Alief we Onggang
Karena otak sudah kotor, korupsi dimulai dalam pikiran. Koruptor lebih rakus ketimbang babi yang memangsa segala termasuk tinjanya sendiri. Ketangkap satu tumbuh seribu. Seperti amuba yang membelah sel lalu beranak pinak, koruptor tumbuh menjadi monster.
Korupsi membunuh diam-diam orang yang sedang sakit dan menutup peluang rakyat menjalani hidup cukup. Menggangsir uang negara diperlukan untuk melicinkan mesin partai. Para oligarki yang memiliki modal dan kekuasaan dengan mudah menyusup konstitusi. Apalagi politisi-politisi gadungan dan penguasa-penguasa culun mudah disuap guna membeli pasal-pasal untuk menambang, membuka hutan, dan kalau perlu mencabut nyawa KPK.
KPK dianggap sebagai lebah yang mengusik zona nyaman mereka.
Tuhan yang menganugerahi Indonesia berupa kekayaan alam kemudian digarong sang monster sebagai surga untuk kelompok dan tujuh turunannya.
Kaum oligarki yang tercakup dalam elite dan berjumlah 1℅ tapi menguasai lebih separuh kekayaan Indonesia. Mereka sang pengendali, dan koruptor menciptakan neraka buat 100 juta rakyat miskin yang hanya bisa melongo, menelan iler seraya memelototkan matanya mirip orang autis bersorak sorai menyanyikan lagu, hidup lah Indonesia Raya, surga buat koruptor.