Tiga Generasi Alumni Asrama Anoa Indonesia Timur di Penangbistro Kota Casablanca

0
681
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

APA yang terasa dan siapa siapakah mereka tiga generasi usia kakek yang tetap gaul penampilannya.

Pertama mendapat info dari Lippo/Alif bahwa hari Selasa 16 Agustus 2022 ada undangan reuni temu kangen alumni  Asrama Mahasiswa Anoa.

Yang mengundang senior Dhani Amry yang 1978 merantau ke negeri Kanguru Australia sebagi karyawan Garuda.

Sejak itu ia bermukim tetap di kota Sidney berjodoh disana punya dua orang anak sampai saat ini.

- Advertisement -

Negeri itu sesungguhnya adalah kampung lelehur orang Bugis Makassar yang berlayar pada tahun 1700 -an mencari teripang kemudian menetap dan kawin-mawin dengan suku asli Aborgin.

Kehadiran di Asrama di periode itu melalui jalur rekomendari penghuni atau eks penghuni yang dihubungkan dengan kepala asrama Amir Phada.

Saya sendiri direkomendir oleh kakak senior  Andi Odding yang beristrikan orang Bali dengan dua orang putera. Generasi kedua 47 tahun silam. Seangkatan dengan itu adalah Abd Azis Hakim, Husni Husain, Azis Rauf dan Amir Sanda.

Azis Hakim pernah 5 tahun bermukim di Philadelphia, AS, sebelumnya Husni Husain di Konsulat Jenderal RI New York yang lama jadi awak kapal pesiar.

Sementara Azis Rauf, sekampung saya dari Soppeng  mendapat beasiswa melanjutkan studinya dari ITB ke Mocow di tahun pecahnya Gerakan  Pemberontakan PKI 30 September 1965.

Sempat bekerja di Belanda sebelum balik ke tanah air yang saat ini bermukim di Surabaya.

Abd Salam, generasi awal tahun 1963 di Anoa, yang begitu dramatis perjalanannya, sebuah cerita tersendiri. Beliau ini senior guru karate dan saya salah satu muridnya.

Generasi ketiga di tahun 1980 an ini antaranya : Syamsul Bachri, Arifin Said, Mursalm, Wahab, Bahtiar Betti, Bahtiar Phada, Salinri, Thamrin Dumpa, Kuruseng, Tirowali, Alif we Onggang, Derek Manangka, Freddy Merentek, Rony, Broneng dan saya sendiri.

Di era ini bisa dikatakan, era pergerakan  yang dimotori oleh anak-anak penghuni yang sedang kuliah, terutama dari Syamsul Bachri dan kawan-kawan.

Saya sendiri sering kumpul untuk diskusi teman-teman sepergerakan dari wartawan, seniman, praktisi film.

Yang sering datang adalah Soeparwan Gayung Prakesit, Syamsuddin Chaesy, Marjoko, Norman Sophan, Ferdinan, Eka, Sultan Saladin dan Roy Marten.

Di masa itu, masa muda yang sedang sedangnya jalan penjelajahan pencarian jati diri.

Di asrama itu, diselenggarakan acara tarwih
bersama disertai tausyiah ramadhan, latihan karate, peringatan pengorbanan 40.000 jiwa rakyat Sulawesi Selatan dalam mempertahankan Kemerdekaan yang penceramahnya Manai Sophiaan.

Di asrama itu pula di deklarasikan Perhimpunan Pemuda Indotim dari 11 tokoh pemuda asal Indonesia Timur termasuk Timor Timur yang isunya mengkritisi kesenjangan pembangunan, Indonesia Timur tertinggal 20 tahun dari Indonesia Barat.

Legasi Komunitas Anoa

MENGAPA itu diperlukan?

Diharapkan komunias Anoa ini menjadi salah satu tonggak bersejarah.

Asrama Anoa dibangun oleh putra-putra terbaik bangsa dari KTI untuk pencerdasan generasi yang diresmikan Presiden Soekarno tahun 1956.

Menjadi ingatan catatan sejarah bagi generasi kepada perintis pendahulu: Manai Sophiaan, Arnold Baramuli, Mursalim Daeng Mamangun, Frans Seda,  Arnold Mononutu dan Amir Phada.

Monumen Anoa itu semestinya tetap ada, meskipun gedung asramanya sudah rata dengan tanah.

Bentuk lain dari itu bisa diciptakan dengan membangun sebuah foundation beasiswa kader SDM unggul KTI khususnya.

Sekian gubernur berhimpun dan  berkomitmen masing-masing dapat merealisasikan itu.

Barakallah fikum …

Legolego Ciliwung 17 Agustus 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here