Kolom Fiam Mustamin
Aktivis dan politisinya yang lebih dominan.
Dekade awal 1970 an, beberapa anak muda yang sok pede tergabung dalam satu wadah yang cukup keren namanya : School of Acting, dipersiapkan sebagai kader dari Dewan Kesenian Makassar (DKM).
Jumlahnya tidak banyak, sekitar dua puluhan orang.
Kami anak-anak muda itu terdiri dari berbagai suku yang rata-rata anak kota yang sudah berpengalaman berkesenian khususnya berteater/ sandiwara.
Ada yang sudah kuliah juga dan yang baru selesai Sekolah Lanjutan Atas.
Diantara kami diwajibkan membuat Grup Teater untuk mengisi acara di panggung DKM, Pasar Malam di lapangan Karebosi, keramaian 17 Agustusan dan malam Tahun Baru.
Salah satu grup sealmamater itu, muncul seorang bintang panggung yang grupnya dipimpin oleh Kamaluddin Ismail (Teater Alam) dari Maspul dan bintangnya adalah Kak Oelfah Syarullah belum pakai Harmanto (suaminya).
Begitulah dinamika dan serunya di masa usia remaja kala itu.
Teater dan sanggar yang terkenal saat itu adalah Latamaosandi yang dimotori oleh Fahmy Syarif (alm) dan Yacob Marala (alm) dari Fakultas Sastra Unhas. Ada sanggar Tari Lagaligo dipimpin oleh Hafid Pamuncak.
Kiblat ke Jakarta
Pada 1970 an, masih terbatas akses komunikasi dan informasi, anak-anak muda terobsesi ke ibu kota Jakarta untuk mendapatkan semacam atribut pengakun secara nasional.
Di Jakarta saya kembali berjumpa dengan selebriti aktvis ini. Ia terpilih menjadi Angota DPR RI periode 1987- 1998 bersama dengan runtuhnya Orde Baru. Kemudian pada masa Reformasi Kak Oelfah terpilih kembali untuk masa 2009 – 2014.
Jika di hitung-hitung 4 periode duduk di Senayan.
Kak Oelfah memiliki talenta kekhususan. Ketika mahasiswa terpilih menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakuktas Sastra tahun 1976 – 1977. Ketua Senat Mahasiswa Pertama Perempuan di Unhas.
Diperiode itulah, ia ikut menandatangani Deklarasi Pemuda, terbentuknya KNPI Sulsel bersama Dr. Syamsi Lili, Said Betta, Mubha KM, dan beberapa tokoh pemuda kala itu.
Tercatat sebagai Pengurus DPD KNPI Sulsel tahun 1977-1982, kemudian tahun 1983 – 1988 menjadi Ketua DPP AMPI, bersama dengan Surya Paloh Theo Sambuaga, Yapto Suryasumarno yang ketika itu, Ketua Umumnya adalah Agung Laksono.
Bersama Kak Oelfah, kami sering berjumpa di event-event nasional di Senayan.
Tak kurang, kami juga bersama-sama di kegiatan KKSS, apalagi Kak Oelfah adalah mantan Ketua Harian HIKMA, salah satu organisasi pilar KKSS.
Setelah pensiun, sekarang ini Kak Oelfah aktif di DPP IKAL LEMHANNAS, yang Ketua Umumnya Agum Gumelar.
Kini Kak Oelfah bahagia bersama Ir.H.Harmanto dengan 4 orang putra putrinya yang sudah memberinya 8 orang cucu yang cerdas dan bertalenta seperti neneknya.
Di masa purna pengabdian formal ini, kita berharap kepada lima orang Srikandi: 0elfah, Ulla, Mubha, Marwah dan Musdah tetap mengabdikan kontribusi ide pemikiran wawasan kebangsaan untuk Indonesia Maju dan bermartabat dalam bingkai Seddi Ati Seddi Kallang (Satu Hati Satu Kalam).
Topada salama.
Legolego Ciliwung 29 Juli 2023