PINISI.co.id- Esais dan pemikir kebudayaan Nirwan Ahmad Arsuka cs pernah diterima Presiden Jokowi dan mengusulkan anggaran pengembangan dan pemajuan kebudayaan. Alhasil anggaran sebesar Rp 5 triliun itu disepakati Presiden. Demikian juga usulan Nirwan perihal pembebasan ongkos kirim buku via Kantor Pos.
Saya mulai berinteraksi dengan Nirwan saat ia masih mahasiswa di UGM jurusan Fisika (Teknik Nuklir). Ia kerap menuangkan tulisannya di majalah Baruga yang dikelola Imran Duse di Yogya. Menurut Imran, Rizal Mallarangeng merekomendasikan Nirwan ke pendiri Kompas Jakob Oetama untuk dapat berbagi di koran terkemuka tersebut.
Belakangan Nirwan menjadi kurator di Kompas dan menjaga gawang Bentara Budaya dan rajin menuliskan pikirannya terkait sains, ilmu dan kebudayaan.
Pria kelahiran Barru itu, lalu mendirikan Pustaka Bergerak yang menjelajahi Nusantara dengan naik perahu, menunggang kuda, membawa becak mengirimkan buku-buku untuk dibaca warga masyarakat hingga ke pelosok Tanah Air.
Karyanya banyak diterbitkan secara berkala di Jurnal Cipta selain Kompas tentunya. Pekan lalu ia masih menulis di koran itu ihwal budaya Korea. Tulisan-tulisannya yang berlatar belakang kekayaan budaya tempat kelahirannya, sudah diakui secara nasional dan internasional. Ia juga acap berbicara di fora luar negeri.
Beberapa esainya diterbitkan dalam bentuk esai internasional, seperti International Journal of Asian Studies dan Inter-Asia Cultural Studies Journal. Karya Nirwan lainnya berupa suntingan ciamik Manusia Bugis karangan Christian Pelras.
Saya sempat memoderatori Nirwan pada diskusi budaya sekitar tahun 1999 di sebuah kafe di Jakarta, bersama Andi Rachmat dan Said Didu.
Pada Senin 7 Agustus 2023, Nirwan telah dipanggil Sang Khalik. Kabar meninggalnya Nirwan disampaikan sahabatnya Goenawan Mohamad melalui cuitannya di Twitter. “Meninggal dan meninggalkan kenangan baik dan kerja yang mulia; Nirwan Arsuka wafat dalam usia 57 tahun.
Semoga legasi yang ditinggalkan Nirwan dapat diwarisi oleh yang hidup. (Alif)
