PINISI.co.id- Tengah Tengah adalah nama desa di Kecamatan Salahutu, sebuah kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Lokasinya berada di bagian timur laut Pulau Ambon. Ibu kotanya berada di Negeri Tulehu, sekitar 28 km dari kota Ambon.
Desa atau Negeri Tengah Tengah adalah tanah istimewa. Bumi ini dikaruniai pohon sukun di atas karang. “Mungkin justru karena tumbuh di atas karang itulah, maka sukun dari sini terkenal paling gurih,” ujar Sophia Usemahu (49), perajin keripik sukun di Tengah Tengah.
Sayang, potensi sukun itu belum dimaksimalkan. Masyarakat Tengah Tengah lebih senang menjual buah sukun mentah, dengan kisaran harga Rp 25.000 sampai Rp 50.000. “Sukun lima-puluh-ribu itu besar, bisa lebih dari tiga kilogram beratnya,” ujar ibu enam anak yang bersuamikan seorang nelayan.
Sukun Desa Tengah Tengah bisa berbuah tiga kali dalam setahun. Jika musim berbuah, buah-buah sukun itu mengalir ke pasar. Sebagian terjual, sebagian membusuk. “Saya memilih membuatnya menjadi keripik, biar lebih awet, dan bisa tetap menjadi penghasilan sambil menunggu sukun berbuah,” ujar Sophia.
Karena itu pula, organisasi Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) berkolaborasi dengan MIND ID: menggagas program pembibitan satu juta pohon sukun. Satu juta bibit ini diharapkan tuntas dalam waktu setahun, atau sekitar Juli 2023.
MIND ID, bumn yang membawahi bidang pertambangan mengulurkan dukungan demi terwujudnya satu juta bibit sukun premium.
Alasan MIND ID mendukung program ini karena potensi serta kualitas sukun yang ada di Maluku. “Buah sukun Maluku bisa menjadi salah satu komoditi unggulan Tanah Air. Selain sebagai sumber pangan juga sebagai vegetasi yang sifatnya menjaga sumber sumber air jika musim kering,” jelas
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan.
“Ini merupakan salah satu refleksi kepedulian MIND ID kepada upaya-upaya pelestarian lingkungan yang memberikan nilai tambah. Melalui nursery yang akan dibuat, bibit Pohon Sukun ini diharapkan dapat menjadi salah satunya cikal bakal yang berkelanjutan, untuk turut membantu rakyat Indonesia,” ujar Dany simpatik.
“Kami atas nama BUMN MIND ID berharap bibit sukun unggulan ini bisa membantu menambah penghasilan para purnawirawan dan membuat mereka lebih sejahtera,” ujar peraih gelar Doktor Business and Corporate Strategic Management, Universitas Padjadjaran ini.
Dany menjelaskan, gerakan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) no 8 dan 15, yakni economic growth dan life on land. Untuk diketahui, di Singapura saja, satu buah sukun bisa dibanderol seharga 15 dollar Singapura, atau sekitar Rp 150 ribu.
Kolaborasi Pentahelix
Alhasil, program itu pun dikerjasamakan dengan Kodam XVI/Pattimura, Universitas Pattimura, komunitas masyarakat setempat dengan dukungan penuh dari MIND ID. Program ini merupakan bagian dalam rangka Silaturahim Nasional dan Ultah PPAD yang ke 19 pada tanggal 6 Agustus 2022 ini.
Bibit-bibit pohon sukun Maluku yang akan dikembangkan adalah pohon-pohon induk yang berasal dari berbagai desa berdasarkan rekomendasi Universitas Pattimura.
Urusan “bibit lulus mutu dan premiun” dikomandani oleh Prof. Dr. Ir. Rohny S. Maail, S.Hut, M.Si, IPU, Dosen Jurusan Kehutanan-Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon. Rohny pernah mengenyam S2 di Kyoto University Jepang.
Adapun bibit buah sukun, berasal dari Desa Tengah-Tengah dan Desa Tulehu Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah dan Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Bibit juga akan buat di Desa Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Proses pembuatan bibit sukun dilakukan dengan pengambilan stek batang dan akar. Sukun atau Artocarpus altilis merupakan jenis tanaman serbaguna yang mempunyai nilai ekonomi karena menghasilkan buah dengan kandungan gizi yang tinggi. Masyarakat Eropa menyebut buah ini sebagai “bread food”.
Ke depan, sejuta bibit pohon sukun diharapkan bisa membantu rakyat dalam menghadapi ancaman krisis pangan. Buah sukun dapat diolah menjadi bermacam-macam menu makanan. Tanaman sukun juga menjadi salah satu jenis pohon yang sangat baik untuk mendukung program antisipasi kebencanaan yaitu dengan mitigasi berbasiskan vegetasi.
Saat ini, proses pembuatan bibit sukun unggulan sedang dan terus dilakukan di lahan pertanian komplek kampus Unpatti, Ambon diawasi langsung oleh Pamen Ahli Bidang Hukum dan Humaniter, Kodam XVI/Pattimura, Kolonel Arh GTH Hasto Respatyo, ST. Pamen senior ini terbilang akrab dengan program tanaman.
Sebelum dipindahtugaskan ke Kodam XVI/Pattimura, Hasto adalah Aster Kodam III/Siliwangi. Ia termasuk salah satu pamen yang terlibat aktif dalam program Citarum Harum yang dikerjakan Kodam III/Siliwangi (2017-2018). Oleh Pangdam XVI/Pattimura (2021-2022), Mayjen TNI Richard Tampubolon (sekarang Irjenad), Hasto ditunjuk menangani kebun bibit kerjasama Kodam dengan Unpatti yang dikenal dengan program Mutiara Pattimura.
Terkait program sejuta bibit sukun unggulan, Hasto optimis setahun ke depan sudah selesai dan terdistribusi semua. “Untuk proses pembibitan, sampai ke proses delivery dan perawatan, tentu membutuhkan perhatian khusus,” ujar Hasto.
Sejuta sukun untuk kesejahteraan. Itulah tema besar kolaborasi PPAD dan MIND ID, yakni politik kesejahteraan. Dirgahayu PPAD, memperkokoh persatuan untuk kemakmuran bangsa. (Egy)