Tanri Abeng : Berpulangnya Seorang Guru Besar Tauladan Bangsa

0
388
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

Inna lillahi wa Inna ilaihi rajiun…
telah berpulang ke rahmatullah / lesuni ripammasena puanNge Dr. Tanri Abeng, MBA bin Palehe ( Minggu 23 Juni 2024 dalam usia 83 tahun ). Almarhum lahir di Selayar/Tana Doang, 7 Juni 1942.

Saya mengenalnya selama 54 tahun dari tiga fase masa di Makassar, Paguyuban Kekerabatan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan dan Institut Lembang Sembilan di Jakarta.)

Makassar Awal 1970 an

Mahmuddin, sahabat sekelas saya di SMA Kristen Batu Putih Makassar yang sering mengajak saya ke rumahnya di jalan Emy Saelan. Rumah itu milik suami istri terpelajar ayahanda Rusdy Akib dan bunda Darsiah Masserang.

- Advertisement -

Ayahanda Rusdy dikenal sebagai tokoh HMI dan senior pembina Perserikatan Persatuan Sepak Bola Makassar/ PSM. Bunda Darsiah — disapa dengan Chia alumnus Pertukaran Pelajar Indonesia dan Amerika Serikat/American Field Service ( AFS ) tahun 1961-1962.

Saya di rumah ayahanda dan bunda yang baik hati ini diperlakukan sebagai anak krabat keluarga.

Dari situ saya menemukan pertemuan tokoh-tokoh masyarakat dan seringkali mendengarkan cerita tentang bagaimana kedekatan hubungan orangtua itu dengan Tanri Abeng. Tentang kesederhanaan dan keprihatinannya hingga Tanri ke Amerika mendapatkan kepercayaan menjadi anak angkat dari orangtua di Amerika.

Di awal tahun 1970 itu, saya menemukan pakaian Tanri Abeng yang disucikan di rumah jalan Emy Saelan bila almarhum ke Makassar.

Saat itu saya sudah di kelas dua ilmu pasti alam dan mendapatkan kepercayaan sebagai pengantar surat kabar The Jakarta Times yang diageni orangtua yang pelanggannya para elit relasi dan orang asing yang bermukim di Makassar.

Pengalaman itu sungguh berarti dan membatin dalam kehidupan saya yang dapat mengenal tokoh elit Makassar, paling tidak mengenal nama dan pernah berjumpa dengan orangnya.

Begitupun dengan Sosok Tanri Abeng yang telah terbentuk dalam memori batin saya, semoga suatu waktu kelak dapat dipertemukan dengan beliau.

KKSS Tahun 1980-an

DI AWAL tahun 1980, saya di Jakarta dan bergabung di paguyuban KKSS sebagai anggota pengurus Departemen Seni Budaya bersama Andi WeTenrisau Sappada, Abdul Muin Ahmad dan Luther Barrung.

Saat itu saya bisa bertemu dengan Tanri Abeng yang posisinya sebagai Anggota Dewan Penasehat dari Kepemimpinan Ketua Umum Letkol Polisi Andi Oddek dan Sekjen Ahmad Pawennei.

Kemudian di periode Ketua Umum Beddu Amang tiga masa jabatan lebih sering bertemu dengan posisi sebagai Sekretaris Pelaksana / Kepala Kantor Sekretariat.

Saya bertemu tidak saja sebatas sebagai pengurus setelah saya memperkenalkan diri sebagai anak angkat darti bunda Darsiah.

Saya kemudian aktif mengurus buka puasa ramadhan di kediaman bersama warga KKSS dan kolega Tanri Abeng seperti Sofyan Djalil dan Ishadi dengan penceramah tetap Roeslan Abdul Gani, besan Andi Baso Amier.

Hal lain yang mengesankan dengan perhatian almarhum dengan pendidikan pendirian Sekolah Menengah Atas / SMU unggul di Malino dengan Yayasan Pendidikan Latimojong dan Yayasan Pembangunan Sulsel.

Saya juga dilibatkan dalam pernikahan dua puteranya yaitu Emil dan Edwin. Kedua resepsi perkawinan itu tergolong perkawinan adat Bugis Akbar diantara Emir Baramuli dan Andi Suriaman Mustari Pide di Sao Mario Batubatu Soppeng.

Mensyiarkan Sastra Klasik I Lagaligo / Memory Of The World Di Pentas Dunia

TANRI Abeng tidak saja dikenal dengan wawasan profesionalnya di bidang manajemen, tetapi juga dengan kepekaan intuisinya di bidang kebudayaan yang dapat merespon sebuah nilai peradaban klasik sekaliber I Lagaligo.

Pada suatu saat saya menerima satu tim tamu yang datang ke Sekretariat KKSS menyampaikan keinginannya untuk mengangkat epos I Lagaligo di pentas dunia. Dari sekian nama yang disebutkan untuk di hubungi, saya menyebutkan sati nama yaitu Tanri Abeng dengan pertimbangan tertentu. Lalu saya membuatkan surat pengantar untuk menemuinya.

Kemudian terbentuklah tim produksi itu dan tampil di 8 pentas dunia dari 2004 sampai dengan 2008. Tahun 2006 pentas di Taman Mini, 2011 pentas open air di Rotterdam Makassar dan di 2019 pentas di Ciputra Artprenrur Jakarta.

Inspirator Institut Lembang Sembilan

EMPAT nama dari pendiri Institut Lembang Sembilan yaitu Alwi Hamu,Tanri Abeng, Muh Abduh dan Aksa Mahmud adalah sahabat sepergerakan Jusuf Kalla.

Di tim inilah dilahirkan gagasan pemikiran untuk menampilkan Jusuf Kalla di panggung kepemimpinan nasional mulai dari Konvensi Capres Golkar hingga empat kali Pilpres ( 2004, 2009, 2014 dan 2019).

Saya terus mengikuti pergerakan pemikiran dan tindakannya dan menyimpulkan bahwa saya menemukan sosok Guru Besar Tauladan Bangsa seperti yang ditulis dan disematkan oleh Fachry Ali : Pelajaran Bagi Bangsa, 50 Tahun Kinerja Profesional Tanri Abeng, 2018.

Buku itu adalah legasi abadi Tanri Abeng yang selalu dirindukan untuk dibaca. Tanri Abeng anak Selayar Tana Doang yang dirahmati terbang menggapai bintang, menggenggam cahaya penerang bumi semesta.

Daeng Tanri Abeng, selamat jalan dan damai disisiNya, aamiin.

Legolego Ciliwung 24 Juni 2024

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here