Kolom Zaenal Abidin
Kaluarga kami selalu menyambut datangnya bulang suci Ramdhan yang penuh berkah denagn suka cita. Termasuk anak kami Kayla Azka Ufairah. Sebelum sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK), Kayla belum berpuasa. Paling ikut buka puasa di tengah keluarga, ikut shalat tarawih, shlat lail di masjid dekat rumah, dan juga ikut sahur. Kami sering bercanda, “siapa bilang Kayla tidak puasa? justru Kayla inilah yang paling banyak puasanya, bisa 3 sampai 4 kali sehari”. Pagi sarapan dan minum lalu puasa dan bebuka lagi saat adzan zuhur, lalu pusa lagi dan seterusnya. Mendengar itu Kayla tersenyum.
Ramadhan 1441 H
Ramadhan 1441 H., puasa Kayla memang belum sepenuhnya. Sebagian besar puasanya baru setengah hari. Tapi bagi kami, semua itu adalah proses belajar. Paling tidak Kayla sudah tahu bahwa pada bulan Ramadhan umat Islam diwajibkan berpuasa. Berpuasa sebulan penuh. Mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari atau paling gampangnya ditandai dengan terdengar adzan magrib di masjid dekat rumah. Kayla juga tahu bahwa ada waktu berbuka buasa dan watu sahur.
Dan yang terpenting adalah Kayla dapat menyaksikan orang tua dan umat Islam di sekitarnya menjalankan rangkaian ibadah Ramadhan itu dengan baik dan suka cita pula. Sepanjang bulan Ramadhan Kayla dapat mendengarkan orang ramai membaca Al-Qur’an dan pada malam harinya melaksanakan shalat sunnah tarawih.
Pada siang hari, jika sedang bermain dengan temanya sepertinya lupa akan lapar dan dahaga. Tapi ketika ia berada di rumah barulah ia merasa lapar dan haus. Sebentar-sebentar ia bertanya, “kapan buka puasanya?” Biasanya salah satu dari kami menjawab, “sebentar lagi nak.” Beberapa saat kemudian Kayla tanya lagi, “berapa menit lagi?” Kami jawab, “lihatlah jam itu, masih 2 jam lagi.” Bertanya lagi, “dua jam itu berapa lama?” “Dua jam ya dua jam nak Kayla. Lamanya sampai nanti terdengar adzan magrib di masjid.” Kata kami lebihlanjut. Kalau sudah capai atau lelah bertanya biasanya ia segera pergi cari aktivitas sendiri.
Ramadhan 1442 H
Pada Ramadhan kali ini Kayla sudah berusia 7 tahun dan sudah duduk di kelas I SD Daar El Salam. Ia sudah belajar tentang Rukun (pokok) Islam, dimana berpuasa Ramadhan adalah salah satu rukun keempatnya. Karena puasa merupakan rukun Islam maka wajib bagi setiap umat Islam dewasa yang beriman untuk berpuasa. Hal ini Kayla sudah paham karena sudah mempelajarinya.
Karena itu pada Ramadhan ini, puasa Kayla sudah penuh selama sebulan. Ia juga rajin shalat 5 waktu berjamaah dan shalat tarawih berjamaah. Buka puasa dan sahur di rumah juga makin ramai karena kadang Kayla punya menu pilihan sendiri. Bagi kami tentu tidak masalah asalkan halal, memenuhi gizi seimbang, dan masih mampu kami menyediakannya. Sebab, pasti akan merepotkan bila harus memaksakan diri untuk mengadakan menu yang tidak mampu diadakan. Untungnya Kayla masih bisa diajak berdamai.
Sehabis bermain biasanya Kayla tampak ceria, walau tidak lama berselang telihat loyo. Kami sering tanya, “Kayla masih puasa?” Dijawabnya, “masihlah.” Tapi kenapa kelihatanya berenergi begitu, apa habis minum segelas? “Masa minum, kan Kayla puasa,” kata Kayla. Kalau jawabannya sudah begitu jangan diperpanjang lagi nanti, nanti merasa tidak dipercaya dan kesal. Untuk soal kejujuran Kayla cukup bisa diandalkan.
Semoga dengan berpuasa akan tetap melatih sikap jujurnya, tidak makan dan minum meski sangat bisa ia lakukan. Kami seisi rumah tidak akan tahu kalau Kayla mengambil minuman atau makanan di kulkas dan menyantapnya. Kami tidak mungkin mengawasinya setiap saat. Tapi hal itu tidak ia lakukan. Kayla sudah paham kalau ada malaikat Allah yang mengawasi kita dan selalu melaporkan semua pembuatan kita perbuat kepada Allah. Semoga kejujuran tetap melekat dan menjadi miliknya untuk selamanya.
Saya akhiri cerita singkat ini dengan mengutip sepotong pesan berbahasa Bugis tentang kejujuran. In syaa Allah suatu waktu nanti anakku Kayla akan memahami maknanya. “A’ggangka ulleangi sia melempu’e apa iaritu tau melempue mauritu telleng mompo’mua.” Billahit Taufik Walhidayah.
Selamat menyambut datangnya Ramadhan 1442 H.
Jatiasih, 14 Februari 2022