PINISI.co.id- Kabar duka menyelimuti bumi Sulawesi Selatan. Betapa tidak, tokoh perempuan pertama yang menjabat Dirjen Bimbingan Kelembagaan Agama Islam Kementerian Agama sekaligus Rektor IAIN Alauddin, Makassar berpulang selamanya. Adalah Prof.Dr.Hj.Andi Rasdiyanah Amir, M.A.wafat pada Kamis dini hari, 19 Januari 2023.
Penulis bersyukur, selain intens berkomunikasi dengan Prof.Rasdiyanah semasa menjabat Rektor IAIN Alauddin, almarhumah juga narasumber penulis tatkala bertugas sebagai koresponden Majalah Panjimas. Selain penulis mahasiswa beliau di Fakultas Dakwah IAIN Alauddin(1990), dalam berbagai kesempatan almarhumah selalu menjadi narsum, boleh dibilang langganan karena satu-satunya perempuan Sulsel menjadi Rektor IAIN, kemudian diangkat menjadi Dirjen Bimbaga Kemenag.
Ceritanya menarik, karena sewaktu penulis magang di Harian Republika Jakarta, 1995, penulis memeroleh penugasan wawancara kepada Andi Rasdiyanah Amir di kediamannya, Kalideres Jakarta. Almarhumah memberi waktu saya ke rumahnya usai shalat Magrib. Dalam perjalanan penulis dari Buncit Raya, Jakarta Selatan ke Kali Deres menumpang omplet di tengah hujan deras. Baju penulis basah, kemudian tetap ngotot menemui beliau di rumahnya. Tetiba di rumah beliau, Prof. Rasdiyanah menjamu makan malam, kemudian mempersilahksn penulis melakukan wawancara.
Andi Rasdiana Amir, lahir di Bulukumba, 14 Februari 1935. Sewaktu menjabat Rektor, ia menjadi atasan suaminya. Sang suami menjadi staf pengajar di IAIN yang dipimpinnya.” Saya harus pandai membedakan antara tugas kampus dengan tugas sebagai ibu rumah tangga” kata almarhumah sewaktu saya wawancara untuk dimuat dibuku Tentang Sejumlah Orang-Orang Sulsel (1998).
Jarang wanita tampil mencalonkan diri menjadi gubernur Sulsel. Pada 1997 Rasdiana salah satu dari lima calon Gubernur Sulawesi Selatan untuk masa jabatan 1998-2003, alhasil berhenti di lima besar dan tergeser oleh HZB. Palaguna terpilih untuk kedua kalinya. Ia selalu tampil sederhana sejak menjabat Rektor pada 1985-1993. Sekembali dari Jakarta, Prof.Rasdiyana memilih mengabdi di kampus di mana ia pernah pimpin hingga akhir hayatnya. Selamat jalan Srikandi dari Timur Indonesia.
Bachtiar Adnan Kusuma