Seminar Kesehatan Hari Kemerdekaan: Gizi sebagai Hak Asasi untuk Remaja, Ibu Hamil, dan Lansia

0
44
- Advertisement -

PINISI.co.id- Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, Himpunan Fasyankes Dokter Indonesia (HIFDI) bersama Klinik Budhi Pratama, Yayasan Gema Sadar Gizi, Literasi Sehat Indonesia (Lisan), EMT, dan Pinisi.co.id menggelar Seminar Kesehatan Nasional bertema “Hak Pangan sebagai Hak Asasi: Pemenuhan Gizi pada Remaja, Ibu Hamil, dan Lansia”.

Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui Zoom ini dipandu oleh Fathur Rahman, S.Tr.A.K. (Klinik Budhi Pratama) dan dibuka oleh Ketua Pengurus Pusat HIFDI, dr. Zaenal Abidin, S.H., M.H. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya regulasi khusus—bahkan Undang-Undang Gizi—untuk memastikan terpenuhinya gizi remaja, ibu hamil, dan lansia. “Remaja dan ibu hamil adalah penentu lahirnya generasi berkualitas, sementara lansia harus diperhatikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka, jumlahnya yang kian meningkat, dan menurunnya kemandirian,” ujarnya.

Data BPS (2024) menunjukkan jumlah lansia di Indonesia telah mencapai 12% dengan rasio ketergantungan 17,76%. Pada 2045, populasi lansia diproyeksikan mencapai 65,82 juta jiwa atau 20,31% dari total penduduk (BPS, 2023).

Materi utama disampaikan pakar gizi klinis dr. Tirta Prawita Sari, Sp.GK, M.Sc., yang menyoroti kompleksitas masalah gizi di Indonesia, mulai dari faktor ekonomi, sanitasi, pendidikan, hingga perilaku masyarakat. Ia menekankan perlunya intervensi tepat sasaran, edukasi gizi, dan peran aktif pemerintah untuk menjamin pangan sehat, aman, dan terjangkau.

Dari perspektif perlindungan anak, Wakil Ketua KPAI, Dr. Jasra Putra, S.Fil., M.Pd., menegaskan bahwa pemenuhan gizi merupakan bagian dari hak tumbuh kembang anak yang wajib dipenuhi negara. Sementara itu, German E. Anggent, M. Comm. Dev., Direktur Lembaga Analis Kebijakan Publik dan Perlindungan Sosial (Elkape), menekankan bahwa pangan bergizi harus dipandang sebagai hak asasi fundamental yang tidak boleh ditawar.

Sebagai penutup, dr. Putro S. Muhamad menekankan bahwa masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas gizi generasi mudanya. “Generasi sehat dan cerdas hanya lahir dari pemenuhan gizi yang optimal sejak dini,” ujarnya.

Seminar yang juga menghadirkan sesi diskusi interaktif ini diharapkan dapat memperkuat komitmen pemerintah, tenaga kesehatan, akademisi, dan masyarakat dalam mengawal pemenuhan hak pangan bergizi sebagai bagian dari hak asasi manusia. (Lip)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here