PINISI.co.id- Menjelang perumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045, Kementerian Desa PDTT telah menyusun proyeksi perkembangan kondisi desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi dari 2022 sampai 2045.
Proyeksi dilaksanakan secara alamiah, berdasarkan data rinci yang telah dimiliki Kementerian Desa PDTT tiga sampai 10 tahun sebelumnya, tidak mencakup strategi percepatan pembangunan. Dengan demikian bisa mencapai tujuan agar diketahui masalah maupun keberlanjutan keunggulan pembangunan desa secara riil. Dari sini segera dilahirkan kebijakan strategis desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi jangka panjang dan jangka menengah yang lebih reliabel untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa.
Dengan laju pembangunan sebagaimana satu dekade terakhir, ternyata: Diproyeksikan jumlah yang tinggal di desa (bukan kelurahan) 224 juta jiwa pada 2022, dan terus meningkat menjadi 460 juta jiwa pada tahun 2045.
Tekanan moratorium pembentukan desa baru membuat jumlah desa 74.962 pada 2022 tertahan hanya meningkat menjadi 77.182 pada 2045.
Pada 2024 akan melaju 52.106 desa mandiri, termasuk 3.450 desa mandiri di daerah tertinggal, 1.007 desa mandiri di Kawasan transmigrasi, serta 467 desa mandiri di Kawasan perdesaan prioritas nasional.
BUM Desa akan berdiri di seluruh desa mulai 2028, listrik merata ke seluruh desa mulai 2030, jalan aspal mendominasi seluruh desa mulai 2032.
Pendapatan warga desa akan naik dari Rp 1.057.844/kapita/bula menjadi Rp 2.412.901/kapita/bulan. Total APB Desa akan naik dari Rp 141 triliun pada 2022 menjadi Rp 381 triliun pada 2045.
-Untuk ekonomi online di desa, internet sudah akan terpenuhi ke seluruh desa pada 2022, namun jasa ekspedisi baru akan mencapai 70.171 desa. (Syam)