PINISI.co.id- Perpustakaan kini ada dalam genggaman guna meluaskan akses pengetahuan dan membuatnya lebih inklusif.
Pepustakaan Nasional (Perpusnas) sejak beberapa tahun lalu menyiapkan infrastruktur digital agar masyarakat dapat menjangkau layanan ini kapan dan dari mana saja.
Kepala Perpusnas M. Syarif Bando mengatakan, Perpusnas menyiapkan berbagai aplikasi dan layanan digital untuk memastikan terealisasinya praradigma baru yakni perpustakaan menjangkau masyarakat.
“Esensi perpustakaan adalah transformasi perpustakaan, berbasis inklusi sosial. Lewat pendekatan ini, kami berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan akses pengetahuan seluas-luasnya,” kata pria kelahiran Enrekang, 18 Januari 1964 ini.
Sejak Syarif Bando duduk sebagai Kepala Perpusnas pada 2016, ia telah meletakkan dasar peradaban teknologi bacaan demi memajukan dunia literasi. Hal ini, ditandai dengan peresmiaan Perpusnas oleh Presiden Joko Widodo, pada 2017.
Perpusnas yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, memiliki 27 lantai merupakan gedung perpustakaan tertinggi di dunia.
Adapun, fasilitas yang ada di gedung ini, antara lain ruang layanan keanggotaan perpustakaan nasional, ruang teater, ruang zona promosi budaya baca, data center, layanan anak, lansia dan disabilitas, layanan koleksi buku langka hingga layanan multimedia.
Saat ini, kata Syarif Bando, Perpusnas sudah memiliki beberapa layanan digital, antara lain, sistem keanggotaan daring, katalog daring dan layanan daring untuk international standard book number (ISBN). “Masyarakat juga dapat mengakses layanan aplikasi digital online dengan mendaftarkan diri sebagai anggota Perpusnas,” kata Syarif Bando.
Di Perpusnas bisa diakses 600 ribu judul buku koleksi digital, lebih dari 1.700 koleksi manuskrip digital dan beragam referensi dari 10 penyedia jurnal daring. Selain itu, Perpusnas memiliki aplikasi iPusnas, IOS, dan E-Kastara. iPusnas misalnya mempunyai lebih dari 50 ribu koleksi buku.
“Dengan standar UNESCO 3 buku baru untuk dibaca 1 orang pertahunnya, ada kesiapan Perpusnas 10 kali lipat dalam menyajikan informasi kepada 267 juta penduduk Indonesia,” jelas Syarif Bando.
Tentu dengan banyak membaca, orang mudah melacak berita-berita hoaks yang bertebaran di media sosial. Bukan begitu Pak Syarif Bando?
(Lip/NOV/Kompas,10/10/20)