Hikmah Abdul Hamid Husain
Saat hewan Qurban disembelih, saat itulah kesempatan EMAS bagi yang ber Qurban untuk berdoa dengan menghadapkan badan ke arah Kiblat. Karena Doa saat itu sangat amat maqbul, diperhatikan secara khusus oleh Allaah SWT. Mintalah apa saja yang diinginkan.
Maaf, sebelum lanjut, mohon perhatikan dulu yang ini; Yang betul ucapan dan penulisan nya adalah QURBAN, bukan KURBAN.
Kata QURBAN artinya DEKAT atau PENDEKATAN
قرب – يقرب – قربانا.
Sedangkan kata KURBAN,
كرب – يكرب – كربة
ber makna Derita jiwa, kecewa hati, dan sakit perasaan;
الكَرْب أو الكُرْبَة أو الحَصَر أو ألم نفسي مبرح هو التعاسة الشديدة الناتجة عن المعاناة الجسدية أو العقلية. عادة ما يسبق الشعورَ بالكرب مأساةٌ أو حدث له معنى عميق للمصاب. يمكن الشعور بالألم جسديًا أو عقليًا يشار إليه بالضيق العاطفي .
Maka, biasakanlah menulis atau mengucapkan QURBAN bukan KURBAN, yaitu menggunakan huruf Q. ق bukan huruf K ك.
Allaah SWT Berfirman:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ
Sungguh, Kami telah Memberimu ni’mat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Maka laksanakanlah Shalat karena Allaah Tuhanmu semata, dan ber Qurbanlah sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allaah.
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Sungguh, orang-orang yang membencimu mereka itulah yang terputus dari Rahmat kasih sayang Allaah”.
(QS Al Kautsar, surah ke 108, hanya ada 3 ayatnya saja, halaman 602).
Catatan:
1. Bagi yang akan ber Qurban, usahakan cari tau, hari dan jam berapa hewan Qurban nya akan dipotong. Kalau bisa hadir menyaksikan lebih baik, kalau tidak pun tidak mengapa.
Kalau jarak jauh, sehingga tidak bisa tahu jam berapa waktu pemotongan, cukup perkiraan jam nya saja.
2. Pada waktu waktu penyembelihan itulah, kita hadapkan badan dan wajah kita ke arah Kiblat, dan baca;
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا.
اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.
اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ.
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ”
“Allaahu Akbar kabiiraa, walhamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa’ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin.
Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiin.
Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal Muslimiin”.
Artinya:
“Allaah Maha Besar Lagi Maha sempurna kebesaran-Nya. Segala puja puji hanya milik Allaah. Maha Suci Allaah pagi dan petang. Sungguh, aku hadapkan wajahku, jiwaku dan hatiku kepada Allaah Tuhanku Yang telah Menciptakan Langit dan Bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum Musyrik. Sungguh, Shalatku, Doaku, Ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allaah Tuhan Semesta Alam, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang Muslim.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Muslim dari ‘Ali Bin Abi Thalib RA. Bacaan ini dipakai oleh Al Imam As- Syafi’i).
3. Setelah membaca dzikir ikrar dan pengakuan tersebut di atas, dilanjutkanlah berdoa apa saja yang diinginkan. Boleh berbahasa Arab, dan boleh berbahasa Indonesia atau bahasa daerah yang difahami.
4. Semoga Qurban kita diterima Allaah SWT. Dan yang belum ber Qurban tahun ini, mulailah MENABUNG dari sekarang, in Syaa Allaah tahun depan bisa ber Qurban.
Penutup, mari kita perbanyak berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasul ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Abdul Hamid Husain, Alumnus Ummul Qura University, Makkah & King Abdulaziz University, Jeddah