Retret Selama Ramadhan

0
50
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain

Retret spiritual tidak cukup hanya sepekan, minimal sebulan.

Retret dengan puasa, tidak cukup hanya Senin-Kamis setiap pekan, dan Ayyaamul Biidh 3 hari setiap pertengahan bulan, tetapi perlu waktu minimal sebulan selama Ramadan setiap tahunnya.

Kata “retret” berasal dari bahasa Latin “Re-Trahere” yang artinya menarik kembali, atau menyeret ke belakang.

Dalam bahasa Prancis, kata “Retret” adalah “La Retraite” yang artinya pengunduran diri, menyendiri, menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari, atau meninggalkan keramaian duniawi.

Jadi makna sejati dari retret adalah menarik diri dari suatu objek atau orang dari suatu situasi atau tempat yang biasa biasa saja menuju peningkatan kualitas dan kebaikan yang luar biasa.
Mundur ke tempat yang tenang untuk merenung, atau berhenti sejenak untuk jedah melepas lelah, dan berdoa, merefleksi, beryukur untuk memaknai dan menata hidup ke depan, menimba, mengisi energi baru, membangun pola kehidupan baru yang lebih baik ke depan, dan menata rencana, program dan mimpi yang lebih indah.

- Advertisement -

Karena itu, retret dapat dilakukan untuk berbagai alasan, seperti kebutuhan spiritual, menghindari stres, menjaga kesehatan, dan hal-hal sosial atau ekologis lainnya.

Yang lebih mendasar dari itu semua, adalah, retret untuk meningkatan disiplin dan kualitas ibadah dan amal soleh. Maka, retret adalah bagian terpenting dari pembentukan spiritual keagamaan, keimanan, ketaqwaan dan penghayatan terhadap Al Quran.

Jangan hanya pintar bicara, tapi tidak berbuat, alias berbohong.

Allaah SWT berfirman bahwa Allaah sangat amat murka pada orang yang hanya pintar berbicara tetapi ia tidak melakukannya:

كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفْعَلُونَ

“Amat sangat besar kebencian Allaah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (QS As Shaf, Surah ke 61, Ayat 3, halaman 551).

Catatan
Melalui kegiatan ibadah selama Ramadhan, akan lahir pribadi pribadi Muslim yang sholatnya lebih berkualitas dan selalu tepat waktu, selalu jujur, ucapan sama dengan perbuatan, seiya sekata, sholat tidak hanya yang wajib wajib saja, tetapi terbiasa sholat Sunnah Rawaatib dan Sholat Tahajjud Qiyyaamul Lail. Puasa rutin Senin-Kamis, Ayyaamul Baidh dan tentu puasa Ramadhan dengan kualitas yang maksimal.

Kemudian lebih sering lagi membaca Al Quran dengan artinya. Lebih sering lagi bersedekah, lebih sering lagi membantu, menolong, mempermudah dan peduli, menjauhi ghiibah, namiimah dan tidak akan pernah mempersulit orang, tampil selalu senyum, menjauhi bermuka masam dan angkuh.

Bahagianya orang orang retire alias pensiunan:

Pensiunan atau atau retirement yang
juga disebut purnabakti, atau purnatugas dari rutinitas kedinasan, semestinya berbahagia, karena tidak lagi terikat dengan tugas dan rutinitas duniawi. Saatnyalah bebas merdeka meningkatkan rutinitas Ukhrawinya yang tentu akan meningkatkan kualitas spiritual keimanan dan keagamaannya, maka, akan lebih rutin ke masjid, majelis Ta’lim, silaturrahim, haji dan umroh,
Panti panti anak yatim, tahsiin Qiraat Al Quran.

Rasuulullaah SAW bersabda memastikan kebahagiaan, ketenangan dan kesembuhan bagi yang membaca Al Quran dan menghayati artinya:

عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ :
قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :
الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ (متفقٌ عليه) .

“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang sempurna, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia Lagi taat pada Allaah.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Bukhari & Muslim).

4. Rasuulullaah SAW bersabda: Kalaupun belum lancar membaca AlQuran, untuk mereka yang membaca dan mengkhatamkannya tetap Allaah SWT memberikan dua pahala:

وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران . (متفقٌ عليه)

“Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (Hadits Sahih Riwayah Al Bukhari & Muslim).

5. Rasuulullaah SAW bersabda, bahwa haji dan umrah menghapus dosa:

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
(رواه البخارى و مسلم)

“Antara umrah yang satu ke umrah yang lainnya, akan menghapuskan dosa dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur tidak ada imbalannya melainkan Surga.” (Hadits Sahih Riwayah Al Bukhari, no. 1773 dan Muslim, no. 1349)

Penutup:
Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here