Musuhku Konsultan Pribadiku

0
1334
- Advertisement -

Kolom Ruslan Ismail Mage

Sebanyak orang yang mendoakan kita sukses sebanyak itu pula yang ingin melihat kita jatuh. Banyak orang yang tersenyum manis menyapa kita tetapi tertawa melihat kita jatuh. Itulah hukum kehidupan di dunia yang pasti ditemui setiap orang dalam menjalani rutinitasnya sehari-hari. Kehidupan nyata telah melahirkan bayi kembar siam yang susah dipisahkan yaitu sahabat dan musuh. Dimana ada sahabat disitu ada musuh, begitupula sebaliknya dimana ada musuh disitu ada sahabat. 

Dr. Aidh al-Qarni penulis buku fenomenal La Tahzan mengatakan : Anda tak perlu terkejut menakala menghadiahkan sebatang pena kepada orang, lalu ia memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada Anda. Dan Anda tak usah kaget, bila orang yang Anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepala Anda. Itu semua watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari, apalagi kepada saya dan Anda.

Musuh itu penting, karena bisa merangsang seluruh pancaindera untuk menggali energi positif dalam diri yang begitu dahsyat dalam menciptakan kreatifitas berpikir untuk melahirkan karya nyata yang bernilai. Musuh itu telah berhasil memberi tekanan fsikologis yang luar biasa sehingga hanya memberikan dua pilihan, yaitu memilih menggeliat kepermukaan dengan energi positif atau memilih tenggelam dalam penderitaan karena dikuasai energi negatif. 

Haji Abdul Malik Karim Amirullah yang lebih familiar dengan nama Buya Hamka melahirkan karya buku monumental berjudul Tafsir Al-Azhar dalam penjara. Demikian halnya As-Sarakhsi yang dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi ditempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Buya Hamka dan As-Sarakhsi adalah contoh dua manusia yang mampu mengolah energi kreatifnya dalam dirinya untuk berkarya setelah mendapat tekanan berat dari orang yang memusuhinya.

- Advertisement -

Dari sahabat Rasulullah SAW, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karromallahu Wajahahu mengatakan “Janganlah sekali-kali engkau sangat membenci sesuatu, karena bisa jadi suatu saat engkau mencintainya. Begitu pula sebaliknya janganlah engkau sangat mencintai sesuatu, karena bisa jadi suatu saat engkau membencinya. Hal ini sudah diwasiatkan sebelumnya sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Baqarah ayat 216 yang artinya Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. 

Jadi kalau ingin berhasil muncul kepermukaan dengan pribadi yang sukses, langkah pertama yang harus dilakukan adalah : “Menempatkan musuh sebagai konsultan pribadi yang bergerak secara alami tanpa harus dibayar, walupun efek sakitnya tak tertahankan dengan penghinaannya.” Untuk mencari pembenaran apakah musuh itu adalah konsultan pribadi yang paling ampuh mengantar kita menjadi pribadi-pribadi yang sukses, berikut kisah sebutir mutiara. 

Mutiara yang sangat indah dan mahal harganya, sesungguhnya adalah kumpulan calcium carbonate dan conchiolin yang dikeluarkan oleh kerang ketika ada benda asing masuk ke tubuhnya. Setiap kali benda asing masuk ke tubuh kerang, kerang akan merasa kesakitan. Untuk menahan rasa sakit itu, kerang mengeluarkan kedua zat tersebut. Proses menyakitkan ini terjadi berulang-ulang sampai akhirnya terbentuklah mutiara yang sangat indah. Tanpa rasa sakit tersebut, kerang tidak akan bisa menghasilkan mutiara yang indah. Hal yang sama terjadi pula dengan emas dan besi. Semakin tinggi suhu pembakaran emas, maka semakin murni emas yang dihasilkan. Begitu pula semakin panas suhu pada saat besi ditempa, semakin kuat pula besi itu jadinya.

Dari kisah sebutir mutiara di atas dapat memberikan pembelajaran bijak bahwasanya penghinaan atau ejekan dari lawan kita pada dasarnya adalah api-api yang berada di sekeliling kita. Hidup ini pilihan kata orang bijak, mau memilih menjadi debu atau memilih menjadi emas murni. Kalau memilih menjadi debu maka silahkan meladeni hinaan atau ejekan musuhmu. Sebaliknya jika memilih menjadi emas silahkan menjadikan musuhmu sebagai konsultan pribadimu yang bergerak secara alami tanpa harus dibayar. 

Nabi Isa a.s. ketika bersama para muridnya sedang berjalan melewati lembah, di tengah jalan mereka berhenti karena melihat bangkai binatang. Para murid Nabi Isa a.s. seketika menutup hidung dan berkata “Alangkah bau dan busuknya bangkai binantang ini.” Nabi Isa a.s. kemudian menimpali, lalu berkata, “Lihatlah, alangkah rapi dan putihnya gigi binatang itu.” Nabi Isa a.s. selalu melihat sisi positif dari apa yang disaksikannya.

Sahabat pembelajar, pesan bijak dari cerita Nabi Isa a.s. di atas adalah, “Sebusuk-busuknya bangkai binatang pasti giginya masih tetap putih.” Itu berarti sesalah-salahya saudara, teman atau tetangga, pasti masih ada benarnya. Sejahat-jahatnya musuh pasti masih ada kebaikannya. Jadi  segera kelolah energi positif yang dihadirkan musuh, lalu bersiaplah menjadi pemenang. (Salam damai tiada akhr).

Penulis adalah Inspirator dan Penggerak, Founder Sipil Institute

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here