PINISI.co.id- Di antara kontestasi calon walikota di Indonesia yang paling ‘panas’ agaknya pemilihan walikota di Makassar yang bakal digelar Desember 2020. Pasalnya, dua seteru terkuat yaitu pasangan Munafri Arifuddin-Rahman Bando (Appi-Rahman) dan Rhamdan (Danny) Pomanto-Fatmawati, saling melapor ke Bawaslu.
Sebelumnya, tim hukum Appi, Yusuf Gunco melaporkan dugaan pelanggaran terkait bagi sembako yang dilakukan paslon Danny ke Bawaslu Makassar, (5/10/2020). Bawaslu lalu melaporkan dugaan tindakan pelanggaran pidana pemilu yang dilakukan pasangan calon Danny Pomanto-Fatmawati ke Polrestabes Makassar. Kasusnya praktik politik uang dengan modus pemberian sembako kepada masyarakat.
Dalam gelar perkara Gakkumdu, pada 12 Oktober 2020, Bawaslu, Kejaksaan, dan Kepolisian memutuskan bahwa perkara dugaan praktik politik uang yang dilakukan paslon nomor urut 1 itu memenuhi unsur pidana pemilu.
Tersengat atas laporan itu, Danny Pomanto lewat kuasa hukumnya balik melaporkan Ketua Tim Pemenangan Appi-Rahman, Erwin Aksa ke Bawaslu Sulsel atas dugaan kampanye hitam. Danny melaporkan Erwin karena diduga melakukan kampanye hitam dan mencemarkan nama baiknya.
“Danny selaku calon wali kota merasa kehilangan kepercayaan dan mungkin akan tidak dipilih oleh warga Makassar yang sempat membaca berita dari pernyataan Erwin,” kata Ilham Harjuna, kuasa hukum Danny.
Menanggapi itu, Erwin menukas, “Kalau itu fitnah Danny bisa lapor polisi, pencemaran nama baik,” kata Erwin seperti dilansir detikcom, Jumat (16/10/2020).
Erwin mengatakan Danny memiliki hak jawab ke media jika merasa tuduhan itu tidak benar soal dirinya. itu pun membandingkan dirinya yang juga kerap difitnah tapi tak melaporkannya ke pihak polisi atau pengawas pemilu.
“Karena kritik saya ini, dia bisa kasih hak jawab ke media,” ucap Erwin.
“Saya banyak kena black campaign, saya nggak pernah lapor polisi dan Bawaslu. Saya nggak lapor tuh yang bikin isu itu,” Erwin menambahkan.
Erwin menyebut Danny sebagai sosok yang hanya sering mengobral janji dan tidak tahu soal eksekusi perencanaan.
Menurut Erwin, di era kepemimpinan Danny, tidak ada sesuatu monumental yang berhasil dikerjakan alias gagal total. Termasuk proyek reklamasi di Teluk Makassar, yang menurut pemerhati lingkungan merusak sistem biota laut hingga merugikan nelayan.
“Danny gagal memimpin Makassar. Banyak mimpi dia tidak terlaksana karena dia tidak mengerti dan tahu perencanaan, bahkan eksekusi,” kata Erwin di Makassar, Minggu (11/10/2020).
Dalam Pilwalkot Makassar tahun 2020 ini, empat pasangan calon berkompetisi. Dua pasangan calon lainnya, yaitu Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan), dan Irman Yasin Limpo-Zunnun NH (Imun).
Seperti diketahui, Appi pernah dikalahkan kotak kosong dalam Pilwalkot Makassar pada 2018. Kotak kosong dianggap sebagai ikon yang mewakili Danny Pomanto yang tidak bisa ikut pemilihan karena pelanggaran jabatan sesuai keputusan Mahkamah Agung.
Kali ini Appi tentu tak ingin tersandung dua kali, sebaliknya Danny hendak membuktikan bahwa dirinya masih layak memimpin Kota Daeng ini.Seru. (Lip)