Kolom Fiam Mustamin
HAKIKATNYA manusia itu tidak mati/ meninggal, hanya transit berganti ke alam barzaah menunggu kebangkitan di yaumil qiamat, akhhirat
Apa yang abadi yang menyertai arwah di alam kuburnya ?
Amalan jariyah selama hidupnya yang memberi kebajikan dan kemanfaatan bagi sesama di lingkungan hidupnya. Lalu doa dari orang-orang sekitarnya yang mendapatkan kebajikaan almarhum terkhusus dari anak-anak dan kerabat biologisnya.
Hal inilah yang dipertegas oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., Imam Besar Mesjid Istiqlal Jakarta pada Tausyiah Tahlilan 40 hari wafatnya Prof Dr.H. Salim Haji Said, M.A. MIAI yang diselenggarakan pada 26 Juni 2024 di kediaman Perumahan Wartawan Cipinang Muara Jakarta Timur.
Kesaksian di Makassar dan Jakarta
AWAL tahun 1970 an saya di rumah Bunda Darsiah Akib Jalan Emy Saelan Makassar.
Bunda Chia/Darsiah sering bertutur tentang Tanri Abeng, putra dari Pulau Selayar anak yatim yang kehidupannya prihatin dan bersamanya mendapatkan beasiswa pertukaran siswa belajar di Amerika Serikat pada 1961/1962.
Entah mengapa bunda Chia suka menasehati saya dan menjadikan patron/ panutan sosok Tanri Abeng yang saat itu sudah sangat populer di perusahaan asing yang dikelolanya, Union Carbide.
Bunda Chia selalu menasehati dan memperlakukan saya sebagai keluarga dengan latar belakang anak yatim dari kampung.
Tutur bunda itu telah terekam dalam memori batin, bedoa semoga hamba dapat berjumpa dengan sosok yang inspiratif itu.
Pertengahan tahun 1980 an, saya di kepengurusan paguyuban KKSS Jakarta yang dilibatkan sebagai anggota pengurus Departemen Seni dan Budaya bersama Luther Barrung, Abdul Muin Ahmad dan Andi We Tenrisau Sapada.
Dari situlah mulai ada sentuhan dapat menyaksikan langsung sosok yang dibanggakan orang Sulawesi Selatan dalam rapat rapat dewan pengurus KKSS.
DI kepengurusan berikutnya terpilih Beddu Amang jadi Ketua Umum dan Ahmad Pawennei jadi Sekretaris Jenderal.
Hasbullah Ismail Dokter Hewan IPB dari IKAMI Sulsel menjadi Sekretaris Esekutif. Menjelang Mubes KKSS berikutnya tahun 1991 di Cisarua,
Hasbullah mengundurkan diri untuk fokus sebagai karyawan Bulog. Saat itu saya baru menikah di kampung dan sedang keliling mengunjungi keluarga di Palu dan sekitarnya. Datang berita dari Hasbullah untuk segera ke Jakarta menemui Pak Beddu Amang.
Seketika itu juga saya segera ke Jakarta sendirian untuk menyongsong peluang, isteri menyusul setelah ada kepastian.
Beberapa saat menjelang Mubes untuk periode kedua Beddu Amang, saya intensif dengan sepenuh waktu mengurus KKSS sebagai paguyuban kekerabatan yang menjunjung nilai-nilai keadaban ( sipangadereng dan sipanggadakkang ).
Monumen Tanri Abeng dengan KKSS/ Sulsel
SELAMA satu dekade kepengurusan di KKSS, saya mencatat ada tiga legasi yang dipersembahkan oleh Tanri Abeng kepada negeri dan kampung halamannya yaitu:
Satu, dengan Yayasan Pendidikan Latimojog mengembangkan SMU unggulan dengan segala perlengkapannya di Malino dan memberikan beasiswa bagi yang berprestasi ke mancanegara.
Dua, dengan Yayasan Pembangunan Sulsel mengembangkan reklamasi Tanjung Bunga dengan kegiatan bisnisnya di kawasan itu.
Tiga, mendukung syiar I Lagaligo sastera klasik dunia/ memory of the word pentas di beberapa panggung dunia dan mengfotocopikan naskah warisan dunia sebagai referensi pustaka di dalam negeri. Diwujudkan pada periode kepengurusan Ketua Umum, Mohammad Taha.
Kemudian monumen keempatnya dengan terbangunnya Tanri Abeng University/ TAU.
Kampus legasi peradaban Tanri Abeng itu yang dirinya sendiri menjadi aktor pelakon yang menulis naskah gagasannya serta menyutradarai perwujudannya.
Tanri Abeng hadir dihapan kita dengan legasi yang terlisankan, terdengarkan, terasakan dan terabadikan hingga akhir zaman.
Harapannya, semoga kampus TAU ini sejatinya menjadi tabblik yang menyuarakan peradaban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, aamiin
Daeng Tanri, we love you and you are the only one for us …
Legolego Ciliwung 1 Juli 2024.
