Pena : Sipil Institute
Jalaluddin Rumi melukiskan kekuatan CINTA sebagai “cermin bagi dua alam atau sebagai kekuatan yang memoles baja menjadi cermin”. Kepekatan materi dapat menjadi bening berkat kerja cinta. Tidak ada yang luput dari tangan perkasa cinta. Singa pun jadi gemetar tertangkap olehnya. Gajah menjadi seperti kucing tidak berdaya dalam jerat cinta. Sepanjang abad ini hingga hari kebangkitan sekali pun, tidak akan ada kekuatan yang mampu menandingi cinta. Karena kekuatan cinta itu abstrak (bergerak tak berwujud). Kekuatan cinta yang luar biasa mendorong setiap atom dan pepohonan menari-nari dapat dilihat lagi narasinya pada perjalanan cinta edisi II Sawerigading berikut ini.
Siapakah gadis rupawan teramat cantik yang tinggal di lantai dua istana Kerajaan Luwuk yang berhasil meluluhlantakkan hati sang putra mahkota pangeran tampan nan romantis Sawerigading? Nama gadis tercantik dan paling cendekia dalam seluruh kosmologi Bugis itu adalah “We Tenriabeng” adik kembarnya sendiri Sawerigading. Sebuah fakta tidak terbantahkan yang mengoyak-ngoyak jiwa dan menusuk hati sang pencinta sejati. Karena kekuatan cinta telah merasuki jiwanya, Sawerigading tidak mau sama sekali berdamai dengan kenyataan kalau ternyata sedang jatuh cinta dengan adik kembarnya We Tenriabeng. Jiwanya terus memberontak, hatinya semakin membara oleh api cinta yang siap memanggang menghanguskan apa pun di sekitarnya.
Walau sudah mengetahui tidak boleh menikahi adiknya sendiri, Sawerigading tetap mencari jalan menerobos larangan istana. Lagi-lagi di depan ayah bundanya kembali ia memohon izin mempersunting putri yang satu tembuni dengannya. Orang tua yang sudah mati akal menasehatinya itu hanya bisa berkata bahwa insest itu tabu, pemali. Untuk lebih meyakinkan itu tabu atau pemali, Batara Lattuq Sang Raja lalu mendatangkan seorang nenek tua bangka yang seusia manusia pertama, untuk menegaskan akibat perkawinan sedarah, kehancuran dunia dan kelaparan yang akan membentang di cakrawala.
Namun apa yang terjadi kemudian, apakah Sawerigading sadar dan mengikuti nasehat nenek tua itu mengurungkan niatnya menikahi adik kandungnya We Tenriabeng karena bisa mendatangkan bencana besar melanda seluruh negeri? Ternyata tidak! Seakan ingin memutuskan sejarah yang menabukan insest, Sawerigading dengan sadis memenggal kepala tubuh azur itu. Benar-benar sadis, nampaknya kekuatan cinta telah membutakan mata dan hatinya, tidak ada kekuatan lain lagi yang mampu membendung kekuatan cintanya kepada We Tenriabeng.
Selain pencinta sejati yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan cintanya, Sawerigading juga pencinta paling sadis dan akan melakukan semua kegilaan yang paling gila sakali pun bagi yang menghalangi jalan cintanya. Salah satu bentuk lain kesadisan dan kegilaannya dalam merebut cintanya adalah siap memburu cintanya sampai ke liang lahat untuk memporak-porandakan dunia roh, bahkan berani masuk ke dalam neraka sekalipun untuk merebut cintanya.
Sahabat pembelajar, dalam tubuh pencinta ada gemuruh yang terus meraksasa hingga menelang dirinya sendiri. Karena seandainya CINTA punya mulut, dunia pun akan menjadi santapannya. Lalu bagaimana Sawerigading mampu menerima kenyataan dan tidak jadi menikahi adik kembarnya We Tenriabeng. Kekuatan apa yang bisa meluluhkan hatinya berdamai dengan kanyataan? Silahkan tunggu narasi selanjutnya besok, yang akan mengupas keganasannya menaklukkan gelombang dan musuh-musuh yang menghadangnya di tengah lautan luas tak bertepi. Dengan perahu dan armadanya siap membelah samudra pergi mencari cintanya. (Bersambung)