Selamat Jalan Sang Pengampu KKSS (In Memoriam H. Muhammad Junaid)

0
6250
- Advertisement -

Oleh Imran Duse
Ketua Komisi Informasi Kaltim dan mantan Pemimpin Redaksi Majalah PINISI BPP KKSS)

 

Almarhum H. Muhammad Junaid (kanan) dan penulis (kiri).

PINISI.co.id- Samarinda, Jumat, 17 Mei 2024, 20.15 WITA. Saya baru saja salat Isya, ketika notifikasi pesan WhattsApp bertala-tala membawa kabar duka dan emoji belasungkawa. Salah seorang saudara, sahabat dan rekan seperjalanan kami di paguyuban Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kalimantan Timur, Drs. H. Muhammad Junaid bin H. Muhammadin, telah berpulang. Ia memenuhi janjinya untuk kembali menjumpai Rabbnya tepat di waktu yang ditentukan. Inna lillahi wa inna Ilaihi rajiun.

Sekelabat saya terperangah. Keseimbanganku goyah dan dunia serasa gelap. Sebagaimana banyak sahabat kami yang sepertinya masih tak percaya. Kematian memang sebuah keniscayaan. Namun kepergian sosok yang kita cintai, tetap saja menyisakan nelangsa dan duka mendalam.

Tapi, bukankah sejatinya kita semua pada waktunya kelak akan tiba pada perpisahan itu? Kematian, karena itu, hanyalah soal jadwal: seperti saat kita antri membeli karcis di loket stasiun.

- Advertisement -

“Jadwal itu sebenarnya telah ia utarakan-tersirat ke Rustam Pandini dan Andi Arafah Walinono (keduanya pegiat KKSS), saat mereka (ditambah Istri Rustam) makan malam di sebuah kedai di Jalan Siradj Salman, Samarinda.

Po, saya rasanya sudah mau istirahat. Tidak terasa sudah 32 tahun mengurus KKSS,” ungkap H. Muhammad Junaid (HMJ), sembari meminta teman-teman yang lebih muda melanjutkan. Ia juga menitipkan permohonan maaf untuk disampaikan ke sejumlah rekan kami.

Sececah kemudian, wajah HMJ nampak memucat. Ia mulai merasakan sakit dan minta diantar ke RS. Kedua sahabat lantas mengantarnya ke RS Dirgahayu yang memang paling dekat dari lokasi mereka. Di ruang ICU alat pacu jantung dipasang. Namun setelah dua kali percobaan, gambar grafiknya tetap bergerak lurus. Ia telah bertemu Ajal.

Almarhum meninggalkan istri Hj. Ariana Abubakar dan dua orang anak: Riska Harfiani Junaid (29) dan Moch. Gusti Firmansyah (25); serta dua orang cucu (dari Riska): Maiza Noursaba (6) dan Taqi Mohammad (1 bulan). Menantunya, Mohammad Syaifullah bekerja sebagai operator instrument pada Qatar Gas dan baru sekira 3 minggu lalu meninggalkan Indonesia setelah cuti saat kelahiran anak keduanya.

Kini, Syaifullah kembali datang, meski tak sempat lagi mengantar almarhum ke pemakaman. Lewat video call di malam itu, ia menyampaikan segera pulang di kesempatan pertama namun minta tak usah ditunggu. Ia berada 7.591 kilometer dari Samarinda, dengan lama terbang sekitar 11 jam. Insya Allah besok malam saya sudah di Samarinda. Tolong ayah disegerakan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya dengan mata yang basah.

Tumpuan Warga

Saya langsung menuju rumah duka, setelah mendapat kabar dari H. Gunawan Tantu (yang biasa kami sapa Kak Gun): jenazah dalam perjalanan. Di sana sudah berkumpul sejumlah tokoh KKSS dan rekan sejawat almarhum.

Almarhum H. Muhammad Junaid (baris tengah, nomor 5 dari kiri bertopi putih) berfoto bersama Kapolresta Samarinda dalam tasyakuran Milad KKSS Sehat.

Mulai dari mantan Wakil Walikota Samarinda Muhammad Barkati, mantan Rektor Unmul Prof. H. Masjaya, Ketua KKSS Kaltim H. Alimuddin Latief, Sekjen H. Syamsuddin Patiroy, Bendahara H. Ismail Bolong, Ketua KKSS Samarinda (yang baru saja demisioner) H. Jahidin, Ketua KKDB H. Rusman Yaqub, Ketua IWSS Kaltim Hj. Padillah Rante Bunga, dan Ketua-ketua Organisasi Pilar di lingkungan KKSS serta para sahabat yang sungguh kehilangan.

Semuanya larut dalam kesedihan atas kepergian orang yang selama puluhan tahun telah menjadi bagian penting dari perjalanan organisasi KKSS di Kaltim. Semuanya mencintai almarhum lebih dari kata-kata yang bisa dituliskan. Maka setelah kepergiannya, terasa ada kekosongan yang tersisa di tempat kehadirannya selama ini di KKSS.

