PINISI.co.id- PT Garuda Indonesia mengaku telah menurunkan tarif tiket pesawat untuk memunjang pariwisata Indonesia di tengah mewabahnya virus korona. Penurunan tarif tiket itu dilakukan sesuai kebijakan pemerintah yang berjanji akan menggantinya dengan insentif.
Melalui kebijakan itu, pemerintah memberikan diskon tiket pesawat hingga 30 persen untuk 25 persen ketersediaan bangku per maskapai pada 10 destinasi wisata. Sebagai gantinya, pemerintah mengucurkan anggaran Rp 443,39 miliar kepada maskapai untuk memangkas harga tiket pesawat.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengaku telah menjalankan kebijakan tersebut dengan memangkas tarif tiket pesawat. Namun, kata dia, ganti rugi yang dijanjikan pemerintah belum diberikan dan dia masih mencari cara untuk mendapatkan hak perusahaan milik negara itu.
“Oh sudah (diskon). Bagaimana kita menagih, kita cari cara, kita berhubungan dengan orang-orang yang okelah di pemerintahan, apalagi Bu Menteri Keuangan Sri Mulyani dukung ini,” kata dia di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Minggu, 8 Maret 2020.
Meski belum mendapatkan insentif tersebut, Irfan mengaku optimis pemerintah akan menepati janjinya. Sebab, menurutnya, pemerintah tidak akan membiarkan neraca keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kerugian akibat kebijakan yang ditetapkan.
“Kalau antarpemerintah kan lebih mudah daripada antar kita dengan Anda kan. Yang penting kan penumpang menikmati, soal kita dengan pemerintah nanti kita cari cara lah, bicarakan, selesaikan,” paparnya.
Sebagai informasi, Dalam program diskon harga tiket pesawat, pihak maskapai telah menyediakan kursi khusus mendukung program tersebut. Salah satunya, Garuda Indonesia yang berikan 40 seat atau kursi penumpang yang memanfaatkan diskon setengah harga tersebut.
“Per harinya ada 40 seat yang kita sediakan setiap pesawat untuk program diskon 50 persen ini. Dan kalau ditotal ada 65.700 kursi per bulan untuk program diskon 50 persen tiket pesawat ke sepuluh destinasi itu,” kata Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Dony Oskaria, dikutip 1 Maret 2020. [Syam, Warta Ekonom