PINISI.co.id- Salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19 adalah perhotelan yang berhenti beroperasi. Dampak ikutannya menurut prediksi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI terdapat 130.000 karyawan hotel yang terancam dirumahkan.
Hal sama dirasakan di Kalimantan Selatan, di mana tingkat okupansi hotel sepanjang pandemi virus korona membuat sejumlah hotel mengurangi biaya operasional. Bahkan, beberapa diantaranya sampai harus merumahkan karyawannya agar pengeluaran dapat ditekan.
PHRI Kalsel mencatat hingga Rabu (8/4/20) sekitar 1.438 karyawan hotel yang dirumahkan.
Menanggapi hal itu, pakar ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Prof Dr. Alim Bachri tak berharap banyak di sektor pariwisata di masa sekarang ini. Pasalnya di masa pandemi, orang-orang akan menyimpan uang terlebih dahulu.
“Saat ini tak ada aktivitas ekonomi yang signifikan dari kelompok masyarakat. Artinya mereka juga tak banyak memiliki uang,” ungkap guru besar ekonomi ULM yang juga menjabat sebagai Regional Chief Economist Bank BNI Wilayah Kalimantan ini.
Namun, ia memprediksi ekonomi Kalsel akan cepat pulih seperti sediakala selesai pandemi ini. “Misalkan wabah ini berakhir bulan Mei, sekitar bulan Oktober perekonomian Kalsel akan kembali seperti biasa,” katanya yakin.
Alim Bachri beralasan sebab potensi ekonomi Kalsel seperti pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit yang sudah berkembang, akan menopang perekonomian. “Sektor ini boleh dikatakan tak terlalu terdampak. Jika ekonomi pulih, investor kembali datang,” ujar Alim Bachri yang juga Ketua BPW KKSS Kalsel.
Agar pebisnis bisa bertahan, menurut Alim Bachri, harus melihat kekuatan modal yang berhubungan erat dengan respon pasar. Terlebih, banyaknya kabar-kabar di media sosial yang menyampaikan kabar tak bagus dengan pandemi Covid-19 ini.
Menurutnya, apabila pandemi tak berlalu hingga akhir tahun, maka akan terjadi resesi ekonomi dunia. “Tapi semoga ini tidak terjadi,” harapnya.
[Lip/kalsel.prokal.co]