Kolom Fiam Mustamin
ITU kataku …
Apakah publik membenarkan julukan itu?
Bisa ia bisa ragu, apabila hanya melihatnya sebatas laku perannya di pentas.
Mubha tergolong perempuan aktivis di sejumlah Ormas Kepemudaan, Anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat / DPR RI tiga periode 1987-1992,1992-1997 dan 1997-1998.
Ketua Koperasi Supir Taksi (KOSTI Jaya) 1988-1992 dan pelaku entrepreneur Direktur Utama Taxi Putra Grup.
Peran yang saya sebutkan itu berbobot nuansa politik/kepemimpinan. Lalu di bagian mana bobot diplomatnya.
Saya pribadi menempatkan kata diplomat setelah membaca tulisan esai dalam bukunya Perempuan, Politik dan Kepemimpinan. Buku itu memuat 41 topik pandangan kritisnya tentang Perempuan, Politik dan Kepemimpinan.
Mubha, tipe perempuan Bugis Makassar mandiri, yang berdiri setara dengan kaum pria di ruang publik yang sudah ada presedennya dalam sejarah ratusan tahun lampau.
Bahwa wanita Sulawesi Selatan memiliki peran utama dalam kejuangan, termasuk di ruang domestik sebagai penentu.
Dalam menuangkan pikiran dan praktik politik, Mubha ada di kedua wilayah itu yang sama bobotnya.
Buku ini diterbitkan tahun 2008, sepuluh tahun setelah pensiun dari DPR RI. Lalu saya sarankan agar buku itu dicetak ulang dengan pertimbangan, tidak ada di toko-toko buku, langka di perpustakaan dan huruf cetakannya yang kecil-kecil 173 halaman dan menyulitkan membacanya. Idealnya buku sekualitas itu, bila dicetak ulang menjadi dua kali lipat jumlah halamannya.
Referensi Pustaka
PERADABAN cetakan tidak akan tergantikan oleh teknologi digitalisasi. Wujud cetakan buku tetap diperlukan di pustaka baca.
Ada puluhan tulisan esai Mubha telah saya baca mengenai perjalanannya ke sejumlan negara di Asia dan Eropa.
Di rekamnya menjadi tulisan yang begitu komprehensif menyoroti kehidupan sosial budaya tiap negara itu, seperti Bangladesh, New York dan Ratu Nefertiti Mesir.
Dengan itu, menjadi referensi batin khayal saya mengatakan bahwa betapa idealnya bila sosok seperti ini yang diamanatkan menjadi duta bangsa yang memiliki keluasan pandangan tentang sebuah negara di mana ia menjadi duta bangsa dan negara.
Bukan hanya dengan akomodasi politik dari partai politik. Obsesi pemikiran ini juga menggugat dan mempertanyakan apakah putra-putra bangsa terbaik yang berkompetensi dan teruji moralitasnya yang terpilih untuk menduduki sebuah jabatan publik yang amanah.
for the right man on the right job and place …
Melihat ratusan juta populasi, mestinya bisa memilih putra putri bangsa terbaik untuk memimpin dan mengurus bangsa yang majemuk dan luas ini.
Inginkan kita ke arah itu ?
Legolego Ciliwung 26 Maret 2022