Saat Menuduh, Saat Itu Pula Sedang Minta Dituduh

0
330
- Advertisement -

 

Hikmah Abdul Hamid Husain

Jangan sekali kali melempar tuduhan, karena tuduhan itu akan berbalik ke penuduh.

Menuduh orang lain bebuat curang, berbohong atau yang bukan bukan, maka semua tuduhan itu akan berbalik dan akan dialami oleh penuduh.

Rasuulullaah SAW menegaskan :

- Advertisement -

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
لَا يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلًا بِالْفُسُوقِ وَلَا يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ.
( رواه البخارى )

“Tidaklah seseorang melempar tuduhan kepada orang lain dengan kefasikan, dan tidak pula menuduh dengan kekufuran melainkan tuduhan itu akan kembali kepadanya, apalagi ternyata yang dituduh itu tidak seperti apa yang dituduhkan”. (Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al Bukhari).

Catatan

1. Rasuulullaah SAW memberi tips hidup sehat: yaitu agar selalu berfikiran positif, berbaik sangka. Jauhi fikiran negatif, hindari berburuk sangka.

2. Allaah SWT berfirman melarang keras berfikiran negatif, berprasangka buruk, gosip mencari cari keburukan dan kesalahan orang lain:
يا ايّها الذين أمنوا اجْتَنِبُوا كَثيرًا من الظَّنِّ إن بعضَ الظنِّ إثْمٌ ولا تجَسَّسُوا ولا يَغْتَبْ بعضُكم بعضًا أيُحِبُّ احدُكم أن يأكُلَ لحْم أخِيه مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوه. واتّقوااللهَ إنّ اللهَ توّابٌ رحيم.
( الحجرات ٤٩ الاية ١٢)

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka, sungguh sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangan pula ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?, tentu akan merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allaah, sungguh Allaah Maha Penerima Taubat, Lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hujuraat, surah ke 49, ayat 12, halaman 517).

3. Rasuulullaah SAW bersabda melarang keras berperangka buruk, karena prasangka buruk itu lebih jahat dari berbohong:

اِيّاكُم والظنَّ فاِن الظنَّ اَكْذَبُ الحَدِيث.
(رواه البخارى)

“Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah kebohongan yang paling dusta”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al-Bukhari).

4. Prasangka buruk, menggunjing, menuduh yang bukan bukan adalah “penyakit hati” yang terus menggerogoti kesehatan fisik dan jiwa.

5. Dosa nya lebih dahsyat di zaman sekarang: Mudahnya komunikasi menggunakan perangkat elektronik dan maraknya penggunaan media sosial, prasangka buruk, fitnah, gosip, tuduhan, gunjingan dan sejenisnya menjadi makin mudah menyebar secara luas menjangkau yang dekat dan jauh, maka sungguh dosanya luar biasa besarnya. Sungguh, dosa nya tidak diampuni Allaah SWT sebelum yang dituduh, yang digosipkan memaafkan.

6. Hati dan jiwa yang dipenuhi kebencian dan mengedepankan prasangka buruk kepada orang-orang yang tidak disukai, akan melahirkan caci maki, fitnah, dan hasutan bahkan sampai pada permusuhan. Inilah sumber dosa “murakkab”, dosa berganda yang beranak pinak.

7. Buruk sangka, bukanlah ciri orang beriman. Orang beriman itu lebih mendahulukan prasangka baik, kepada siapa pun, termasuk kepada Allaah.
Al Imam As Syaafi’i, berwasiat kepada Ummat Islam, agar siapa pun yang ingin meninggal Dunia dengan Husnul Khaatimah, maka hendaklah ia selalu berprasangka baik, jauhi prasangka buruk.

Penutup, mari kita perbanyak berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasul ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).

Abdul Hamid Husain, Alumnus Ummul Qura University, Makkah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here