ORGANISASI MANDIRI: Simfoni Tiga Unsur dalam Harmoni Sosial

0
76
- Advertisement -

Kolom Muslimin Mawi

Di tepian sunyi zaman, ketika kerlip harapan masyarakat kian rapuh di tengah deras arus perubahan, hadir satu pertanyaan mendasar, apakah sebuah organisasi sosial kemasyarakatan (ORMAS) mampu berdiri mandiri? Mandiri dalam arti, bukan sekadar bertahan, tetapi berkembang, berguna dan berdaya. Saya berpendapat, kemandirian sebuah ORMAS bukanlah suatu kebetulan, melainkan resonansi apik dari tiga unsur yang berpadu indah, kemampuan finansial dan fasilitas, kapasitas manajerial, serta alokasi waktu dan kesempatan yang cukup. Ketika ketiganya bersinergi, organisasi itu bergerak bukan sebagai kapal kecil yang terombang-ambing, melainkan sebagai kapal layar Pinisi yang mengarungi lautan sosial dengan arah yang mantap.

Kemampuan Finansial dan Fasilitas
Tanpa fondasi finansial yang memadai dan fasilitas yang mendukung, sebuah ORMAS laksana menyanyi dalam ruang hampa udara, nada ada, tetapi gema tak sampai. Literatur menunjukkan bahwa salah satu unsur kemandirian organisasi kemasyarakatan adalah kemampuannya untuk “berperan secara berdaya guna sebagai sarana …… yang mandiri.” Dengan kata lain, bukan sekadar bergantung pada bantuan eksternal, tetapi memiliki mekanisme internal yang memungkinkan kelangsungan aktivitas. Fasilitas fisik ataupun sarana digital, jaringan komunikasi, ruang kerja, serta sumber daya untuk operasional rutin adalah bagian dari modal yang membedakan organisasi mandiri dengan yang rentan.

Namun, catatan penting juga muncul, kemampuan finansial tidak serta-merta berarti kemandirian jika manajemen melemah. Sebab bila dana mengalir tetapi pengelolaan buruk, fasilitas ada tetapi tak teroptimalkan, maka muncul risiko pemborosan, bahkan kehilangan legitimasi sosial. Kemandirian sejati justru lahir ketika kemampuan finansial diimbangi dengan tata kelola yang bijak dan transparan, di mana setiap rupiah dikelola bukan hanya dengan akal sehat administratif, tetapi juga dengan nurani sosial. Dalam konteks inilah, kekuatan dana dan fasilitas harus ditempatkan sebagai alat penggerak nilai, bukan sekadar simbol kekuasaan organisasi.

Kemampuan Manajerial

Seperti orkestra yang membutuhkan konduktor agar instrumen berharmoni, sebuah ORMAS mandiri memerlukan manajemen yang efektif, efisien dan visioner. Fungsi-fungsi dasar organisasi, seperti perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi, harus dihidupkan secara terintegrasi. Tanpa manajemen yang baik, fungsi fungsi ini bisa sekadar label saja. Maka, organisasi yang mandiri adalah organisasi yang tidak hanya punya dana dan fasilitas, tetapi juga sistem, struktur, manusia dan mekanisme yang memadai.

Kapasitas manajerial ini juga meliputi transparansi, akuntabilitas, serta fleksibilitas terhadap perubahan lingkungan. Oleh karena itu, manajemen bukan hanya administratif, tetapi juga etis dan strategis.

Waktu dan Kesempatan yang Cukup
Unsur ketiga sering terlupakan, waktu dan kesempatan. Sebuah organisasi bisa memiliki dana dan manajemen baik, tetapi jika pengurus sibuk dengan urusan lain, atau kondisi lingkungan tak memberi kesempatan, maka aktivitas ideal hanya sebatas wacana.

Waktu yang cukup memungkinkan program-program terencana untuk dilaksanakan dengan konsistensi, kesempatan yang cukup memungkinkan organisasi merespon dinamika masyarakat, menjalin kerjasama dan mengadaptasi perubahan. Dalam istilah sastra, waktu dan kesempatan adalah “udara yang menghembus sayap kegiatan.” Tanpa hembusan itu, sayap tak bergerak.

Sinergi Ketiga Unsur: Menuju Kemandirian Sejati

Bayangkan sebuah lukisan di mana tiga elemen ini membentuk segitiga kokoh, sisi pertama adalah dana & fasilitas, sisi kedua adalah manajerial, sisi ketiga adalah waktu & kesempatan. Jika salah satu sisi roboh, maka segitiga itu tak lagi stabil. Begitu pula organisasi. Bila dana melimpah tetapi manajemen kacau, organisasi mudah amblas. Bila manajemen bagus dan waktu cukup, tetapi dana minim, maka kegiatan terbatas. Bila dana dan manajemen baik, tetapi pengurus tak punya waktu atau lingkungan tak memberi ruang, maka potensi menjadi stagnan.

Tantangan dan Rekomendasi
Di lapangan nyata, perjalanan menuju kemandirian tidaklah mulus. Tantangan bisa muncul dari regulasi, seperti mekanisme pengawasan dan pembinaan ORMAS oleh pemerintah yang harus dipenuhi. Tantangan lainnya, ketergantungan dana eksternal, konflik internal, rotasi pengurus yang cepat, serta perubahan sosial-teknologi yang begitu pesat.

Beberapa rekomendasi untuk organisasi yang ingin mandiri antara lain, pertama, membangun diversifikasi sumber dana internal (iuran anggota, unit usaha sosial, kemitraan) agar tidak tergantung satu sumber. Kedua; mengembangkan kapasitas manajerial secara rutin, pelatihan, sistem monitoring, evaluasi, mekanisme feedback. Ketiga; memastikan pengurus memiliki waktu dan perhatian khusus bagi organisasi. Keempat; menjalin kemitraan dengan pemerintah, swasta dan masyarakat dan kelima; menjaga akuntabilitas dan transparansi sebagai fondasi manajemen yang baik.

Alhasil, dalam guratan waktu yang panjang, sebuah ORMAS mandiri adalah lukisan yang hidup, terang dengan aktivitas yang nyata, bergema dalam komunitas dan berdampak dalam pembangunan sosial. Ketiga unsur – kapasitas finansial & fasilitas, kemampuan manajerial, serta waktu & kesempatan, adalah nada-nada yang harus dipetik secara harmonis agar organisasi itu tak hanya berjalan, tetapi melesat.

“Objek sosial yang kuat bukanlah yang hanya berdiri, tetapi yang mampu berdiri sendiri dan mengajak yang lain ikut berdiri.”

Semoga tulisan ini menjadi seruan bagi ORMAS untuk melihat ke dalam dirinya, bukan hanya apa yang dilakukan, tetapi bagaimana ketiga unsur itu menyatu dalam jiwa organisasi. Dengan demikian, kemandirian bukan sekadar kata, tetapi karya.

Eramas 2000, 27 Oktober 2025
Penulis, Aktivis dan Pemerhati Organisasi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here