PINISI.co.id- Usia yang terus merambat dan energi yang masih tersisa tidak mengurangi semangat untuk menikmati suasana riang dan gembira dalam Temu Kangen 10 Tahun DAJ PPSP IKIP Ujungpandang (DKI All Java), Minggu dan Senin 4-5 Agustus, di kawasan Cisarua, Puncak Bogor- Jawa Barat.
Sedikitnya 55 alumni DAJ, termasuk dari Makassar, Surabaya dan Bandung turut merasakan atmosfer suka cita ini. Alumni DAJ adalah keluarga besar, sebab jika ada perhelatan disertakan juga pasangan istri-suami, anak hingga cucu.
Meski rerata usia lebih separo baya dan melampaui 60-an, hormon endorphin membuncah tiada henti lewat umbaran senyum, tawa terpingkal-pingkal dan canda seronok sehingga sekat-sekat sosial antara yunior dan senior terasa cair.
Kendati sejumlah alumni dalam kondisi kurang fit, mereka tetap meluangkan waktu untuk hadir demi bersua dengan para DAJ lainnya.
Ketua Harian IKB PPSP IKIP Ujungpandang Farouk M Beta didampingi Sekjen Waris Ardhy dan Wakil Ketua Rio Syamsul diutus langsung Ketua Umum IKB Harris Arthur Hedar untuk menghadiri helatan ini.
Beta mengungkapkan DAJ adalah bagian dari PPSP sehingga penting dan wajib untuk hadir di acara temu kangen dan 10 tahun DAJ. “Sedianya Ketum IKB akan hadir, namun sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Beliau menyampaikan maaf dan dalam waktu dekat akan menjamu DAJ,” ucap Beta.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Yusuf yang mewakili alumni dalam wejangannya, berharap agar DAJ selalu disemangati spirit kekeluargaan dan sikap gotong royong sehingga apapun bebannya terasa ringan dipikul.
Sementara itu, Ketua DAJ Ichsan Gafar secara singkat menceritakan perjalanan DAJ selama sepuluh tahun.” Mbak Westy menjadi ketua DAJ yang pertama. Kita harapkan DAJ selalu dalam kekompakan,” kata Ichsan.
Menurut Ichsan, selama DAJ berdiri telah melewati suka duka dan beberapa alumninya telah wafat, antara lain Westy, Marmin Pontoh, Nurdin Arsyad dan terakhir Bachran Mile. Semuanya telah pergi meninggalkan kenangan.
Dalam pada itu Rusly Molla mendaraskan doa, melantunkan agar DAJ senantiasa dalam limpahan Rahmat dan lindungan Allah.
Tak seumumnya sekolah lain, alumni PPSP IKIP Ujungpandang dibatasi oleh ruang dan waktu lantaran lembaga pendidikannya sudah tutup. Jadi usia satu dekade DAJ patut disyukuri, sebagaimana kata Usman Randa. Sepuluh tahun terasa istimewa mengingat usia kalendernya paling banter mencapai lima dekade.
Karena itu, pada setiap reunian yang digelar, ia menjadi ajang perjumpaan yang penuh kehangatan, kekerabatan, dan kegembiraan. Setiap momen dijadikan kenangan melalui swafoto bersama selain bercakap-cakap tentang sesuatu yang tinggal di hati.
Dan kali ini ditangkap ketua panitia Angkasa Syamsu dan kawan-kawan yang sukses meramu varian acara yang menghibur seperti lomba nyanyi, berebut kursi dan senam aerobik ringan. Termasuk hidangan kuliner tradisional kampung halaman, mulai jalangkote, ikan bakar, hingga kudapan yang membekas di lidah.
Akan tetapi waktu sehari semalam terasa ringkas dan singkat. Ia tidak dapat begitu saja melunasi rindu yang selalu berat dan telanjur lekat. (Alif)