Pemilukada 2020 : Saatnya Rakyat Menjadi Macan

0
1051
- Advertisement -


Kolom Ruslam Ismail Mage

Realitas kehidupan telah menjadi guru politik rakyat kecil yang mengajarkan, “kebenaran” tidak boleh lagi disimpulkan dari harapan-harapan yang banyak ditabur di sudut-sudut kampung setiap musim Pemilukada. Data menunjukkan sudah lebih 20 tahun pemilihan langsung, selama itu pula rakyat hanya menjadi obyek harapan. Emma Goldman, seorang penulis kelahiran Lithuania yang menjadi simbol pergerakan feminisme mengatakan “Politisi akan menjanjikan Surga sebelum pemilu, dan memberikan Neraka setelahnya”.

Begitulah nasib rakyat, dalam kesetiaannya berdamai dengan segala keterbasan hidup, sudah tidak terhitung lagi jumlahnya berapa kali rakyat harus kecewa gigi jari karena mengira kebenaran itu adalah harapan-harapan yang dijanjikan para calon kepala daerah. Namun faktanya jauh panggang dari api. Karena itu, menuju Pemilukada 2020 yang semakin dekat, rakyat sudah harus sadar benar bahwa kebenaran itu bukan disimpulkan dari harapan, tapi dari fakta.

Kesadaran ini menjadi penting, karena rakyat selalu menelan ludah setiap musim Pemilukada akibat tergiur menu janji yang disediakan di atas meja harapan. Jadi bagaimana pun indahnya bentuk kemasan janji dan harapan yang disiapkan di ruang-ruang publik, rakyat jangan ngiler tergoda lagi. Karena pemimpin amanah tidak lahir di musim pemilu, ia lahir jauh-jauh hari sebelum tahun politik.

Waspadalah, seminggu menjelang sampai bilik suara pada tanggal 9 Desember 2020, banyak harapan-harapan seksi menggoda. Rakyat jangan lagi mengembek mengikuti sang gembala (tim sukses) yang sudah dicucuk hidungnya dengan iming-iming jabatan kalau jagoannya terpilih. (Biasa, jagoan terpilih, tim sukses masuk lewat pintu belakang).

- Advertisement -

Jadi sekarang saatnya rakyat menjadi “macan” yang akan menerkam setiap calon kepala daerah dan tim suksesnya yang bermental korup dengan merendahkan derajat rakyat melalui “money politic”. Ingat, money politic adalah setan demokrasi yang selalu gentayangan di musim Pemilukada).

Penulis : Akademisi, Inspirator dan Penggerak, Founder Sipil Institute

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here