Orasi HBN di SMA 2 Jeneponto, BAK Kembalikan Kejayaan Buku Indonesia

0
670
- Advertisement -
Pegiat literasi Bachtiar Adnan Kusuma (kanan).

PINISI.co.id- Tokoh Literasi Nasional yang Deklarator Nasional Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat, Bachtiar Adnan Kusuma, pada Senin pagi Tgl 13 Mei 2024 akan menyampaikan Orasi Hari Buku Nasional(HBN) di SMA Negeri 2 Jeneponto yang akan dihadiri 1.000 orang siswa dan guru serta pegiat literasi.

Bachtiar Adnan Kusuma, penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI ini, menegaskan di HBN 17 Mei 2024, ia menyampaikan 17 Langkah Besar mengembalikan kejayaan industri buku di Indonesia.

Pertama, kata BAK, menjadikan buku sebagai kebutuhan primer setiap keluarga Indonesia. Hanya dengan menjadikan buku sebagai kebutuhan pokok, akan mendongkrak budaya baca tinggi masyarakat, dan menjadikan buku sebagai sebuah industri.

Kedua, kata Tokoh Pendidikan Sulsel ini, jadikan buku sahabat Keluarga Indonesia. Hanya buku menjadi sahabat keluarga bisa mendorong tumbuhnya minat baca tinggi masyarakat.

Ketiga, Buku adalah mahaguru yang paling setia mendampingi pembacanya agar cerdas dan pandai.

- Advertisement -

Keempat, menggerakkan wakaf buku dan donasi buku untuk mengobati kurangnya akses buku bermutu di Indonesia.

Kelima, mendorong budaya baca dan menulis seiring, sekata dan sejurus, tak terpisahkan.

Keenam, perlunya gerakan guru, pustakawan dan siswa menulis satu buku Indonesia.

Ketujuh, pemerintah memberi subsidi biaya cetak buku yang diterbitkan penulis Indonesia.

Kedelapan, menghilangkan pajak buku.

Kesembilan, mencegah terjadinya pembajakan buku.

Kesepuluh, menjadikan membaca dan menulis sebagai hari khusus di setiap satuan pendidikan.

Kesebelas, memberi royalti dan penghargaan bagi penulis produktif yang mendukung tumbuhnya ekosistem perbukuan nasional.

Keduabelas, memperluas jaringan dan pemerataan akses buku konten lokal di setiap daerah.

Ketigabelas, menggerakkan gerakan literasi dari setiap keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.

Keempat belas, menerbitkan buku sesuai kebutuhan masyarakat, bukan selera penulis atau hanya pencitraan.

Kelimabelas, menggalakkan gerakan politisi dan birokrat menulis buku untuk Indonesia.

Keenambelas, mengajak satuan keluarga dan masyarakat menjadikan buku sebagai sahabat anak-anak.

Ketujuhbelas, jadikan buku sebagai souvenir pada setiap even lokal dan nasional. (Man)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here