Kolom Fiam Mustamin
TIDAK terasa sudah 29 tahun sejak digelarnya awal Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) tahun 1993.
Pertemuan itu digagas oleh Muhammad Jusuf Kalla (JK) , Ketua Umum Kadinda Sulsel.
JK ketika itu melihat pentingnya potensi saudagar/passompe yang berdiam di luar daerah Sulawesi Selatan yang memiliki satu perikatan silaturahmi pada saat Lebaran puasa.
Sebelum itu, warga perantau pulang ke kampung masing-masing ke daerah/ kampung kelahiran, orangtua dan leluhurnya. Mereka yang datang terutama untuk ziarah kubur usai Lebaran. Terkadang mereka datang dan pulang hanya sehari, jarang yang menginap beberapa hari.
Atau mereka yang datang khusus untuk shalat Ied di kampung bila kedua orangtuanya masih ada.
JK Hadir Mempersatukan
Berterima kasih kepada JK (Daeng Ucu) yang mencetuskan gagasan itu sebagai inisiator, kemudian direspon oleh Pemerintah Provinsi sebagai tuan rumah dan KKSS sebagai organiser dengan warganya yang tersebar ke seluruh Nusantara dan mancanegara.
Pada awalnya PSBM dijadwalkan pertemuan tahunan. Lalu bergeser menjadi dua tahunan sejak reformasi.
PSBM awalnya, tidak dibebani secara fisik untuk berinvestasi membangun daerah kampung halaman. Lebih ditekankan terciptanya hubungan silaturahmi antarwarga dari satu daerah dengan daerah lain ataupun dengan saudaranya di kampung untuk melakukan sinergi dengan peluang usaha masing-masing.
Sinergi itulah yang kemudian melahirkan adanya gagasan inovatif dan kreatif antara lain pembinaan kader Sumber Daya Manusia dengan membangun Sekolah Menengah Unggulan di Malino.
Sekian tahun kemudian kita juga perlu tahu seberapa banyak alumni sekolah tersebut telah terserap dalam pembangun bangsa dan daerah khususnya.
Demikian dengan pengembangan kawasan ekonomi Tanjung Bunga, apa apa saja yang telah diciptakan di area yang prestise dan ikon kota Makassar saat ini.
Makassar Kota Dunia (World City)
APA saja prasyarat dikategorikan menjadi kota dunia. Bandar/pelabuhan Makassar begitu penting kedudukannya dalam arus perdagangan rempah dan hasil bumi di Eropa dan Asia pada abad ke 15 dan 16. Di era prakemerdekaan, Makassar dikenal dengan kota niaga dan budaya.
Bagaimana wujudnya saat ini. Antara lain itulah spirit yang sedang dibangun dengan PSBM ini. Ciptakan
Stadion olahraga dan gedung kesenian internasional.
Seusia PSBM, saya telah menuliskan obsesi impian ini. Tidak berkebihan bila di forum PSBM 2022 ini dicetuskan cita-cita untuk membangun stadion olahraga berkelas yang menjadi kebanggaan masyarakat Sulsel dan warga KKSS.
Sembari tetap merawat kelestarian stadion Mattoangin yang legendaris bersejarah bagi masyarakat pencinta sepakbola di Makassar khususnya.
Dengan adanya stadion berkelas seperti itu, kita dapat menikmati laga sepakbola kelas dunia dan ini memacu kesebelasan tuan rumah menjadi sparing tanding.
Impian kedua, terbangunnya sebuah gedung kesenian untuk pagelaran musik konser dan teater opera.
Menjadi panggung lahirnya karya-karya seni pertunjukan dan pameran berkelas yang dapat dinikmati para masyarakat pencinta seni.
Legolego Ciliwung 11 Mei 2022