Catatan Ilham Bintang
Telah pergi selamanya, sahabat yang dikenal baik hati, Ferry Mursyidan Baldan (61). Namun, sampai dikuburkan semalam, tidak diketahui penyebab kematian dan kapan persisnya almarhum mengembuskan nafas terakhir. Hanya ada informasi almarhum mengidap penyakit hipertensi dan diabetes yang memang terkenal “silent killer”. Mungkin itu salah satu pemicunya.
Tampak Sehat
Kamis (1/12) pagi Kang Ferry — begitu ia kerap disapa — masih menghadiri Wisuda Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia ( PMI), di Gedung Bidakara, Tebet, Jakarta Selatan. Beberapa kawannya melihat dia tampak sehat dan ceria sampai ia meninggalkan acara. Esok hari Jumat ( 2/12) pukul 13.43 WIB Ferry ditemukan petugas keamanan telah wafat di dalam mobilnya di area parkir gedung itu. Polisi menyatakan tidak ada indikasi pidana, keluarga menganggap tidak perlu otopsi. Saya melihat foto di dalam mobil itu. Kang Ferry dalam posisi tertidur duduk di depan setir. Kematian indah dalam keadaan tertidur menurut ahli agama. Tanpa bantuan dokter, dan tidak merepotkan siapapun. Tampaknya itulah yang menjelaskan mengapa Jumat (2/2) malam, diantar iringan doa keluarga, kerabat, kawan sahabat jenazah almarhum langsung dikebumikan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Hanya beberapa jam disemayamkan di rumah.
Jenazah Kang Ferry memang ditemukan lebih 24 jam setelah diketahui meninggalkan acara Palang Merah Indonesia Kamis (1/12) pukul 11.00 WIB. Keberadaan Kang Ferry di acara PMI dikonfirmasi oleh Husain Abdullah, Juru Bicara mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Sasongko Tedjo, Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat. Husein Abdullah melihat Kang Ferry sekitar jam 10 pagi, sedangkan Sasongko jam 11 siang.
“Saya duduk di sebelah beliau di Bidakara sebelum dia keluar meninggalkan ruangan. Saya sempat tanya mau kemana pak tapi dia hanya menoleh tak menjawab sambil berjalan keluar. Rupanya beliau mau pergi untuk selamanya,” kata Sasongko. Husain Abdullah, Sasongko Tedjo dan Kang Ferry ketiganya duduk sebagai pengurus PMI Pusat.
Dramatis
Betapapun tidak ada yang menyangka Kang Ferry akan pergi secepat itu apalagi dengan kejadian yang sedramatis itu. Mau tidak percaya, tapi faktanya begitu. Rabu pagi, dua hari lalu, saya juga masih saling menyapa dengan Kang Ferry di jalur pribadi WA ( WhatsApp). Ferry memberitahu telah menerima undangan resepsi pernikahan putri bungsu saya pada hari Minggu, 11 Desember mendatang.
“Ass wr wb Bang IB yang baik, Alhamdulillah, undangan untuk tgl 11-12-22 sudah sampai. Terima Kasih, Insha Allah siap hadir,” tulisnya.
Kabar duka Kang Ferry menyebar Jumat siang sekitar pukul 15.00 WIB di berbagai grup WA komunitas wartawan. Di WAG “Komengsong ” diposting pertama kali oleh Husain Abdullah, di mana Kang Ferry termasuk membernya. Komengsong merupakan WAG yang menjadi saluran komunikasi dan interaksi lintas profesi yang diklaim oleh adminnya, wartawan senior Timbo Siahaan, paling demokratis di Indonesia. Di Komengsong ada sejumlah menteri, pengusaha, wartawan senior dan sejumlah pemimpin redaksi. Saat memposting berita duka itu Husein dalam nada yang masih mengandung keraguan. Husain Abdullah hanya memforward berita sambil bertanya “Apakah ada yang baru-baru ini kontak dengan Ferry?”. Beberapa saat kemudian berita duka itu tak terbendung. Semakin mendapatkan kepastian kebenarannya.
Innalillahi Wainnailaihi Rojiun.
Orang baik yang sangat menyenangkan dalam pergaulan sosial dan politik itu telah pergi selamanya. Ia meninggalkan seorang istri : Hanifah Husein. Rasanya sulit dipercaya. Tapi kita tak berdaya karena takdir kematian memang sudah menjadi ketentuan Ilahi Rabbi. Sudah menjadi kewenangan absolut Allah SWT.
Ferry kelahiran 16 Juni 1961 adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016). Sebelum itu, Ferry adalah anggota Komisi II DPR-RI periode 2004-2009 sekaligus Ketua Pansus Rancangan Undang-Undang Pemilu. Kita ketahui kemudian setelah meninggalkan Partai Golkar Kang Ferry ikut memelopori pembentukan Partai Nasdem.
Bintang Komengsong
Di WAG “Komengsong” Ferry termasuk “bintang lapangan” bersama Said Didu, Saleh Husin, Tantowi Yahya, Suryopratomo, Karni Ilyas, dan Arifin Asydhad. Jika mereka ” mentas ” bahas bola, bahas club berjersey merah menyala atau biru pucat, semua member tinggal “gelar tikar”. Bisa pagi ketemu pagi mereka tayang dan bikin kita ketawa guling- guling. Tanpa mereka, serasa WAG itu biasa-biasa saja.
Dalam kegiatan olahraga jalan pagi yang sering diselenggarakan Komengsong, Ferry tidak pernah absen. Penggerak canda- canda gembira. Tidak heran sejak kabar duka beredar, praktis sejak itu WAG Komengsong berkabung. Silih berganti anggota memposting foto dan kisah kenangan bersama Kang Ferry dan ucapan duka cita mendalam.
Menlu Retno Marsudi, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ipang Wahid, Triawan Munaf, Saleh Husin, Karni Ilyas, Said Didu, Nurul Arifin, Dubes RI untuk AS Rosan Roeslani, untuk menyebut beberapa nama yang menyampaikan rasa kehilangan.
“Good man gone too soon. Saya bersaksi alm Ferry Mursyidan Baldan adalah orang baik. Semoga lancar jalannya menuju Surga. Innalillahiwainnailaihirojiun,” ucap Tantowi Yahya.