PINISI.co.id- Pas momentumnya, film Sang Saudagar tayang serentak mulai besok, 21 April di kota-kota penting Indonesia yang notabene banyak warga Sulawesi Selatan (KKSS) bermukim.
Idealnya memang film bergenre komedi ini tayang berbarengan saat PSBM digelar di Makassar, 13-15 Mei 2022. Cocok buat bekal para saudagar-saudagar yang lagi urun rembuk di kota asal film ini dibuat.
Jarang-jarang ada film yang mengambil kisah tentang pengusaha, lebih-lebih lagi berjudul Sang Saudagar, yang konotasi kelasnya kurang gengsi ketimbang pebisnis atau pengusaha.
Kosa kata saudagar lebih melekat pada kelas pedagang. Bagi kalangan orang Sulawesi Selatan, kata saudagar lebih familiar dan memasyarakat.
Pas sudah. Film Sang Saudagar berlatar belakang budaya Bugis Makassar yang memotret salah satu profesi favorit orang Bugis Makassar sebagai saudagar atawa pedagang.
Film Sang Saudagar diperankan oleh Ikram Noer, Arlita Reviola, Cahya Ary Nagara, Reza Pahlevi, Uyha Mahmud, Indah Noonoy dan Fitry Laluna.
Disutradarai Asril Sani di bawah rumah produksi Lpalalo Production dan Skv Movie Entertainment, film ini mampu menghadirkan humor-humor lokal sebagai kekayaan lisan film Indonesia. Bahasa Indonesia berdialek Makassar kerap disisipkan dan cukup mewarnai keutuhan film. Film Uang Panai misalnya berhasil menyedot penonton semua lapisan suku, lantaran komedi dengan dialek Makassar dikemas dengan penceritaan yang memikat penonton. Lokal berasa nasional.
Nah, film Sang Saudagar sepertinya hendak mengulang sukses itu, dan itu bukan yang tak mungkin jika melihat peran dan jalinan cerita yang apik.
Film ini bercerita tentang perusahaan Andi Hatta (Ikram Noer), seorang saudagar kain yang mewarisi usaha kain turun temurun milik keluarganya.
Perusahaan yang dikelola Andi Hatta tiba-tiba menjadi incaran banyak orang. Santer terdengar kabar perusahaan tersebut memiliki harta peninggalan ilegal yang sengaja disembunyikan dengan rapi.
Andi Hatta yang penasaran akhirnya menyewa jasa detektif swasta milik Ratu (Arlita Reviola) dan Rio (Cahya Ary Nagara) untuk melindungi perusahaannya sekaligus mengungkap kebenaran berita tersebut.
Namun, ditengah penyelidikan suasana menjadi kacau dengan campur tangan tiga karyawan kocak, Uyha (Uyha Mahmud), Noya (Indah Nonoy) dan Luna (Fitry Laluna) yang bekerja di perusahaan tersebut. Kelucuan tiga tokoh ini menghidupkan film ini.
Lantas benarkah isu harta haram itu, lalu berhasilkah detektif tersebut mengungkap kebenaran berita ini? Singkatnya film ini tegang, lucu dan menghibur.
Bagi penonton asal Bugis Makassar yang berada di luar Sulawesi Selatan, menyaksikan film ini; atmosfernya serasa berada di kampung halaman. (Lip)