Selain sebagai lingkungan dan paguyuban, KKSS juga memberi makna sebagai ruang gerak dan berekspresi. Ia adalah lingkaran persaudaraan sahabat sejawat; ruang perjumpaan sekaligus proses belajar; tempat kami mencurahkan pendapat dan membangun argumentasi. Dan terpenting, sebagai proses masyarakat untuk mencoba memberi manfaat bagi warga, daerah dan tanah air yang sangat berarti bagi kami.

Lebih dari separuh usia almarhum diwakafkan bagi KKSS untuk membangun kesadaran semacam itu. Tak berlebihan jika ia disebut pengampu KKSS. Ia sosok yang hangat, rendah hati, dan ringan tangan membantu siapa pun. Ia merawat keakraban persahabatan dengan tulus. Tawanya ringan dengan canda yang terukur. Ia adalah lelaki Bugis yang sabar mengarungi lautan hidup dan selalu mensyukuri setiap pekerjaan dan tanggung jawab yang ia terima.

Almarhum kerap terlibat dalam bantuan sosial dan penanganan bencana seperti banjir yang pernah melanda Samarinda.

Minggu lalu, ia baru saja menyelesaikan tanggung jawab sebagai Ketua Panitia Musda KKSS Kota Samarinda dan Halal Bi halal KKSS-IWSS. Ia juga menjadi Ketua Panitia Pernikahan anak H. Jahidin, yang resepsinya akan dihelat pada 26 Mei 2024. Dalam kegiatan seperti ini, ia adalah tumpuan warga KKSS.

Tapi malam itu, ia telah terbaring di tengah ruang tamu dengan kain yang menutup seluruh tubuhnya. Saya lalu mendekat dan dengan pelan membuka penutup di bagian kepala. Saya mencium keningnya, dingin dan begitu damai. Raut mukanya tersenyum ringan: ia bahagia.

Organisatoris Sejati

Hidup memang tak lepas dari berbongkah kontradiksi. Saat dilahirkan 15 Maret 1965, HMJ menangis dan semua keluarga yang menunggunya tersenyum. Malam ini, kami semua hadir dengan mata sembab, dan hanya almarhum yang tersenyum: lega dalam keabadian rasa syukur.

Dalam sambutannya saat melepas jenazah menuju tempat peristirahatan terakhirnya, Wakil Walikota Samarinda Dr. H. Rusmadi Wongso menyampaikan rasa kehilangan yang amat besar. Rasanya tak ada kegiatan KKSS yang berjalan tanpa peran dan keterlibatan almarhum, ungkapnya, dengan suara lirih.

H. Rusman Yaqub, yang mewakili keluarga, menyampaikan permohonan maaf sekiranya ada khilaf almarhum selama kehidupannya, dan jika ada sangkutan untuk segera disampaikan ke keluarga. Almarhum adalah organisatoris sejati. Dan organisasi adalah dunianya, ungkap RY, panggilan akrabnya.

HMJ memang dikenal aktif di puluhan organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan. Selama lebih 30 tahun aktif di KKSS, menjabat Sekretaris Umum Darud Dawah wal Irsyad (DDI) Kaltim, Ketua Harian Takmir Masjid Ar-Rahmat, Sekretaris Umum Dekopinwil Kaltim, Sekretaris Satria Lakipadada, Komunitas Jalan Sehat (KJS) Kaltim, dan belasan yang lain.

HMJ juga menjadi pengurus di Pilar Parepare, Pinrang, Barru, dan Sidrap. Bahkan dalam kegiatan yang dilaksanakan Pilar Toraja dan Makassar, almarhum juga ikut membantu. Sampai-sampai ada sahabat bercanda, almarhum ini sebenarnya lahir di mana?

Kita seperti kehilangan satu tangan. Almarhum adalah kakak, sahabat, mitra kerja, dan mentor yang baik. Beliau bisa berinteraksi dengan semua golongan, imbuh Prof. Abzar Duraesa, Dekan FUAD UINSI dan Ketua Harian DDI Kaltim, yang saat ini masih berada di Malaysia.

H. Ridwan Tasa, Asisten I Pemkot Samarinda yang juga Ketua Umum DDI Kaltim, menyampaikan rasa kehilangan yang amat mendalam. Ia sedang di Jakarta saat HMJ wafat, namun mempercepat kepulangannya dan langsung ke pemakaman.

Almarhum adalah seorang konseptor sekaligus eksekutor yang andal. Kemampuan komprehensif seperti ini yang jarang kita miliki. Kita semua kehilangan, namun Allah lebih mencintai almarhum, ujar Ridwan Tasa, yang selama 40-an tahun bersahabat dengan almarhum, semenjak sama-sama menjadi aktivis Senat Mahasiswa IKIP Makassar (sekarang UNM).

Dan saya bersaksi: almarhum adalah orang baik. Semua kenangan tentangnya hanyalah soal kebaikan, kesabaran dan kesetiaan pada perjuangan.

Selamat Jalan Ammureku. Di sana, engkau tak akan lagi sibuk mengurus warga dan organisasi. Tabungan kebaikan dan kecintaanmu kepada al-Quran akan datang mengurusmu dengan sebaik-baiknya. Bahagialah di Taman Surga. Biarkan jejakmu lestari di dalam hati kami.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here