Kolom Fiam Mustamin
Pertama berjumpa Prof. Dr. Syahrul Yasin Limpo, saat Beddu Amang, Ketua Umum KKSS menjamu Anggota DPR RI Fraksi Golkar utusan dari Sulawesi Selatan.
Saat itu beliau Sekretaris Golkar Sulsel dan menjabat sebagai Humas Kantor Gubernur Sulsel. Pertemuan itu diadakan di Saripan Hotel Jakarta tahun 1990-an.
Semua Anggota DPR RI utusan daerah menjadi Anggota Dewan Penasehat KKSS.
Pertemuan berikutnya, mengantarkan buku tesis Andi Mustari Pide, Otononi Daerah ke kantor Bupati Gowa yang satu kawasan dengan tempat tinggal saya di Komplek Kodam Pandang Pandang Sugguminasa Gowa.
Beliau adalah salah satu murid perguruan yang dipimpin oleh Kak Mus (Mustari Pide).
Seterusnya bertemu saat beliau menemui Alwi Hamu, senior wartawan dan pendiri Fajar Grup dan Ketum Institut Lembang Sembilan.
Dari semua forum pertemuan itu, saya menyimak gagasan inovasinya sebagai pejabat publik dan orasinya di mimbar komunitas paguyuban KKSS khususnya.
Beliau dengan KKSS memiliki hubungan historis dan emosional yang tak terpisahkan hingga kini. Saat Gubernur Sulawesi Selatan dua periode, ia selalu menjamu peserta PSBM dengan taksim dan penuh penghormatan. Sering membuat acara-acara spesial pemerintahan menyertakan fungsionaris KKSS di Ibu Kota.
Tak kurang jamuan istimewanya saat buka bersama dengan warga KKSS Jabodetabek di anjungan TMII atau di kantor perwakilan pemerintah provinsi di kawasan Menteng. Beliau sengaja mengajak anggota DPR dari Sulawesi Selatan untuk bersilaturahmi dengan warga KKSS. Demikian pula acara-acara KKSS di Jakarta beliau sering hadir memberi harapan dan optimisme.
Tak cukup di situ, beliau juga meluangkan waktu hadir dalam sejumlah gelaran KKSS wilayah dan daerah seperti Jawa Tengah, Jakarta Utara, hingga sejumlah wilayah di Kalimantan. Terakhir beliau mengajak para milenial KKSS untuk menggeluti sektor pertanian dalam PSBM XXII di Makassar 13-15 Mei 2022.
Kita patut mengapresiasi beliau selama menjadi Menteri Pertanian, tanpa pernah mengimpor beras selama periode berjalan. Saat pandemi mendera dua tahun lamanya, hanya sektor pertanian yang tumbuh positif.
Saya juga membaca gagasan pemikirannya dari buku yang ditulisnya.
Saya mengatakan bahwa sosok ini memiliki obsesi dan cita-cita dalam kepemimpinannya. Seorang kader bangsa yang siap mengabdi. Diperkuat dengan trah abbatireng genetis turunannya, demikian pula alempureng/kejujuran, amaccang/ kearifan/ kapabilitas dan kewaranian/ketegasan melakukan yang diyakini kebenarannya.
Menapak karir dari anak tangga bawah mulai camat, bupati, wakil gubernur, gubernur hingga menteri adalah proses pematangan kepemimpinan yang dilewati dengan berbagai ujian. Tapak demi tapak ia jejaki menuju pencapaian-pencapaian yang bakal dicatat oleh sejarah.
Karena itu, kita senantiasa panjatkan doa agar Sang Komandan selalu amanah dan selamat dalam meniti bara politik yang tak terduga dan sering penuh jebakan.