Hikmah Abdul Hamid Husain
Yang punya hajat, keinginan, rencana meski pun keinginan itu sepintas tidak masuk akal menurut akal manusia biasa,
atau, orang yang punya kesulitan berat, segeralah datang ke pojok suci itu atau disekitar nya.
Pojok suci itu, adanya di masjid, bernama mihrab.
Kata mihrab diambil dari kata ; Al Harbu, Al Mihraab:
الحرب … المحراب
Al-Harbu, bermakna “perang”.
Al Mihraab; artinya tempat memerangi perangai setan dan hawa nafsu.
Mihrab juga diartikan sebagai bagian dari masjid, pojok untuk menempa Manusia agar mampu menaklukkan hawa nafsu yang ammaarah bissuu’, dan menghindarkan diri dari hanya sibuk urusan duniawi saja.
Dalam Al-Qur’an, kata
محراب
“Mihrab” disebut sebanyak 4 kali dalam bentuk tunggal, singular, dan 1 kali dalam bentuk jamak, plural:
محاريب
“Mahaariib”
Berikut, adalah ayat-ayat yang menyebut kata mihrab bentuk kata tunggal:
1. Surah Aali Imraan, Surah ke 3, ayat 37, halaman 54:
فَتَقَبَّلَها رَبُّها بِقَبُولٍ حَسَنٍ
وَ أَنْبَتَها نَباتاً حَسَناً وَ كَفَّلَها زَكَرِيَّا كُلَّما دَخَلَ عَلَيْها زَكَرِيَّا الْمِحْرابَ وَجَدَ عِنْدَها رِزْقاً قالَ يا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هذا قالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشاءُ بِغَيْرِ حِسابٍ
“Lalu Tuhannya menerimanya sebagai nazar dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allaah menjadikan Zakaria pemeliharanya.
Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati makanan di sisinya.
Zakaria berkata,
“Wahai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?”
Maryam menjawab; “Makanan itu berasal dari Allaah.
Sungguh, Allaah Memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan.”
2. Surah Aali Imraan, Surah ke 3, ayat 39, halaman 55;
فَنادَتْهُ الْمَلائِكَةُ وَ هُوَ قائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرابِ أَنَّ اللهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيى مُصَدِّقاً بِكَلِمَةٍ مِنَ اللهِ وَ سَيِّداً
وَ حَصُوراً وَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحينَ
“Kemudian Malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang Zakaria tengah berdiri melakukan Shalat di Mihrab, seraya berkata; “Sungguh Allaah Memberi berita gembira kepadamu dengan kelahiran seorang putra bernama Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari Allaah, menjadi panutan, menahan diri dari hawa nafsu, dan seorang Nabi yang termasuk keturunan orang-orang saleh.”
3. Surah Maryam, Surah ke 29, ayat 11, halaman 305:
فَخَرَجَ عَلى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرابِ فَأَوْحى إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَ عَشِيًّا.
“Maka ia keluar dari Mihrab menuju kaumnya, lalu ia berkata kepada mereka dengan memberi isyarat, “Demi mensyukuri ni’mat ini hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.”
4. Surah Shaad, surah ke 38, ayat 21, halaman 454:
وَ هَلْ أَتاكَ نَبَأُ الْخَصْمِ إِذْ تَسَوَّرُوا الْمِحْرابَ
“Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat Mihrab Daud?”
Ke empat ayat di atas menggunakan kata Mihrab sebagai tempat beribadah. Sebagaimana dalam konteks Nabi Zakaria, Sayyidah Maryam dan Nabi Daud.
5. Adapun dalam bentuk jamak, plural, termuat dalam Surah Saba’, surah ke 34, ayat 13, halaman 429:
يَعْمَلُونَ لَهُ ما يَشاءُ مِنْ مَحاريبَ وَ تَماثيلَ وَ جِفانٍ كَالْجَوابِ وَ قُدُورٍ راسِياتٍ اعْمَلُوا آلَ داوُدَ شُكْراً وَ قَليلٌ مِنْ عِبادِيَ الشَّكُورُ
Artinya:
“Para Jin itu membuatkan untuk Sulaiman gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring besar seperti kolam, dan periuk yang tetap berada di atas tungku yang ia kehendaki. Bekerjalah, wahai keluarga Daud, untuk bersyukur kepada Allaah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.”
Catatan
1. Kata Mihrab disebut lima kali dalam Al Quran. Ini menunjukkan betapa pentingnya fungsi Mihrab, sebagai tempat suci untuk berdoa, berdzikir, beristighfar dan beribadah.
