya, Pengurus Dewan Masjid Indonesia Kota Makassar, para Kiyai dan Ustadz pengurus Yayasan Ulul Albab Makassar, Kelompok Pustakawan Caradde na Macca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, pimpinan dan tenaga pengajar Pesantren Ulul Albab, serta alumni dan para santri peserta Workshop. 

Kadis Hasan Sijaya selaku Keynote Speaker, memberi apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang dilaksanakan atas kerjasama dan kolaborasi inisiator Tokoh penerima Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional yang juga Juru Bicara/Humas TPLD Sulsel Bachtiar Adnan Kusuma.

- Advertisement -

“Kita selalu bertekad untuk selalu berjalan seiring, melakukan gerakan-gerakan yang orientasinya  dalam rangka memajukan literasi kita, dalam rangka mencerdaskan anak bangsa,” tegasnya.

Hari ini, lajut Hasan Sijaya, adalah hari yang bersejarah kita sebagai anak bangsa, hari ini kita memperingati santri nasional 2021, sekaligus ada deklarasi santri membaca dan menulis, poin ini yang ia garis bawahi.

Menurutnya, di era globalisasi saat ini banyak orang yang mengatakan bahwa dengan adanya sistem digital, dengan semaraknya handphone maka ruang baca ataupun perpustakaan akan semakin tertinggal.

“Image ini salah dan tidak benar. Di era digital ini kita memang memanfaatkan handphone untuk mencari informasi tentang keilmuan apa yang diinginkan, tetapi itu mempunyai batasan-batasan tertentu, ” ujarnya, sembari mencontohkan “Kita bisa membandingkan, membaca buku secara langsung dengan membaca melalui handphone, dalam jangka 15 menit hasilnya pasti beda. Kalau membaca melalui handphone selama 15 menit ada pengaruh, ada radiasi yang didapatkan. Setidaknya kalau keseringan pasti pusing, dan pasti berpengaruh ke mata, beda dengan kalau kita membaca buku secara langsung.”

Hasan Sijaya pada kesempatan itu juga menjelaskan bahwa dengan Transformasi Perpustakaan saat ini, perpustakaan bisa hadir di mana saja termasuk di pesantren-pesantren termasuk di masjid-masjid kita. Perpustakaan bukan hanya sebagai sarana yang berisi rak dan buku-buku saja, tapi perpustakaan adalah menjadi tempat abagi nak-anak kita, generasi muda kita untuk bisa saling bersilaturahmi, mendiskusikan apa yang dia baca, membahas apa yang dia baca, menyimpulkan apa yang dia baca, melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan yang bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan dan SDM-nya.

Pada sisi lain pemaparannya, Hasan Sijaya menjelaskan perkembangan gerakan yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel dalam memajukan literasi, mencerdaskan anak bangsa dari desa. Yaitu, gerakannya dengan membangun ruang-ruang baca yang ditempatkan pada 166 titik perpustakaan desa dan perpustakaan lorong di tahun 2020. Pada tahun 2021 ini diupayakan terdistribusi di 200 titik di seluruh kabupaten/kota di Sulsel. Pada tahun ini juga terbangun pojok baca digital di 10 titik, semuanya menggunakan dana APBD.

“Kesemuanya ini ada dipikiran Bapak Plt Gubernur Sulawesi Selatan untuk mendorong minat baca anak-anak kita sejak dini, seperti yang telah dilakukan pegiat literasi kita. Hanya satu niat kita bagaimana anak-anak kita bisa cerdas, dengan membaca. Karena hanya dengan membaca orang bisa jadi presiden, hanya dengan membaca orang bisa jadi jenderal, hanya dengan membaca orang bisa jadi kiyai, hanya dengan membaca orang bisa menjadi kepala dinas. Hanya dengan membaca anak-anakku bisa berprestasi,” tegasnya.

Hasan Sijaya juga menjelaskan, Gerakan yang baru dilakukan Bapak Plt Gubernur Sulawesi Selatan di Hari Jadi Sulawesi Selatan, membagikan sekitar 17. 800 Alquran kepada pndok-pondok pesantren, kepada rumah tahfidz, kesemua ini dalam rangka memajukan gerakan literasi kita.

Pada kesempatan itu Kadis Hasan Sijaya juga memberikan bantuan dana sebesar 10 Juta Rupiah untuk pengembangan perpustakaan di Pesantren Ulul Albab. Ia juga memerintahkan kepada kelompok pustakawan Caradde na Macca untuk terus melakukan dalam ranka mendorong minat baca dan memajukan gerakan literasi di pesantren ini. 

“Pesantren Ulul Albab hari ini sudah menjadi mitra dari DPK Sulsel, oleh karenanya, saya mengajak para santri untuk jangan hanya tinggal berdiam diri, tapi mari kita keluar untuk menambah wawasan keilmuan kita, kita ke luar ke mana? Tentunya ke perpustakaan. Kami tunggu kehadirannya di Layanan Umum Perpustakaan dan Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak DPK Sulsel. (Van)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here