Semarak Merah Putih di Kebun Bunga: Alumni PPSP IKIP Ujungpandang DAJ Syukuri Kemerdekaan

0
167
- Advertisement -

PINISI.co.id- Sepekan setelah perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, semangat merah putih masih terasa di berbagai daerah. Salah satunya di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat. Di kebun bunga yang asri milik pasangan Rusman dan Puspa, suasana berbeda tampak begitu hidup. Para alumni IKB PPSP IKIP Ujungpandang wilayah DAJ yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya menggelar perayaan sederhana namun penuh keceriaan, Minggu (24/8).

Meski usia para peserta rata-rata sudah memasuki lansia dan paruh baya, semangat nasionalisme tidak surut sedikit pun. Lokasi yang teduh disulap menjadi arena lomba yang dipenuhi dekorasi merah putih. Para peserta pun tampil kompak mengenakan busana bernuansa serupa, menambah meriah suasana.

Ketua DAJ, Ikhsan Gaffar, menjelaskan bahwa perlombaan dirancang agar tetap ringan dan tidak memberatkan peserta. “Kami ingin semua bisa ikut menikmati suasana kemerdekaan,” ujarnya.

Salah satu sesi lomba.

Berbagai lomba tradisional seperti makan kerupuk, baris-berbaris dengan mata tertutup, balap bola di atas sendok, hingga permainan sarung balon sukses mengundang gelak tawa. Meskipun lomba sederhana, energi yang terkuras terasa sepadan dengan kebahagiaan yang tercipta.

Dalam lomba sarung balon misalnya, tampak ada yang tersengal-sengal, dan tak kurang ada pula yang tertatih-tatih langkahnya untuk memastikan presisi tapakan kakinya dalam permainan baris berbaris. Rupanya koordinasi antara otak langkah kaki tidak sinkron.

“Faktor usia,” celetuk salah seorang penonton seraya terkekeh.

Tidak hanya para alumni, anak cucu mereka pun ikut memeriahkan acara. Sorak-sorai penonton menambah keseruan, terutama ketika melihat opa dan oma beradu ketangkasan dengan semangat yang tak kalah dari masa muda. Kebersamaan ini menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan dapat dirayakan dengan hikmat tetapi tetap bermakna.

Beberapa alumni memilih duduk santai di bawah rindangnya pepohonan, menikmati semilir angin sambil berbincang akrab. Obrolan ringan pun berkembang menjadi diskusi hangat tentang gosip politik terkini.

Namun, di sela candaan itu, terselip pula pembahasan yang lebih mendalam: makna kemerdekaan yang telah menginjak usia 80 tahun. Beberapa di antara mereka mengungkapkan rasa prihatin, bahwa nikmat kemerdekaan seakan masih lebih banyak dirasakan oleh segelintir kalangan. “Kita sudah merdeka delapan dekade, tapi apakah keadilan dan kesejahteraan sudah merata?” ketus seorang senior.

Percakapan ini mencerminkan kesadaran bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang seremoni dan lomba, tetapi juga tentang tanggung jawab bersama agar nilai-nilai kemerdekaan benar-benar dirasakan oleh semua. (Lif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here