OTORITARIANISME DALAM DISKUSI TIM

0
37
- Advertisement -

Catatan Muslimin Mawi

Memahami Penyebab, Dampak dan Strategi Penanganan

Pendahuluan
Dalam setiap Tim kerja suatu perkumpulan atau organisasi, dinamika interpersonal memainkan peran besar dalam menentukan keberhasilan kolaborasi. Namun, sering kali muncul individu yang menunjukkan perilaku aneh dan otoriter dalam diskusi, mendominasi dengan gaya mengoreksi yang memaksakan kehendak dan bahkan menolak ide dan gagasan tanpa pertimbangan objektif, terutama jika ide dan gagasan tersebut berasal dari seseorang yang dianggap sebagai saingan.

Fenomena ini bukan hanya tantangan psikologis, tetapi juga berdampak sistemik terhadap efektivitas tim. Saya coba membedah lebih dalam motivasi perilaku tersebut, dampaknya yang merugikan dan langkah nyata untuk mengatasinya.

PERILAKU OTORITER: Anatomi dan Penyebabnya:

Pertama, Karakteristik Utama
Koreksi yang mendikte. Setiap ide dan gagasan diintervensi tanpa ruang negosiasi. Penolakan yang selektif,
Menolak ide tanpa evaluasi substansi, semata-mata berdasarkan preferensi
pribadi atau konflik kepentingan.

- Advertisement -

Motivasi untuk Mengontrol
Upaya mempertahankan dominasi dengan melemahkan pihak lain.

Kedua, Akar Perilaku Otoriter
Egosentrisme dan rasa superioritas,
Keyakinan bahwa hanya dirinya yang memiliki solusi terbaik. Ketidakamanan (insecurity), Ketakutan akan persaingan membuat individu ini cenderung bertahan dalam pola defensif yang agresif.

Konflik Personal
Bias dan antipati terhadap individu tertentu sering kali menjadi pendorong utama keputusan tidak rasional.

Ketiga, Dampak Negatif pada Tim
Erosi moral tim; Anggota tim merasa tidak dihargai sehingga enggan berpartisipasi secara aktif.

Polarisasi Internal
Konflik interpersonal dapat memecah kohesi tim menjadi kubu-kubu yang
kontraproduktif.

Stagnasi Ide
Dominasi sepihak menghalangi masuknya ide dan gagasan inovatif yang mungkin lebih baik.

Dampak Lebih Jauh
Efisiensi dan Reputasi yang Terkikis
Perilaku seperti ini tidak hanya berdampak pada dinamika internal, tetapi juga pada citra organisasi secara keseluruhan. Ketidakmampuan mengelola individu semacam ini sering kali dilihat sebagai kegagalan kepemimpinan. Lebih jauh, tim
yang diwarnai konflik akan menghasilkan keputusan yang tidak optimal, memperlambat laju pencapaian yang ingin disasar.

STRATEGI PENANGANAN PERILAKU DOMINAN
Membangun Sistem Evaluasi yang Transparan dan Objektif

Setiap gagasan dievaluasi berdasarkan kriteria jelas, terlepas dari siapa yang
menyampaikan. Misalnya, dalam panel diskusi dengan moderator netral.

Menerapkan Intervensi Kepemimpinan yang Tegas
Pemimpin harus memainkan peran aktif dalam mencegah dominasi, dengan
memberikan ruang bagi semua anggota Tim, untuk berbicara. Tegur individu yang cenderung destruktif secara pribadi, dengan penekanan pada solusi daripada punishment.

Meningkatkan Kompetensi Komunikasi Tim
Pelatihan komunikasi asertif dan resolusi konflik diperlukan untuk meningkatkan pemahaman antaranggota tim.

Pendekatan ini memastikan setiap individu memahami pentingnya mendengar, menghargai dan mengevaluasi gagasan dengan rasionalitas.

Meminimalkan Bias Personal dengan Pendekatan Diplomatik

Tanyakan alasan spesifik di balik penolakan terhadap suatu ide dan gagasan. Arahkan percakapan ke fokus yang berbasis data atau fakta sehingga diskusi bersifat substantif, bukan emosional.

Mengadopsi Nilai-Nilai Sosial yang Menghormati Kolaborasi
Dalam konteks kearifan lokal, nilai seperti siri’ na pacce dapat diintegrasikan untuk
membangun budaya kerja yang berbasis penghormatan dan empati.
Budaya ini mengutamakan kehormatan kolektif, sehingga setiap anggota merasa setara dalam kontribusi mereka.

KESIMPULAN
Perilaku otoriter dalam diskusi tim merupakan bentuk disfungsionalitas yang dapat merusak kinerja organisasi jika tidak segera diatasi. Solusi tidak hanya bergantung pada perubahan individu, tetapi juga pada upaya kolektif untuk membangun sistem kerja yang transparan, komunikasi yang sehat dan budaya kerja yang inklusif.

Koordinator tim memiliki peran sentral untuk memastikan bahwa setiap gagasan mendapat evaluasi yang adil, sementara anggota tim harus berkomitmen untuk bekerja demi tujuan bersama di atas kepentingan pribadi.

Eramas 2000, 26 November 2024.

Penulis, pemerhati organisasi, mantan Dirut Perusahaan BUMN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here