Tersebut empat kali dalam bentuk tunggal dan satu bentuk Jamak.
Masing-masing kata Mihrab disebut dalam Al Quran surah:
– Aali Imran ayat 37
– Aali Imran ayat 39,
– Maryam ayat 11,
– Shaad ayat 21, dan
– Saba ayat 13.
2. Di dalam masjid Nabawi di Madinah saat ini, ada enam Mihrab, yaitu:
a. Mihrab Rasuulullaah SAW yang terletak di bagian Raudah.
b. Mihrab Utsmani,
c. Mihrab Sulaimani,
d. Mihrab Tahajjud,
e. Mihrab Faatimah,
g. Mihrab Taraawih.
3. Bagian terpenting di masjid adalah “MIHRAB”. Wajib kita utamakan kebersihan, kesucian dan keindahannya.
Mihrab, adalah pojok utama setiap Masjid. Maka kita semua, terutama para pengurus masjid, wajib memelihara kebersihan, mempercantik dan mengutamakannya secara khusus.
4. Selain tempat Imam mempimpin Shalat dan khatib berkhutbah.
Mihrab juga adalah TEMPAT BERDOA yang mustajab.
5. Jika punya keinginan, bahkan keinginan yang menurut logika umum tidaklah mungkin, usahakanlah BERDOA di sekitar MIHRAB, yaitu di sekitar tempat Imam dan Mimbar Khutbah.
Maka usahakan DUDUK di Saff terdepan.
6. Dalam Al Quran dikisahkan tentang terwujudnya hal hal yang mustahil, hal hal yang meski tidak masuk akal manusia, namun karena terus berdoa dan berdoa di MIHRAB, maka Allaah Mengabulkan permintaan para Nabi yang berdoa di MIHRAB.
7. Sungguh berbahagialah mereka yang rajin datang lebih dahulu ke masjid, lalu duduk di sisi terdepan, terdekat dengan MIHRAB, atau sekitar MIMBAR Khutbah.
8. Karena kemuliaan MIHRAB, hingga kini MIHRAB nya Rasulullah SAW di Masjid Nabawi, terus di pertahankan, meski jika Shalat berjamaah posisinya berada agak di belakang, karena perluasan Masjid, walaupun sudah ada MIHRAB atau mimbar baru di depan.
9. Berinfaklah untuk memperindah MIHRAB. Akan menjadi AMAL JARIAH yang pahalanya terus MENGALIR meskipun kita sudah meninggal.
10. Kita semua dan jamaah, melalui pengurus masjid, bertanggung jawab atas keindahan dan kebersihan MIHRAB atau daerah sekitar MIMBAR.
Berinfaklah untuk kebersihan, keindahan dan kecantikan MIHRAB.
11. Oleh pengurus masjid, ada yang memberi tanda pembatas area Mihrab. Mereka membuat papan memanjang yang sekaligus digunakan untuk sandaran saat duduk duduk santai beri’tikaf, membaca Al Quran dan berdzikir. Biasanya papan sandaran yang tingginya sepunggung duduk ini dibuat di Saff pertama atau kedua.
12. MIHRAB jangan dijadikan gudang, tumpukan barang atau tempat penyimpanan barang barang bekas Masjid.
13. Jika MIHRAB diberi karpet, berilah karpet yang terbaik melebihi yang lain. Hiasilah dengan kaligrafi yang terindah.
14. Perempuan tidak dianjurkan ke Mihrab jika akan menimbulkan sumber gossip atau fitnah.Meskipun dahulunya Bunda Maryam punya kisah terkait dengan Mihrab.
Terkecuali, saat di masjid ada acara Ta’lim khusus ibu ibu, di mana saat itu tidak ada jamaah laki laki, silahkan.
15. Salah satu doa penting yang dibaca di Mihrab, adalah doa dari Al Quran, memohon kebahagiaan Rumah Tangga dan keluarga:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
“Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yunin waj’alnaa lil muttaqiinaa imamaa”.
“Yaa Allaah, Tuhan kami, jadikanlah dari pasangan hidup kami dan dari anak, cucu dan keturunan kami; orang-orang yang membahagiakan, menyenangkan jika dipandang. Dan Jadikanlah kami dan anak anak keturunan kami suri teladan dan panutan bagi orang-orang yang Taqwa”. (QS Al Furqaan, surah ke 25, ayat 74, halaman 366).
Penutup:
Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Penulis, alumni Ummul Qura University, Makkah dan King Abdulaziz University, Jeddah.