Petta Tenri Tatta, Mengenal Dekat Amboku La Fiabang

0
718
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

MASA kecilku di kampung Tajuncu, dua orang yang telah membatin dalam hatiku. Pertama, pemangku Lanjo (amoreku) adik kandung amboku (ayahku) Lafiabang.

Mendiang ayahku berpulang, saya selalu ke hari pasar untuk menjumpainya melepas rasa rindu ditinggal ayah.

Pamanku datang ke pasar membawa dagangan gula merah dan kemiri dari pegunungan yang diangkut dengan kuda, namanya matteke. Beberapa saat tidak melewatkan hari pasar, karena saya menyenangi mengerumuni penjual obat (pabbalu pabbura).

Kemudian beranjak ke Sekolah Menengah Pertama di kota Watansoppeng, sayapun sering izin di hari pasar ke Tajuncu.

- Advertisement -

Di saat itulah saya menjumpai Petta Tenri Tatta Petta Serang yang saya kenal dengan beliau pada masa prasekolah yang satu pemukiman namanya La Botto Ulu. Petta Tenri memiliki turunan darah Bone dan Gowa.

Penyematan nama gelar Arung Palakka, memiliki makna watak Kewaranian/ Keberanian dan Amaccang /Kecendekiaan.

Tempat itu La Botto Ulu, merupakan area pemakaman kerabat bangsawan Watanlipue.

Petta Tenri, selalu menceritakan kiprah ayahku, kedekatannya dengan kerabat keluarga besar wija/ turunan komunitas Se Ring dari pegunungan hingga ke Soppeng Riaja (Takkalasi) dan sekitarnya.

Tindakan Penyelamatan

SAYA merasa berutang budi dengan Petta Tenri dengan tindakan keberaniannya melindungi ayah saya dari pencarian tentara, masa gerembolan pemberontakan DI TII Kahar Muzakkar tahun 1960 an.

Ayah saya sering keluar masuk hutan karena ia memang orang gunung. Karena itu pula ayah diidentifikasi sebagai kelompok gerembolan oleh tentara tersebut.

Petta Tenri tampil di hadapan tentara itu menjelaskan siapa ayah saya sebenarnya.

Bila bapak-bapak tidak yakin, maka silakan menggeledah lumbung-lumbung pangan yang ada di sekitar itu … begitu ketegasan yang meyakinkan dari Petta Tenri.

Menyembunyikan ayah saya di pemukiman La Botto Ulu.

Cerita lain menyebutkan bahwa ayah saya, bawaannya suka membuat kelucuan yang menyenangkan sehingga ayah akrab dengan siapapun. Saya masih ingat satu kata, Waje … menyebut nama dirinya.

Karena itu ayah sering disapa dengan panggilan La Waje …

Dengan semua cerita itu, saya menjumpai Petta Tenri sama dengan saya menemui ayah kandung sendiri.

Bila saya ke kampung selalu ingin menemui beliau dan di perumahan bekas tempat tinggal di La Botto Ulu.

Karena itu pula saya merindukan untuk selalu pulang kampung. Di kampung saya mendapatkan perlakuan kemuliaan yang begitu terhormat dari budi baik yang diwariskan oleh kedua orang tuaku, La Fiabang dan I Mappe.

Pada kesempatan akan melakukan ibadah umroh beberapa tahun silam, saya menghubungi Petta Tenri untuk memohon maaf dan doa sebagai orang tua terdekat.

Allahumma yaa Alllah semoga beliau diberkahi kesehatan dan kesejahteraan sekeluarga aamiin.

Legolego Ciliwung 10 Maret 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here