Seratus Tokoh yang Mengubah Indonesia di Abad Ke-20

0
793
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

APA yang istimewa …

Buku ini terbit pada 2005 yang terbeli di tahun itu juga dan baru bisa terbaca tuntas di tahun 2022, setelah 17 tahun tersimpan.

Diterbitkan ole penerbit Narasi  Yogyakarta, penyusunnya Floriberta Aning S dan Bernard Siagian, berisi 288 halaman.

Buku seperti ini sulit dibayangkan dapat ditulis dan diterbitkan di era kekuasaan Pemerintahan Orde Lama Presiden Soekarno dan Orde Baru Presiden Soeharto.

- Advertisement -

Dalam pengantarnya menggambarkan bahwa abad 20 bagi Indonesia merupakan abad bersejarah, Indonesia mencapai kemerdekaannya  setelah tiga setengah abad terjajah oleh bangsa asing.

Selain Proklamasi Kemerdekaan 17   Agustus 1945, banyak peristiwa bersejarah yang terjadi dalam abad 20 ini. Misalnya terbentuknya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Pergerakan ini menandai pergeseran pola perjuangan anti-kolonialisme dari gerakan bersenjata menuju perjuangan pemikiran dalam berorganisasi.

Kemudian lahir Soempah Pemoeda  tanggal 28 Oktober 1928, sebagai tonggak sejarah adanya kesadaran untuk bersatu dalam perjuangan  merebut kemerdekaan.

Perginya Belanda dan datangnya Jepang tahun 1942.

Lalu perang Kemerdekaan 1945 – 1948, pembunuhan sejumlah Jenderal Angkatan Darat pada waktu subuh 1 Oktober 1965 yang dikenal dengan Gerakan 30 September PKI ( Partai Komunis Indonesia ).

Kemudian reaksi dari itu terjadi pembantaian kaum Komunis hingga terjadi people power/ gerakan rakyat yang memaksa rezim 0rde Baru meletakkan kekuasaan pemerintahannya pada 1998.

Sejarah membuktikan bahwa pergolakan untuk melawan penjajahan merupakan sesuatu yang berproses dari atas ke bawah (top down).

Mereka mereka itu pribumi kaum bangsawan dan terpelajar yang mempelopori pergerakan, kemudian muncul dari kalangan rakyat bawah.

Buku ini rangkuman riwayat sejumlah tokoh yang berpengaruh di abad ke duapuluh. Mereka bisa merupakan tokoh pratagonis dan antagonis.

Mereka bisa saja dari dari seorang pahlawan pemesatu bangsa, bisa dari tokoh gerakan separatis, tokoh politik, tokoh seni budaya dan bisnis.

Mereka telah berbuat dan memberi pengaruh bagi bangsa dalam kurun waktu yang lama, lebih lama dibandingkan dengan kehidupan mereka sendiri.

Keteladanan Bagi Generasi

BEBERAPA hal dari nilai ketaladanan itu seperti totalitas dalam perjuangan bergerilya dari Jenderal Sudirman, idealisme dan semangat perubahan yang ada pada diri Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa angkatan 66 dan Chairil Anwar, penyair dan pelopor sastrawan angkatan 45.

Ketekunan dan konsistensi dari HB Jassin, kritikus sastra dan pelopor dokumentasi sastra Indonesia.

Bahkan juga ditampilkan mereka yang tidak mendapatkan tempat dalam sejarah bangsa seperti tokoh pemberontak Abdul Qahhar Mudzakar, Daud Beureuh, Kartosoewirjo, Muso, DN Aidit dan Tan Malaka.

Tokoh-tokoh dalam buku itu memiliki peran dalam sejarah di negeri ini.
Jiwa jiwa besar seperti Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, Gajah Mada, Pattimura dan banyak yang lain yang kiprahnya sebelum abad ke duapuluh belum tercantum dalam buku itu.

Kesatuan Bangsa Indonesia

MEMBACA proses sejarah lahirnya bangsa ini dari seratus tokoh dalam buku itu, kita berkeyakinan bahwa bangsa yang besar dan multikultural ini memiliki waris sumberdaya manusia pemimpin bangsa yang pontensial dari manapun identitas etnisnya.

Di buku itu ada enam SDM dari Indonesia Timur /Sulawesi Bali dan enambelas dari Indonedia Barat/ Sumatera.

Di masa itu ada sebutan tiga serangkai yang menjalankan pemerintahan yang masih muda dengan menyandang predikat Triumvirat Bung : Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Sjahrir. Ketiganya disebut sebagai The Founding Father.

Saat ini tentu tidak diharapkan ada lagi mucul sentimen etnis  sentris, intoleransi, dikotomi antara sipil, prfesional dan militer.

Semua warga negara memiliki kesamaan hak dan keseteraan untuk menjadi pemimpin sejauh ia memiliki kemampuan dan dukungan.

Legolego Ciliwung 15 Desember 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here